"Nana makan dulu yaa bunda suapin" Ujar Lulu sambil menyodorkan bubur pada Navia yang sedang berbaring di brangkar rumah sakit.
"Bunda, Mommy Windy dimana?" Tanya Navia setelah Lulu menyuapi bubur padanya.
"Mommy Windy pulang sebentar untuk mandi"
"Bun, Nana mau pulang aja" Ujar Navia pelan.
"Sayang dengerin bunda yaa, kalo kamu udah sembuh bunda pasti langsung ajak kamu pulang. Nah sekarang kamu harus makan dan minum obat biar cepat sembuh trus bisa pulang deh"
Navia hanya mengangguk dan kembali menerima suapa bubur dari Lulu.
Ceklek...
Pintu ruang rawat Navia di buka dan menampakkan Sehun yang sudah rapi dengan setelah kantornya.
"Wah anak ayah lagi makan hmm"
"Hehe ayah tampan sekali, bunda Nana tikung boleh gk?" Ujar Navia dengan nada lucu.
"Enak aja, susah nyari yang ganteng plus kaya tau Na. Bunda aja nyari dari China sampe Indonesia baru dapet" Ujar Lulu dengan nada bercanda.
"Maaf yaa Na ayah udah bucin sama bunda kamu jadi kamu ayah tolak deh" Sahut Sehun sambil terkekh dan di balas cebikan bibir oleh Navia.
Bucin aja kok bangga - Batin Navia
Lulu kembali melanjutkan kegiatan menyuapi anak perempuannya tersebut.
"Nana ada sakit dada enggak? Atau ada yang sakit gk bagian tubuh kamu?" tanya Sehun setelah menaruh beberapa barang keperluan Navia dan Lulu.
"Dada Nana sering sakit yah, terus nana gk inget sama sekali sama ayah dan bunda. Kadang kalau Nana coba inget kepala Nana sakit" Ujar Navia lirih.
"Jangan dipaksain sayang, kan udah bunda bilang gpp. Lagipula kamu sekarang udah tau kan kalau Bunda Lulu itu bunda kamu dan Ayah Sehun itu ayah kamu" jelas Sehun.
"Tapi aku gk bisa inget sama kalian, Nana gk inget juga sama Mommy Windy dan Daddy Yuta. Nana juga gk inget sama Kak Renata Bun" Ujarnya sedih.
"Gk usah diinget sayang, kan udah Bunda jelasin tadi. Mommy Windy itu adik bunda dan Daddy Yuta itu ipar bunda, nah Kak Renata itu anak mereka. Jadi kamu gk perlu inget-inget lagi sayang, kamu cuma harus istirahat biar jantung kamu gk sakit"
"Hu'um Nana bakal cepet sebuh terus pulang dan Nana bisa sekolah lagi deh" Ujarnya semangat.
"Nah itu baru anak Bunda" Ujar Lulu sambi memeluk Navia.
"Ekhem acara pelukannya masih lama gk? Ayah mau kerja nih" Sela Sehun.
"Huh, kerja ya kerja aja yah" Ujar Nana ketus.
"Eitt Ayah mana bisa kerja kalau belum dapet sun dari bunda"
"Ayah!!" ujar Lulu dengan suara tertahan dan langsung mencubit pinggang Sehun.
"Aw.. Aw... Ampun bun, sakit ini. Ini kdrt namanya" Sehun berusaha terus menghindar dari cubitan Lulu. Hingga.
Cup....
"Nah ayah udah dapet sun jadi ayah mau berangkat bye" Ucap Sehun setelah mencium bibir Lulu lalu langsung berlari keluar.
Kalo gk lari abis udah di terkam macan betina - Batinnya.
"AYAH!!!" Teriakan Lulu menggema sepanjang lorong ruang VIP.
Yang punya ruamah sakit mah beda, apalah aku yang hanya remahan rengginang - Oke abaikan.
