PART NINE

13.7K 105 0
                                    

——————————————————————
Dea sekarang sudah dalam gendongan Sehun, dan dia berteriak teriak padanya untuk diturunkan,

Dea: "Turunkan aku!!!"
Meneriaki untuk diturunkan tidak menyadari dia sedang memegang kuat leher mulusnya Sehun,
Dia langsung melepaskankan diri dari Sehun dan kembali lagi tersipu malu malu dihadapan Sehun

Sehun: "Kenapa kau merona?"

Dea: "Aku bilang Turunkan Aku!!! Apa kamu tuli?"
Kembali lagi kesal dengan apa barusan dia bilang

Sehun: "Jangan bergerak jika kau tidak mau kehilangan darah!"
Menjawab pernyataan Dea sambil menunjukkan vas vas yang dipecahkan Dea

"Pria ini tidak bertanya tentang vas antik itu sejak dia masuk, apakah barang barang antik ini palsu?!" Dalam pemikiran Dea

Sehun membawanya keruangan makan dan menurunkannya dikursi makan yang sudah disiapkan,

Sehun: "Duduk!, lapar kan?"
Sambil memegang kedua bahu Dea

Sejujurnya Dea sangat lapar sekali namun dia tetap menahan dirinya untuk tidak makan,
Sehun menarik kursi diselahnya dan duduk disamping Dea.

Menatapnya dengan lembut,
Sehun: " Makanlah sekarang"

"Mengapa dia lembut sekali?" Dalam hati Dea yang diiringi detak jantung yang berdetak keras

Dea: "Apakah kau akan melepaskanku setelah makan?"

Sehun: "Tidak" jawaban yang keluar dengan mulutnya yang begitu sangat singkat

Dea: "Kau!!"
Dea kembali lagi kesal dengan Tuan muda ini

Sehun: "Awalnya kau bisa pergi setelah kebenaran terungkap, Tapi sekarang aku dalam suasana hati yang buruk!"
Menjelaskannya dengan suara yang bahagia dan tersenyum

Dea: "Apa hubungannya antara kau dan suasana hatimu?! Aku hanya ingin pulang, Apa kau mengerti?!!"
Berdiri dari kursi itu dan meletakkan kedua tangannya diatas meja besar itu

Dea: "Jangan tertawa!!! Biarkan aku kembali!!"
Api membara Dea sudah menyala lagi

Sehun yang menatapi Dea sangat terhibur dan menyukai Dea lebih lagi,
"Kenapa aku sangat menyukai penampilannya yang galak ini..." Dalam hatinya Sehun

Dea: "Segera!!! Aku marah padamu!!" Menujukkan jari telunjuknya kearah Sehun seperti ancaman buat sekarang

Sehun: "Jika aku dalam suasana hati yang buruk, Aku tidak punya semangat dalam melakukan apapun!"
Menjawabnya namun masih saja tertawa

Dea: "Itu tidak masalah, aku memiliki suasana hati yang baik. Lepaskan aku dan aku akan memeriksanya dengan jelas, percaya padaku!!"
Dea mencoba agar Tuan ini bisa percaya dengan nya

Sehun: "Yah, sepertinya ini ide yang bagus" menjawabnya dengan senyuman sinis

Dea: "Benar benar" hatinya kembali senang seperti anak kecil yang bahagia

Sehun: "Tapi aku hanya percaya pada diriku sendiri"

Dea mulai muak dan kemarahan yang dia tahan sudah keluar dari kepalanya, dia membantingkan seluruh makanan dan membentak Sehun tanpa takut sedikit pun,

Dea: "Apa kau bercanda?!!"

Sehun: "Marah dan merusak barang barang adalah tindakan seorang pengecut" meresponnya dengan tenang dan santai

Dea: Keluar!!! Aku tidak ingin melihatmu!" Mengatakannya seolah olah dia pemilik rumah nya

"Tapi aku sangat ingin melihatmu" dalam Hati Sehun

Sehun memanggil pelayannya dan memeberikan sebuah perintah,

Sehun: "Pelayan! Bersihkan ini dan siapkan makan malam yang lain"

Indah: "Baik Tuan muda" melakukan perintahnya dengan cepat dan teliti

Beberapa jam kemudian Dea belum memakan apa pun yang ada diatas mejanya, mereka saling diam dan tak bicara satu kata pun.

Sehun: "Dea, bukankah kau lapar?"
Menanyakannya dengan suara dalam yang mengerikan

Dea tak merespon perkataan Sehun dan diam seperti batu,

Sehun: "Jika kau masih ingin melihat orang yang kau cintai, makanlah!" Memberikan titah untuk makan karena Sehun mengawatirkan perut nya yang belum diisi

Dea mulai merasa terancam dengan perkataan Sehun yang tadi dan mengangkat sendok perak diatas piring tersebut, Memakannya dengan lahap.

Sehun merasa kesal setelah yang Dea lakukan dengan sebuah ancaman mengenai orang yang dia cintai, dia geram dan diam membeku.

Dea: "Biarkan aku pergi setelah makan! Tolong tepati janjimu!!" Sambil menyunyah makanan yang didalam mulutnya

Dea: "Jika tidak aku akan..." omongan Dea langsung berhenti, melihat kelakuan Sehun yang tiba tiba menendang meja besarnya hingga terbalik dan semua barang diatasnya pecah menjadi seperi serpihan vas yang pecah

Dea terkejut juga merasa ketakutan dengan Sehun, ia merasakan Sehun telah berubah lagi emosinya dari yang lembut menjadi menakutkan dan kehangatan dari dirinya Sehun menjadi dingin seperti es

——————————————————————

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang