Episode 9 Peristiwa berdarah
Sriing!!
Suara adu pedang, yang bergesekan di tempat latihan… kupikir itu tidak buruk. Dua orang yang sedang bertarung ini, salah satunya aku mengenal mereka. Ia kakak keempat ku, dengan satu sosok yang aku tidak tahu itu siapa.
Laki-laki ini memiliki postur tubuh yang sama dengan Valdis, mungkin sekitar usia yang sama dengannya. Rambut hitamnya, sesekali berkibar saat ia tengah melancarkan aksi. Aku sedang duduk bersama Alven, melihat latihan mereka.
Sebenarnya Alven juga harus latihan, tapi karena dia masih belum ingin berpisah denganku, ia pun berdalih dengan alasan ingin menemaniku sambil melihat-lihat latihan dulu. Alhasil ibuku menyetujuinya tepat setelah aku menyahut ucapan Alven.
'Vener, menurutmu, siapa yang akan menang?' tanyanya. Aku menatap Alven, dan berpaling ke arah arena.
'... pria hitam itu.' aku meliriknya. Ia membelalakkan matanya.
'kenapa??? Bukankah kakak kita juga sangat kuat?'
...bocah ini.
'Kau tadi bertanya pendapatku. Jika aku mengatakan bahwa aku hanya mengarang, apa kau percaya?'
Ia menatapku rumit. Wajahnya lucu saat kupermainkan. '...aku bercanda. Itu karena pria hitam itu meski ia sering menghindar sesekali, ia bahkan terlihat tidak kelelahan dengan wajah sumringahnya. Kak Vallie terlihat kewalahan. Lihat saja dari keringatnya yang lebih banyak dari pria hitam.'
'...hmm? Hanya dari keringat? Apakah iya?' aku mengabaikannya.
Alven mengikutiku melihat arena itu. Terlihat laki-laki berambut hitam itu tengah mengatakan sesuatu saat jarak mereka dekat, dan pedang mereka saling berbenturan.
Akibatnya, tiba-tiba Valdis seperti emosi, dan akhirnya menyerang dadakan. Namun saat itu juga, serangannya digagalkan. Pedang Valdis pun terlempar.
Aku menatap Alven yang terkagum ia menatapku juga. Aku tersenyum bangga.
'benar, kan~.'
'...hebat! Kau bisa menebaknya!'
Kami melihat ke arah dua laki-laki yang saat ini berjalan ke arah kami. Laki-laki berambut hitam itu tertawa riang menatap wajah kesal Valdis.
...sesuatu sepertinya tidak beres. Tapi… apa?
"Kak Vallie!" Alven memanggil Valdis. Sepertinya dia sama sepertiku yang tidak tahu siapa laki-laki berambut hitam itu.
Valdis mengusap kepala kami dengan gemas. "Bagaimana? Apa kalian lelah karena menonton?" Ia tetap memasang wajah cerianya. Namun lelaki itu nyeletuk.
"Sayangnya dia kalah karena fisiknya lemah, ya~ lain kali aku akan lebih lembut~" sikunya bersandar pada bahu Valdis. Ia tampak sedang menggodanya.
Valdis tiba-tiba melotot, lalu menatapku khawatir. Aku menatapnya bingung. Namun seketika paham apa yang ia khawatirkan.
"Tidak mashalah! Tubuhku shaat ini shudah baik-baik shaja, kok!" Aku memberinya senyum menenangkan.
Lelaki berambut hitam itu menatap kami bergantian dengan bingung.
"Tubuh adik kembalku, sheling shakit-shakitan. Fishiknya jauh lebih lemah dali kak Vallie yang malah shepelti telmashuk tipe shemangat." Alven menjelaskan tiba-tiba.
Seketika pandangannya menjadi rumit saat menatapku. "...selemah apa?"
Alven menjawab lagi, "dia bahkan tidak dapat memegang dan ikut bellatih pedang belshamaku. Shaat itu, ia shampai koma lebih dali 10 bulan. Hampil shatu tahun lamanya. Tapi dilanjut 10 Minggu kalena teljatuh dali pohon."
KAMU SEDANG MEMBACA
Where Am I !? (The Twins)
AdventureSinopsis pendek : "Aku hanya ingin bersama Arven! Jangan pisahkan sepasang saudara kembar !" ~Arlando Alven de Castiello "...benar!" ~Orlando Arven de Castiello Sinopsis panjang : Raphael Arven Vidya Fox'tails, anak malang dari keluarga sendok emas...