"Bunda lucu banget hihi" ledek Nana
"Berani kamu sama bunda huh, gk anak gk ayah sama aja" Ujar Lulu sok garang.
"Hehe enggak Bun, mana berani Nana sama bunda"
Lulu memutuskan untuk membereskan tempat makan Nana dan mengupas buah untuk putrinya itu.
"Bun, Nana kenapa bisa di rumah sakit sih? Bunda belum cerita sama Nana" Ujar Navia tiba-tiba yang membuat gerakan tangan Lulu terhenti.
"Kamu kecelakaan Sayang, kamu dulu tinggal sama Mommy Windy soalnya Bunda sama Ayah sibuk Kerja. Terus waktu itu kamu pulang sekolah kecelakaan, bunda langsung ke Bandung buat nyusul. Terus kata dokter di sana kamu harus transplantasi jantung, makanya bunda bawa ke rumah sakit punya bunda buat operasi. Bunda nyesel banget gk bisa ngebesarin kamu selama ini dan sekarang bunda udah janji bakal ngerawat kamu sampai ada yang bunda rasa pantas untuk menggantikan tugas kami menjaga bidadari kecil kami ini" Ujar Lulu dengan mata yang berkaca-kaca.
"Kalau Nana gk selamat waktu itu bunda bakal gimana?" Ujar Nana dengan mata yang sudah berlinang oleh air mata.
"Kamu tau sayang, kamu itu hidup bunda. Kalau kamu gk ada berarti bunda juga gk bisa hidup. Bukan cuma bunda yg gk bisa hidup kalau kamu pergi bahkan semua makhluk juga gk bakal bisa hidup, karena saat kamu pergi maka Dunia Juga akan Kehilangan Cahayanya" Ujar Luhan sambil menghapus air mata yang sudah mengalir di pipinya.
Walaupun kamu bukan anak kandungku, kamu lebih berharga dari apapun di dunia ini. Kamu permata terindah yang ada di hidupku - Batin Lulu.
"Hiks.... Nana sayang banget sama bunda" Ujar Navia sambil memeluk Lulu.
"Bunda juga sayang, maafin bunda selama ini gk ngerawat kamu dan gk merhatiin kamu"
"Enggak, bunda hiks... Gk perlu minta maaf, bunda gk salah bunda adalah bunda terhebat di dunia ini"
Kedua perempuan itu terus berpelukan tanpa tahu bahwa 2 orang yang menyaksikannya dari balik pintu sudah menangis lirih.
"Aku gagal jadi ibu buat Nana Mas Yut, aku udah gagal hiks... mba Lulu jauh lebih baik dari aku, dia sayang banget sama Nana Mas, gk kaya aku hiks... Yang malah bikin Nana sedih terus" Ujar Windy lirih.
Dia merasa gagal setelah melihat betapa tulusnya kasih sayang Lulu pada Nana, anaknya.
"Sayang jangan ngomong gitu, bukan kamu yang salah tapi aku, aku yang gk bisa jadi kepala keluarga yang baik, aku gk bisa membimbing anak dan istri aku. Sekarang kita hanya bisa berdoa dan mengharapkan semoga tuhan mau memaafkan kita, dan aku rasa ini memang rencana tuhan untuk wanita sebaik mba Lulu supaya merasakan menjadi Ibu juga" jelas Yuta sambi memeluk Istrinya yang menangis sesengukan.
.
.
.
.
.
.
TBCVote kalau suka, komen kalau mau jangan jadi sider yaa 😊
Makin banyak yang vote sama komen makin semangat aku buat lanjut ceritanya :)
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Is Fate ☑️
FanfictionAku tidak mengingat apapun, tapi aku bersyukur akan hal itu - Navia Jaemita Danendra Kurasa takdir memang ingin kita bersatu - Jung Jeno Antariksa Warn ⚠️🚫 Cerita ini mengandung unsur Gs, bagi yg tidak suka bisa langsung tekan tombol back.