Sarada terus mondar-mandir didalam kamarnya. Keringat dingin membanjiri dahinya padahal ia baru selesai mandi. Raut cemas tergambar jelas diwajahnya. Ini sudah memasuki bulan kedua saat kejadian malam itu. Namun ia belum kedatangan 'tamu bulanannya'. Ia khawatir kalau hal yang ia takutkan akan terjadi. Sejak dua hari yang lalu, ia merasa tak enak badan dan sering mual.
Sarada memutuskan untuk bolos sekolah hari ini. Ia akan melakukan pengetesan agar ia tahu kalau dirinya sedang hamil atau hanya masuk angin. Segera ia memakai pakaian santainya dan bergegas menuju apotik untuk membeli tespex. Petugas apotik tampak terkejut saat Sarada menyerahkan tespex itu untuk dibayar.
"Cepatlah!"
Sarada mendesis saat melihat ekspresi petugas itu. Dengan cepat, diserahkannya sejumlah uang dan langsung merebut tespex tersebut dari tangan penjaga kasir yang masih diam membeku sementara Sarada langsung melenggang pergi keluar dari apotik sebelum ada orang lain yang melihatnya.Sarada segera masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintu. Ia takut kalau Chocho tiba-tiba datang kerumahnya. Ia ikuti prosedur yang tertera pada bingkisan tespex sebelum memakainya.
Jantungnya berdetak tak karuan saat melihat garis yang tadi hanya satu kini menjadi dua.
Dan itu artinya Sarada positive Hamil!.Tubuh Sarada seketika lemas. Tubuhnya merosot jatuh kelantai yang dingin. Ia menangis sejadi-jadinya dengan tangan yang meremas ujung kaosnya. Sarada mengacak-acak rambutnya frustasi.
Dirinya semakin dilanda keterpurukan. Ia semakin bimbang. Kini benih itu berhasil tumbuh dalam rahimnya.'Bagaimana ini!?'
Haruskah ia meminta pertanggung jawaban dari Boruto?
Bersambung...!
KAMU SEDANG MEMBACA
Wrong [Borusara fanfiction//on Going]
Romance[On going//jangan plagiat cerita saya!] "Semua rahasia pada akhirnya akan terbongkar dengan sendirinya" ⚠Beberapa chapter mengandung adegan dewasa. Bijaklah dalam memilih bacaan, terima kasih