I'll protect you

1.1K 76 26
                                    

Boruto memberhentikan mobilnya didepan apartemen milik Sarada. Diliriknya arloji ditangan kirinya. Pukul 06.30.
Masih terlalu pagi. Boruto langsung masuk dan menuju kekamar Sarada. Dibukanya pintu kamar bercat putih itu. Dilihatnya Sarada tengah menyisir rambut panjangnya. Boruto mengalihkan atensinya pada perut Sarada. Sedikit membesar karena Sarada memakai korset yang ia yakini pasti sesak. Boruto sebenarnya merasa kasihan pada Sarada terutama janin yang dikandungnya. Tapi mau bagaimana lagi?.

"Pagi"

"Eh!?"

Sarada menghentikan kegiatannya dan menoleh kearah Boruto yang tengah berjalan kearahnya.

"Sejak kapan kau datang, Bolt?"

"Baru saja"

Sarada hanya ber-oh ria dan kembali melanjutkan kegiatannya yang sempat tertunda. Pipi Sarada bersemu saat lengan kekar Boruto melingkar dipinggangnya. Dagu pemuda itu berada dibahu Sarada. Boruto menghirup aroma tubuh Sarada yang memabukkan. Tangannya mengusap-usap perut Sarada. Sarada merasa nyaman saat merasakan usapan lembut Boruto pada perutnya.

"Bolt, ayo kesekolah! Ini sudah siang!"

"Eh!? B-baiklah"

Sarada segera menyambar tasnya dan keluar kamar diikuti Boruto. Mereka segera masuk kedalam mobil dan berangkat kesekolah. Selama diperjalanan hanya ada keheningan diantara mereka. Sarada lebih memilih mengalihkan pandangannya pada jendela mobil dan Boruto fokus menyetir.

"Kau baik-baik saja, Salad? Wajahmu terlihat pucat"

"Ah, aku baik-baik saja! Hanya sedikit pusing"

"Kau sudah sarapan?"

Sarada hanya menggelengkan kepalanya. Boruto menghela napas dan memarkirkan mobilnya setelah memasuki halaman sekolah. Boruto segera turun dari mobil dan membukakan pintu mobil untuk Sarada. Sarada segera turun dan hendak berlari menuju kelas karena bel sebentar lagi akan berbunyi. Tapi tangannya segera dicekal oleh Boruto. Sarada hanya menatap heran kearah Boruto.

"Kenapa?"

"Jangan lari-lari, Salad.Aku tidak mau anakku gegar otak nanti!"

"Eh, hehe.. Gomen"

Boruto hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Sarada. Boruto menarik tubuh Sarada agar dekat dengannya. Mereka berjalan beriringan dengan bergandengan tangan. Sarada sebenarnya malu diperlakukan seperti ini ditambah banyak siswa yang menatap mereka. Boruto hanya masa bodo dengan mereka dan semakin merapatkan tubuh Sarada padanya. Mereka tak menyadari kalau ada satu siswa yang menatap nyalang kearah mereka.


**************

Sarada fokus membaca nofelnya tanpa mempedulikan ocehan Chocho yang terus mengintrogasinya tentang kejadian tadi pagi. Sarada hanya menghela napas jengah saat Chocho terus nyerocos tak karuan.

"Ini makanlah!"

Sarada mengalihkan atensinya pada seorang pria yang menyodorkan roti dan sekotak susu kearahnya. Sarada mengernyitkan dahinya bingung.

"Ini untukku, Bolt?"

"Hn, makanlah!"

Sarada hanya mengangguk dan memakan roti itu. Chocho hanya bingung dengan mereka berdua.

"Sejak kapan kalian pacaran?"

Sarada tersedak mendengar ucapan Chocho. Boruto segera menyodorkan susu kotak kearah Sarada. Sarada segera meminum susu tersebut dengan rakus. Rona merah perlahan menyebar dipipinya.

Wrong [Borusara fanfiction//on Going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang