9. Khawatir??

4 0 0
                                    


Kringgg.... kringgg..... kringgg.....

Bel masuk berbunyi tepat saat ku sampai kelas aku masuk dan langsung mengambil tas ku di atas meja untuk pindah tempat duduk, aku tidak mau dekat dengan daniel dulusaat ini,
demi kelancaran acara ku nanti malam dengan ka angga, malam ini aku tidak ingin terhasut dengannya lagi.

Pelajaran berjalan seperti biasanya, selama aku sekolah baru kali ini aku serius untuk belajar aku mencatat tulisan yang ada di papan tulis, mengerjakan tugas walaupun hasil mencontek, dan mematuhi guru tanpa membantah atau mengelak sedikitpun, sampai ada seorang guru yang aneh melihat tingkahku saat ini. aku menggumpulkan tugas matematika yang pak reno berikan pada kami.

" aisyah, buku kamu ko tumben ada di sini"

" yah pak pak, harusnya bapak tuh bersyukur saya ngerjain tugas, otak saya lagi encer ni pak" lalu ucapanku di sambut dengan tertawa semua orang yang ada dikelas.

" aisyah, tapi kamu sehat kan?"

" saya baik baik aja ko pak, tenang aja"

" oh, oke oke"

******

pelajaran berjalan dengan normal kali ini, bel kembali berbunyi menandakan selesainya pelajaran hari ini, aku langsung bersalaman dengan guru dan dengan cepat keluar dari kelas tapi tiba tiba daniel menarik tanganku.


" yu pulang "
akupun menghela nafas tapi......
tidak ada pilihan lain, akupun langsung mengikutinya dan pulang bersama daniel.

selama perjalanan benar benar tidak ada percakapan apapun, yaa memang selama ini setiap aku dibonceng daniel tak ada percakapan sama sekali tapi kali ini beda! aku bahkan tidak berani berpegangan di tubuh daniel.

alhasil aku berpegangan dengan tangan berpegangan kebelakang motor, setelah sampai kami berdiri diantara dua rumah, yaa antara rumah ku dan Daniel.

aku menatap keduanya secara bergantian, aku bingung kemana aku harus menetap , kenapa setelah kejadian tadi susasana malah menjadi semakin cangung, tidak ada yang mengalah untuk memulai percakapan, akhirnya aku memutuskan untuk pulang ke rumah aku sendiri saja, lalu aku mulai melangkahkan kaki menuju rumah.

" gak kerumah? "

" enggak niel gue mau balik ke rumah gue aja "

" sa" aku berbalik

" apa?"

" helmnya" lalu aku berjalan mendekat pada daniel, daniel yang masih berada di atas motornya menjulurkan tangan untuk membukakan helmku tanpa menatapku sedikitpun, aku tidak langsung beranjak dari hadapan daniel, kalian tau akau menunggu apa?

aku menunggu daniel mengelus kepalaku dan berkata dengan lembut" udah sana kerumah", tapi itu tidak terjadi. aku langsung masuk ke rumah dan di sambut dengan senyuman hangat dari mbok eli.

" eh non udah pulang , non laper gak? biar mbok siapin makanan atau mau simbok anterin ke kamar "

" gak usah " kataku sambil melepaskan sepetu.

" atau mau minum non, mau minum apa? " bukannya menjawab pertanyaan simbok aku malah menanyakan mamah.

" mamah kemana mbok? "

" belum lama ini sebelum non pulang, ibu pergi gak tau mau kemana ibu enggak bilang, tapi tadi di jemput sama mobil bagus watna item non" "

" oh dia pergi, bagus deh " aku langsung saja pergi ke kamar lalu mengunci pintu dan langsung membanting tubuhku ke kasur sambil menatap langit langit kamarku, aku teringat kejadian siang tadi antara daniel dan ka angga, seketika aku merasa khawatir dengan keadaan daniel karna di pukul dengan ka angga tepat di hidungnya dan sempat mengeluarkan darah tadi.

AisyahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang