Bab 5 : TAK SEINDAH DRAMA.

28 7 3
                                    

Ia menekan beberapa tombol lalu mengirimkan serlok tempat saat ini dia berada, gak lama ada beberapa orang yang tidak dikenal. Mereka berencana tak baik pada wanita yang saat ini sedang membutuhkan bantuan, tapi wanita ini malah tidak tahu jika dirinya dalam bahaya.

"Neng sendirian aja, kenapa dengan mobilnya?" tanya salah satu pria.

🍄🍄🍄

🍁🍁🍁

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

🍁
🍁
🍁

Tanpa di sadari oleh Clarissa malah jauh terlihat dua pria yang sangat mencurigakan gerak-geriknya yang dari tadi terus mengawasi Clarissa.

"Sendirian aja nih neng!" ucapnya seraya matanya ia sangeean.

'Ih, apa sih orang ini kok matanya gitu? Jangan-jangan mereka punya niat gak baik lagi sama aku.' dalam benak Clarissa yang penuh dengan tanda tanya.

"Eh siapa kalian?" tanya Clarissa yang melihat mereka berdua datang tiba-tiba entah dari arah mana.

"Kita! Kita berdua cuman numpang lewat kok. Neng sendiri ngapain di sini? Malem-malem lagi, nggak baik loh."

"Eh iya nih bang, boleh minta tolong gak! Mobil ku mogok tuh, bisa beresin mobilku atau ada tukang bengkel di dekat sini," seraya Clarisa celingukan mencari bantuan orang lain selain mereka.

"Aduh mohon maaf neng. Kita berdua bukan tukang bengkel, tapi kita tukang servis." Jawab salah satunya kembali.

"Bukannya akan lebih bagus dong! Jadi bagaimana, apakah bisa abang-abang ini beresin mobil saya?" tanya Clarissa walau hatinya sangat risau tak karuan.

"Bisa banget, jika Servis neng yah?" Jawaban yang sangat antusias sambil menatap tubuh Clarissa dengan penuh nafsu.

"Haa? Maksudnya bagaimana nih. Aku gagal paham?" Jawab Clarissa yang seakan dia melihat tak percaya.

"Hala si Eneng pura-pura gak faham aja," ucap salah satunya sambil memegang tangan Clarissa.

"Ih apa sih bang, kok pegang-pegang begitu. Abang jangan macam-macam yah sama saya, nanti saya akan laporkan Abang ke polisi nih," cetus Clarissa dengan penuh ancaman.

"Waduh serem juga yah neng. Lagian kitakan cuman ngajak neng senang-senang, masa harus dilaporkan ke polisi sih neng."

Tangan Clarissa langsung di pegang dengan kasar, membuat Clarissa berfikir ternyata mereka itu tidak memiliki niat yang baik. Barulah dia sadar, jika mereka mendekat bukan karena ingin menolong tapi malah inginkan tubuhnya.

"Eh apa-apa ini lepaskan saya bang, jika tidak saya akan teriak nih!" Peringatan Clarissa. Tapi, itu tidak digubris oleh mereka.

"Ha-ha-ha. Silakan saja jika neng mau teriak sekencang-kencangnya toh tak akan ada juga orang yang akan lewat sini," ucap salah satunya.

"Di coba saja dulu. He-he-he..." Sambung temannya.

"Aaaaa.... Mama... Papa... Siapapun... Tolong aku, jika ada orang kalau dia perempuan maka ku jadikan saudariku, tapi jika dia laki-laki akan ku jadikan tujuan akhirku...." Teriakan Clarissa yang penuh harapan yang sangat pilu.

"Eh bentar! Kok kayak kata-kata ini tak asing ya, neng lagi ikut sinetron yah." Sambung mereka yang malah makin menjadi-jadi.

"Bodo amat emang aku mikirin itu." Sambil mengigit tangan pria yang memegangi pergelangan tangannya.

"Aaa..."teriaknya kesakitan.

Lalu Clarissa juga menginjak kaki pria lainnya, langsung ia berlari kabur menghindari mereka lari sekencang-kencangnya, mencari pertolongan ia berbalik arah yang berlawanan, ke awal dia memasuki jalanan itu.

