Episode 14

105 10 0
                                    

Episode 14 kebenaran yang diungkap wanita jahat, menurut Arven.

Aku merasakan tubuhku terasa sejuk dan ringan. Bahkan aku merasa mengantuk, sampai aku ingin tidur lagi.

Tunggu. Tidur?

Dengan perlahan aku membuka kedua mataku. Langit-langit dengan lampu gantung berbentuk bintang-bintang yang sangat banyak, ornamen-ornamen di dinding-dinding berwarna emas dan putih. Serta... apa ini?

Aku… melayang? Pantas saja tubuhku ringan. 

Cahaya kebiruan juga ada keperakan, tengah memutari tempat dimana tubuhku berbaring layaknya gasing. Kakiku tengah melayang-layang, namun aku tidak terjatuh sama sekali.

Ngomong-ngomong… bagaimana caranya turun?

Saat aku memikirkan itu, cahaya yang melingkari ku segera menurunkan ku perlahan. Tampak seolah aku yang mengendalikannya. Namun… apa itu tadi?

'Ceklek~'

Pintu dengan tinggi cukup untuk 3 orang dewasa saling berdiri bertumpuk, dan lebar dengan 4 orang dewasa saling merentangkan tangan mereka, terbuka menjadi dua.

Keluar sosok wanita dengan pakaiannya yang serba putih dan memiliki corak emas di setiap pinggir jubah dan pakaiannya masuk ke dalam. Ia memiliki ciri dengan kulit seputih giok, rambut abu-abu yang bercahaya, mata teduh yang memiliki bulu mata lentik, bahkan bibir merah cerinya menambah kecantikan wanita yang sepertinya keluar dari lukisan.

Ia membungkuk ke arahku. Namun samar-samar aku mencium aroma yang manis. Entah kenapa aku menyukai aroma itu, meski belum tahu apa itu.

"Tuan muda Arven, selamat atas keberhasilan anda." Ucapnya. Aku sangat bingung dengan perkembangan ini. 

"...dimana Alven?"

Entah mengapa, aku hanya bisa tenang jika tiruanku berada disini. Wanita ini meski cantik, tapi dia tetaplah orang asing.

Ia tersenyum ramah. "Tuan muda Alven berada di ruangan lain."

Tampaknya jika aku tidak bertanya, dia tidak akan menjawab. "Lalu siapa kau? Bawa aku ke Alven."

Aku sedikit panik, karena aku tidak bisa bertelepati dengannya. Padahal, kami seharusnya bisa berkomunikasi paling banyak 100 meter jika tanpa melihat satu sama lain. Jika aku bisa menatapnya, jarak lebih dari 500 meter pun bisa. Itu artinya, Alven memang sengaja di pisah denganku lebih dari 100 meter.

Ia menjawab, "saya hanya saintess yang di utus oleh Kaisar untuk menemani anda. Masalah mengantar anda ke tuan muda Alven, saya tidak bisa melakukannya jika anda belum saya periksa."

Intinya dia ingin memeriksaku dulu, tapi karena ini pemeriksaan, dia akan meminta ijinku dulu. Dan selama aku tidak mengijinkannya, dia akan menemaniku disini. Namun, itu berarti aku juga tidak diijinkan keluar dari ruangan ini.

Satu kata. Pemaksaan!

"Kau ingin memeriksa, bukan? Cepatlah lakukan dan antar aku ke kembaran ku setelahnya." Aku sedikit kesal dengan wanita ini.

"Baik, tuan muda."

Ia mendekatiku. Tidak. Dia tepatnya sekarang berdiri sangat dekat denganku!

"Apa… yang akan kau lakukan?" Entah mengapa aku gugup.

"Maafkan saya, tuan muda. Ini demi keselamatan anda. Sebelumnya maafkan kekasaran saya." 

Aku yang belum setengah memahami maksud ucapannya, menjadi terkejut saat ia melepaskan semua pakaianku.

"Hey hey—!" 

Aku memberontak, tapi sayangnya aku tidak mempunyai tenaga yang cukup untuk melawan tangan-tangan yang mulai membuka pakaianku satu persatu

Where Am I !? (The Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang