Malam itu terasa hampa dan kosong, suasana pilu mendera keluarga Navia Jaemita
Malam yang harusnya menjadi malam penuh tawa kini hanya di selimuti kabut kesedihan.
"Bagaimana keadaannya dok? Apa operasinya lancar?" Tanya seorang wanita paruh baya dengan khawatir.
"Transplantasi jantungnya berhasil, namun pasien dinyatakan koma untuk waktu yang tidak di tentukan"
Deg..
"Hiks yah gimana ini Nana koma yah hiks" Tangis Lulu pecah mendengar kabar Navia yang koma.
Sedangkan Sehun hanya berusaha untuk memeluk istrinya yang histeris mendengar kabar tersebut.
"Bun tenang bun, kita berdoa yang terbaik aja buat Nana. Ayah yakin Nana kuat bun"
Tidak berapa lama pasangan suami istri dan seorang anak perempuan menghampiri mereka.
Lulu langsung melepas pelukan pada suaminya dan-
Plak...
Bunyi tamparan menggema di sepanjang koridor rumah sakit.
"Kamu tau apa yang kamu perbuat hah!!!! Nana koma Yut hiks, Nana koma karna kamu!!!!! Hiks Sudah mba bilang berkali-kali berhenti membandingkan Nana dan Rena!!! Hiks Anakmu seperti ini karena kau!!" ucapnya dengan amarah yang menggebu.
Sehun kembali menarik istrinya dan menenangkannya.
Flashback
Malam ini adalah malam kelulusan Rena dan keluarganya memutuskan untuk melakukan pesta untuk merayakannya.
Rena lulus dengan nilai yang sangat memuaskan dan tentu saja kedua orang tuanya sangat bangga pada putri mereka itu.
Namun, satu kesalahan dilakukan oleh mereka malam itu.
Mereka terlalu membanggakan salah satu putrinya samapai melupakan satu lagi putri mereka.
"Nana liat kan nilai kakakmu? Itu baru namanya nilai. Tidak seperti kamu, nilai masa 70, 80, gk malu kamu sama kakakmu?" Ujar Windy pedas.
"Ta-tapi Nana udah belajar mom, Nana gk pernah main-main sekolahnya, Nana-"
"Kalau kamu gk main-main yaa gk mungkin juga nilai kamu jelek!!! Harusnya kamu contoh kakakmu itu" Bentak Yuta.
"Mom, Dad tenanglah. Kau Navia lebih baik keluar membeli Saos dan kecap, disini udah gk ada" Ucap Rena kakakknya.
Navia hanya mengangguk pasrah dan mengambil kunci motornya.
Mereka tidak sadar bahwa putri mereka sedang dalam kondisi batin yg tidak baik, dan ia memutuskan untuk pergi lebih jauh sambil menenangkan diri. Bahkan tanpa sadar Navia sudah mengendarai motornya keluar dari wilayah Bandung dan menuju Jakarta.
Aku akan menemui Bunda Lulu- batinnya.
Namun naas petaka terjadi malam itu juga.
Mobil dengan pengendara mabuk menghantam motor Nana tepat setelah ia memasuki wilayah kota Jakarta.
Flashback off
Nana masih belum sadar, padahal sudah 1 bulan lamanya ia koma dengan berbagai alat penunjang kehidupan.
Beberapa kali keadaannya sempat memburuk bahkan sudah hampir kehilangan nyawanya.
Namun, sepertinya tuhan belum ingin mengambil gadis cantik itu ke sisinya.
Buktinya, tepat 1 bulan Nana mengalami koma akhirnya ia sadar juga.
"Bagaimana dok? Apa kondisi Nana baik?" Lulu bertanya dengan khawatir dan Sehun yang selalu siap sedia di samping istrinya.
Orang tua Navia? Mereka hanya berdiri di belakang sambil menunduk. Mereka menyesal dan sadar bahwa selama ini mereka terlalu menekan Navia dan terlalu membanggakan Renata.
"Anda tidak perlu khawatir dokter Lulu, pasien dalam kondisi yang baik. Namun, saya rasa pasien kehilangan ingatannya dokter" Ucap dokter yang menangani Navia.
Ah aku lupa memberi tahu bahwa rumah sakit ini sebenarnya milik Lulu dan ia juga dokter di rumah sakit tersebut.
Makanya ia yang pertama kali tahu saat Nana mengalami kecelakaan.
Saat itu ia mendengar bahwa terjadi kecelakaan dan pasien sedang di UGD, dan saat ia melihat pasien tersebut Lulu langsung histeris dan lemas. Saat itu salah seorang perawat memutuskan untuk menelpon Sehun, suaminya.
"A-apa" Ujar Windy lirih.
"Berarti dia tidak akan mengingat siapapun dokter?" tanya Lulu
"Kemungkinan besar iya"
Setelah dokter tersebut selesai menjelaskan kondisi Navia dan pergi untuk bertugas lagi, suasana di depan ruang VIP milik Navia langsung sunyi dan hawa dingin menyelimuti lorong tersebut.
"Kalian dengar itu" Ujar Lulu dingin.
"Mba maafin Yuta" Ujarnya pelan.
Sudah satu bulan ini pula Lulu perang dingin dengan adik dan iparnya itu.
Hening menyelimuti kelima orang disana untuk beberapa saat.
Hingga satu kalimat dari bibir Lulu membuat Yuta dan Windy membeku.
"Aku akan merawat Nana dan kalian bisa merawat putri kesayangan kalian Renata"
"M-mba gk gitu aku juga sayang sama Nana mba hiks" Ujar Windy pilu.
"Kamu tau Win, aku gk bisa punya anak dan kamu yang sudah di karuniai 2 putri cantik malah menyia-nyiakan satu putrimu hiks... Lebih baik aku yang merawatnya dan kau bisa fokus merawat Rena"
"Aku setuju dengan istriku, Biarkan kami merawat Navia. Lagipula ia sekarang kehilangan ingatannya dan kita bisa mengatakan kalau aku dan Lulu adalah orang tua kandungnya" Ujar Sehun tegas.
"Tapi bang, Navia anak aku" Ujar Yuta.
"Dia memang anak kamu tapi kamu tidak pernah memperlakukannya seperti anakmu. Aku disini sudah membuat keputusan dan itu tidak bisa diganggu gugat lagi. Navia akan tinggal denganku dan Lulu, dan kalian bisa merawat Rena"
Windy menangis histeris dan langsung di tenangkan oleh Yuta. Mereka sudah tidak bisa berbuat apa-apa lagi, karena mereka tau apapun yang sudah di putuskan oleh Sehun tidak akan pernah di ubah olehnya.
Malam ini Windy dan Yuta resmi kehilangan satu putri mereka karena kesalahan mereka sendiri.
.
.
.
.
.
.
TBCVote kalau suka, komen kalau mau 😊
Aku bawain cerita baru buat selingan. Dan ada yang baru dari ceritaku ini, karena kali ini ceritaku bertema Boyslove walaupun aku buatnya GS sih.
Aku harap kalian suka sama ceritaku kali ini 😁
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Is Fate ☑️
FanficAku tidak mengingat apapun, tapi aku bersyukur akan hal itu - Navia Jaemita Danendra Kurasa takdir memang ingin kita bersatu - Jung Jeno Antariksa Warn ⚠️🚫 Cerita ini mengandung unsur Gs, bagi yg tidak suka bisa langsung tekan tombol back.