"Toloooonggg, tolong siapapun tooolong aku... Ku mohon, siapapun... Pliss, sesuai janji kok aku tak akan melanggar yah." Perjanjian dalam dirinya yang sangat besar.

"Wah cewek itu malah kabur. Cepat keburu jauh tuh, ayo kita kejar dia..." Lalu mereka ikut mengejar Clarissa.

"Tolong... Tolong..."

Hingga pengkolan jalan, sebuah motor bebek sedang menuju kearah Clarissa. Ia tak tahu jika akan ada orang yang berlari kearahnya hingga pada akhirnya, motor itu tak sengaja menyerempet Clarissa yang datang dari arah samping mengagetkannya.

"Aaaa..." Teriak Clarisa yang terduduk, walau dia terjatuh tapi dia tak apa-apa.

Sebelum motor itu menabrak Clarissa si pengemudi sudah mengarah menghindar agar tidak menabraknya, hingga si pengemudi terjatuh tertindih motor.

"Astaghfirullahalzaim, mba kalau jalan lihat-lihat dong!" ucap si pengemudi.

"Mas, mas tolong aku. Aku di kejar-kejar sama orang jahat, mereka mau memperkosa saya." Clarissa yang langsung bangun meminta tolong sama pria yang sedang berusaha bangunkan motornya itu.

Tak lama pria-pria itu akhirnya telah sampai dimana Clarissa berada saat ini. "Ketemu kamu cewek, kok malah kabur si. Kan kita mau bantuin kamu."

"Bohong! Kalian itu bohong, mas tolong aku. Mereka bohong mas, aku..." Belum sempat menjelaskan secara rinci tapi pengemudi itu sudah faham situasinya.

"Mau apa kalian, kok malah ngejar mba ini sampai sini, kalian mau menolong apa? Memangnya dia kenapa?" tanyanya.

"Itu mobilnya mogok kita bisa servis kok!" Ucap mereka yang wajahnya dibuat-buat tak bersalah.

"Dimana mobilnya?" Si pengemudi itu ingin memastikannya.

"Disana," seraya menunjuk pada arah mobil yang tak terlihat oleh pandangan yah.

"Begitu. Ayo kita kesana, untuk memastikan jika kalian memang benar tidak berbohong. Maka aku akan mempercayai yah, aku mau lihat sendiri mobilnya. Kalian berdua jalan duluan di depan." Si pengemudi itu malah menaiki motornya lagi.

Dua pria itu seperti terhipnotis mereka malah mengikuti instruksi, mereka berjalan kearah yang di katakan, sedangkan pengemudi itu malah menarik tangan si Clarissa agar naik ke motor. Mereka kabur bersama, karena menghindari pertikaian.

Setelah mereka berhasil kabur, dua pria itu menoleh kebelakang tapi tak ada dua orang yang mengikuti mereka. Mereka sadar jika mereka telah dibodohi oleh pria tadi, mereka jadi sangat kesal sendiri.

"Sialan kita dibodohi oleh pria itu. Mangsa kita jadi kabur beneran, tapi mobilnya masih disini kita cari barang-barang berharga saja dari mobil tersebut." Saran dan ide yang membuat mereka tak mau rugi.

"Ide bagus, ayo kita kesana." Mereka langsung menuju mobil Clarissa berada disana.

Clarissa yang sedang dibonceng was-was selalu melihat kebelakang takut mereka mengikutinya, dengan sangat tenang si pengemudi itu santai dan tak bergeming walau ia membonceng seorang wanita dengan kedua tangan melingkar erat dipinggangnya.

"Mba, di depan ada kantor polisi. Mba bisa lapor disana, lalu ambil mobil mba. Saya turunkan disini yah! Maaf, saya tak bisa ikut masuk karena saya buru-buru." Motor itu berhenti tepat dipintu masuk kantor polisi.

Clarisa melihat tulisan Kantor Keamanan langsung terdiam. Pria itu malah mengantarnya ke sana, pikiran Clarissa akan diantar pulang seperti drama-drama tapi ini malah diantar ke kantor polisi.

"Ouh iya. Terimakasih," ucap jawabannya yang sangat lesuh sekarang.

Bersambung...

MAS KOKI MY LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang