PART ELEVEN

12.8K 91 0
                                        

———————————————————————
Sehun menemani Dea yang belum bangun bangun dari pingsannya tersebut dan mengkhawatirkan keadaanya

Sehun: "Keluar!"
Meminta para dokter yang berdiri untuk meninggalkan mereka berdua saja didalam kamar

Setelah mereka pergi, Sehun menatatap Dea dengan mata kesedihan yang mendalam juga bersalah akan perilakunya kasarnya terhadap Dea. Sehun mengganggap seharusnya dia tidak perlu berlaku seperti malam kemarin

Sementara di kediaman rumah Kai,
Asistennya memberi tahukan Kai bahwa Dea tidak berada dikota dan sudah mencarinya berkali kali namun masih saja belum dapat ditemukan.

Mendengarkan berita yang sama berulang ulang Kai merasa frustasi dan takut dimana Dea sekarang berada, dia duduk terdiam di bangku hitamnya dan teringat ingat kebersamaannya dengan Dea.

Kai: "Dea"
ucapan dalam hatinya keluar dari mulut Kai

Kai: "Dia pasti tersesat disuatu tempat!"
Tiba tiba ingattan nya dengan Dea muncul dikepalanya bahwa Dea sedang menunggunya

Kai: "Dia sedang menunggu ku! Aku harus pergi dan menemukannya!"
Kai beranjak dari kursinya dan mulai pergi dari ruangannya dengan perasaan panik

Asisten Kai: "Tuan muda! Anda belum istiharat dan makan selama beberapa hari, Jika ini berlanjut Anda akan segera pingsan sebelum dia ditemukan!"
Dia menahan lengan Tuan muda nya agar tak keluar untuk mencari Dea

Kai: "Tidak!! Dia menungguku, aku harus mencarinya!!"
Dengan berteriak dan melepaskan erattan dan mendorong asistennya

Asisten Kai: "Tuan muda! Lusa adalah upacara pertunangan anda dengan nona Gabby!!"
Mencoba meneriakkan nya namun tak didengar dan diabaikan oleh Kai

Sejak hari dimana Dea memutuskan telepon Kai, dia langsung mencari Dea dan yang ditemukan hanya handphonenya saja.
Namun Kai tidak pernah menyerah untuk menemukan Dea kembali, dia mencari lagi hingga keseluruh kota tersebut. Beberapa hari berlalu tidak ada ancaman penculikkan atau kabar mengenai dia, Kai mulai semakin panik karena dia takut tidak akan menemukan Dea selamanya.

Dea yang masih didalam tidurnya, dia bermimpi menemui seseorang yang mirip dengan Dea dan memberikannya sebuah kalung bermata biru, Dea berusaha menanyakan namanya namun tak berhasil dijawab.

Sehun yang melihat raut wajah Dea yang ketakukan langsung mengelus rambutnya dengan lembut,

Sehun: "Jangan takut itu hanya mimpi"
Menenangkan Dea dengan suaranya yang halus

"Kenapa, aku tiba seperti ini?!" Dalam hati Sehun yang bingung dengan perilakunya terhadap Dea

Dea mulai tersadar dan membuka kedua matanya, Dea melihat Sehun yang menatapinya dengan wajah lembut dan khawatir.

Sehun: "Bagaimana perasaan kamu?"

"Kenapa dia menjadi begitu lembut padaku?" Dalam hati Dea yang terheran heran pada Sehun, "ini pasti halusinasiku!!"

Dea: "Brengsek! pergi!! Aku tidak ingin melihatmu!!"
Dengan nada tinggi yang marah

Sehun: "Baik, tapi setidaknya makanlah dulu. Aku minta maaf, aku terlalu kasar malam itu"
Dia mencoba membujuk Dea dengan suara yang memohon mohon

Sehun mengambil sebuah mangkok sup hangat, mengangkat sendok peraknya yang sudah terisi dan menyuapi Dea layak seperti pasien yang sakit.

Dea: "Aku tidak perlu kau pedulikan!!!"
Suaranya masih saja membentak pada Sehun yang lemah lembut padanya

Sehun: "Setelah kamu makan, aku akan pergi dan tidak membiarkanmu untuk melihatku"
Ucapannya semakin memelas dan pasrah pada Dea yang dihadapannya

Dea: "Benarkah?"
Dia kanget dengan perkataan tadi

Sehun: "Iya"

Dea: "Kalau begitu baiklah, Aaaaa"
Sambil membuka mulutnya lebar lebar

Sehun memasukkan supnya kedalam mulut Dea dan menyuapinya sampai habis, Sama halnya dengan Dea yang menerima suapan Sehun yang begitu lembut dan hangat.

Dea: "Baiklah, kau bisa pergi!"
Menyuruh Sehun agar bisa keluar dari kamar ini

Sehun: "Berbaringlah"

Dea mulai membaringkan tubuhnya dikasur dan Sehun langsung menyelimuti Dea dengan selimut yang sudah dia bawakan dan mencium kening Dea dengan lembut,
Sehun mematikan lampu dan pergi dari kamar itu

Dea yang merasakan kecupan Sehun tadi langsung diam dan tersenyum, kemudian Dea tidur dengan perasaaan senang dan bahagia

Setelah beberapa menit kemudian,
Sehun datang lagi kekamar Dea dan duduk dikasur disamping Dea.
Sehun melihat Dea yang tertidur pulas dengan muka tersenyum bahagia

"Apa yang kau mimpikan hingga membuatmu tersenyum bahagia? Itu bukan aku kan?" Dalam hati Sehun

"Sampai sekarang, aku belum pernah melihatmu tersenyum tulus padaku sekali pun! Suatu hari senyum mu hanya akan menjadi milikku"
Sehun yang memberikan suatu penantian dan sebuah janji didalam hatinya sendiri

———————————————————————

She is MineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang