Episode 3

218 28 0
                                    

Episode 3  kebaikan Dewa dan Dewi. Selamat tinggal… 'kesepian'!

Splash!!

"Ahahaha!!  Ada anjing terlantar yang basah kuyup!" Ucap seorang bocah berusia 7 tahunan.

"Kau benar! Tatapannya bahkan bukan seperti anjing lagi, tapi seperti ikan mati, wkwkwk!! Lololol!" Sahut temannya yang lain dengan terpingkal-pingkal.

Sosok 'anjing terlantar yang basah kuyup', itu bukan benar-benar seekor anjing, namun itu seorang anak berusia 5 tahunan, dengan rambut hitamnya yang kini basah kuyup. Matanya yang hitam, menatap anak-anak lain yang menjahilinya dengan tenang. 

Melihat yang dibully tidak berteriak bahkan menangis, mereka pun kesal. Salah seorang anak yang pertama menyiraminya, menjambak rambut anak itu, sehingga tubuhnya terangkat ke atas karena perbedaan tinggi badan.

"Kau! Masih berusaha sok tangguh?! Arven, biar kuberitahu. Kau harusnya jika diposisi ini, segera berlutut dan memohon ampun!" Ia melempar anak itu ke bawah dan menginjaknya berulangkali.

Arven hanya dapat bertahan dari pukulan - pukulan kakak dan teman - teman kakaknya. Ia hanya berharap, segera mati dengan dipukuli seperti ini. Namun harapannya akan selalu dikecewakan, karena setelah terluka parah, mereka pasti berhenti.


Gasp! Aku membuka mataku dengan terburu-buru, sampai saat aku melihat lingkungan asing ini, aku hampir melupakan jika aku sudah bukan di duniaku sebelumnya.

...tunggu. Tubuhku… bisa bergerak? Aku pun mencoba untuk duduk. Setelah ku amati, kamar ini ternyata sangat luas dengan jendela yang besar dan tirainya terbuka lebar. Ini… pagi?

Cklek~

"?!" Aku menatap seseorang yang memasuki kamarku. Ia tampak seorang maid, dengan pakaian rok hitam pendeknya. Melihat ia membawa nampan, mungkin waktunya makan. Ia menatapku terkejut, dan nampan terjatuh ke lantai.

"Tu-TUAN MUDA SUDAH SADAR!! Nyonya!! Tuan!!" Ia segera berlari keluar setelah meninggalkan kekacauan di lantai.

Fyuh~

"ARVEN!! Kau sudah sadar?!" Belum juga beberapa detik, kenapa mereka sudah kesini? Sedekat itukah kamarku dengan keberadaan mereka?

Ibuku menatap sambil memegang kepalaku dengan cemas dan hati-hati. Pria yang tampaknya ayahku menatapku dengan… apa itu? Berkaca-kaca?

"Syukurlah~ dewa, kau membiarkan putraku tersadar!" Kata ayahku sambil menyeka air matanya. Dia Leonhart Aldrich de Castiello. Kepala keluarga dari keluarga kaisar Castiello.

"..." 

Aku bingung ingin membalas apa, karena pikirku bukankah aku hanya tidur?

"Nak… kamu bisa bicara? Ayo katakan sesuatu… jangan membuat khawatir. Ellie! Panggilkan Priest Ronald!" Perintah ibu. Ayahku juga menatap khawatir padaku saat aku tidak merespon mereka.

"..." Saat aku ingin mengatakan sesuatu, tetiba aku bingung ingin mengatakan apa. 

Apa kabar? Bagaimana keadaanku? Ini dimana? Sudah berapa lama aku tidur? Atau… apa?!! Aku sama sekali tidak tahu apa yang seharusnya kukatakan!

"Nyonya, saya disini!" Ucap seseorang tiba-tiba. Melihatnya, aku jadi ingat orang yang pertama kali berbicara padaku saat awal aku membuka mata di dunia aneh ini. 

"Cepat! Lihatlah. Kami takut dia menjadi bisu, huhuhu~ malangnya putraku~" histerisnya. Ayahku langsung memeluk ibu.

Tanpa kata-kata, seorang Priest itu mendekatiku dan keluarlah cahaya kuning emas di kedua telapak tangannya yang di arahkan padaku. Aku merasa hangat, juga nyaman. Cahaya keemasan itu segera menghilang.

Where Am I !? (The Twins)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang