"Bunda, ayah pulang" Ujar Sehun dengan lemah saat memasuki rumah besar miliknya.
"A-ayah hiks... Nana ketemu kan? Chan bohong kan? Gedung itu gk meledak bunda yakin" Ujarnya lemas sambil berusaha bangkit menghampiri Sehun di depan pintu. Senyum Lulu mengembang tipis dengan kepercayaannya bahwa Sehun berhasil membawa Navia kembali.
"Yuta, hiks.... Kamu berhasil bawa Nana kan?" Tanya Windy pada suaminya.
"Ayah kenapa diem, Nana mana? Ayo bawa kesini. Ah Nana lagi dirumah sakit kan? Pasti dia luka-luka ringan, bawa kesini aja yah biar bunda obatin" Ujarnya dengan senyum dihadapan Sehun.
Dengan hati yang tercabik sehun meraih pundak istri kecilnya.
"Bun, Ayah gagal" Ucapnya parau dengan air mata yang menetes.
Senyum Lulu luntur, badannya limbung dan ambruk ke arah Sehun. Wanita itu menangis tersedu di dekapan suaminya.
Tidak berbeda dengan Windy yang langsung jatuh terduduk.
Bahkan Rena yang sejak tadi hanya diam tanpa mengatakan apapun kini menangis tersedu bersama dengan Billa, Haera, dan Soonia.
"Lebih baik kita siapkan acara pemakaman Nana, walaupun Jenazahnya tidak ditemukan, kita tetap harus mendoakannya" Ujar Suho pelan.
Semua terdiam dengan pikiran masing-masing. Mereka masih tidak percaya Navia telah meninggalkan mereka.
Tring...
Suaran ponsel Haera memecah keheningan disana.
"H-halo" Ujarnya susah payah karena nafasnya tidak beraturan setelah menangis.
"APA!!" Teriaknya yang mengejutkan semua orang disana. Dan tanpa menunggu Haera langsung mematikan sambungan teleponnya.
"Ayo kerumah sakit" Ujarnya tergesa.
"Kenapa cha? Ada masalah apa?" Tanya Mark melihat kepanikan gadis itu.
"Kita semua harus kesana, karena..
Nana disana"
Ucapan Haera membuat semua orang disana terkejut.
"Tunggu, maksud nak Haera apa?" Tanya Chan bingung.
"Tadi kak Yusran nelfon dari rumah sakit punya tante Lulu dan dia bilang Nana disana, Echa juga gk tau detailnya yang pasti Nana disana dan
Dia masih hidup" Ujar Haera membuat semua orang langsung bangkit bahkan Jeno tidak menunggu lagi dan langsung mengambil kunci mobil dari tangan Mark dan pergi dengan kecepatan penuh ke rumah sakit milik Lulu.
"Jen, JENO HATI-HATI NAK!!" Teriak Tyas pada putra bungsunya.
"Kalo gitu ayo kita kesana sekarang" Ujar Sehun yang langsung di angguki oleh semua orang disana.
Nana, tunggu aku Na, aku tau kamu gak bakal biarin aku mati Na, tunggu aku - Batin Jeno lalu melajukan mobilnya lebih cepat lagi.
***
"Permisi, pasien yang baru aja masuk sore ini diruang mana?" Tanya Jeno tergesa.
"Ada empat pasien tuan, 3 perempuan dan satu laki-laki, pasien yang mana tuan?"
"Pasien perempuan yang tidak ada identitasnya sus"
"Ah pasien itu masih di ruang ICU, dia belum membayar biaya administrasi apa tuan mau-"
"Saya bayar nanti sus, terimakasih infonya" Jeno langsung memotong ucapan suster tersebut dan berlari menuju ruang yang di sebutkan oleh suster tadi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Is Fate ☑️
FanficAku tidak mengingat apapun, tapi aku bersyukur akan hal itu - Navia Jaemita Danendra Kurasa takdir memang ingin kita bersatu - Jung Jeno Antariksa Warn ⚠️🚫 Cerita ini mengandung unsur Gs, bagi yg tidak suka bisa langsung tekan tombol back.