"Gimana? Udah di setor fotonya?" Tanya Jeno saat melihat Navia baru saja keluar dari ruang perlombaan.
"Udah kak, tadi sempet di tanyain juga huffftt Nana belum siap di wawancara lagi. Pasti Nana kalah" Ujarnya pesimis.
Sebenarnya harusnya lomba fotografi ini memang langsung mengumpul hasil foto saja, tapi entah kenapa tadi sebelum mengumpul satu persatu peserta di wawancara dulu oleh juri lomba. Dan Navia yang memang tidak bisa berbicara di depan umum gugup bukan main. Jadilah dia sedikit terbata saat ditanya oleh juri tadi.
Jeno yang melihat Gadis-nya cemberut hanya tersenyum geli dan mengusak rambut gadis tersebut.
"Ihh kakak kenapa di rusakin"
"Habisnya kamu gemes. Udah jangan dipikirin, mending kita ke kantin aja udah di tunggu sama yang lain" Ujarnya lalu menggandeng Navia menuju kantin.
Di sepanjang perjalanan mereka menjadi pusat perhatian, walaupun banyak yang sudah mengetahui kedekatan Navia dan Jeno, tapi kedekatan mereka yang saat ini disadari oleh banyak orang sudah berubah. Jeno nampak mengeluarkan aura hangat yang berbeda.
Sementara yang menjadi pusat perhatian hanya cuek, terutama Jeno. Lain halnya dengan Navia yang berusaha tidak perduli karena malu.
"Kamu tadi pagi udah sarapan?" Tanya Jeno.
"Udah, tadi bunda libur lagi dan buatin sarapan kesukaan Nana" Ujar Navia ceria seakan melupakan rasa malunya tadi.
"Bagus deh, kamu jangan skip makan dan obat. Jangan sampe sakit" Jeno mengeratkan genggaman tangannya yang membuat Navia tersenyum lebih lebar.
"Ay aya captain~"
Karena terlalu fokus mengobrol berdua mereka tidak sadar sudah sampai di kantin.
Jeno dan Navia mengedarkan pandangan ke penjuru kantin dan akhirnya mereka melihat gerombolan teman-teman minim akhlak mereka.
"Ini dikasi gabungin meja" Ujar Jeno heran.
Pasalnya mereka menggabungkan 2 meja besar dikantin dan kurang lebih ada 7 orang yang duduk disana.
"Emang siapa yang bisa ngelarang Arjuna Sultan Hartana" Ujar Juna dengan sombongnya.
"Cheline bisa"
Skak.
Arjuna langsung terdiam dengan wajah masam sementara Joshua terlihat puas karena ucapan kekasihnya.
"Kak Rena sama Kak Mark kenapa disini?" Tanya Navia heran.
"Biasa menjalankan misi untuk masa depan Na" Ujar Mark sambil sedikit melirik Haera yang sedang bermain ponsel.
"Bucin" Sinis Jeno yang mengerti maksud abangnya itu.
"Bilang itu juga sama orang yang narik paksa gua buat ngikutin doinya yang kerkom ampe gua lupa ganti baju dan dimarahin eomma habis habisan" Ujar balik Mark dengan tampang mengejek.
"Udah kalian sama-sama Bucin, cuma Jojo yang engga" Ujar Joshua dengan bangganya.
"DIEM"
Okeee Joshua kicep di bentak dua kakak beradik itu.
"Ngapain ngomongin bucin bucin sihh, udah yang gk bucin cuma gua. Soalnya gua gk ada pacar" Ujar Billa kesal.
"Loh emang kak Jeno ada pacar?" Tanya Soonia bingung.
Haera yang merasa pembicaraan sudah mulai serius membahas hubungan langsung meletakkan ponselnya.
"Serius kak Jeno udah ada pacar? Jangan bilang Sania?" Ujarnya dengan mata memicing.
KAMU SEDANG MEMBACA
Our Love Is Fate ☑️
FanficAku tidak mengingat apapun, tapi aku bersyukur akan hal itu - Navia Jaemita Danendra Kurasa takdir memang ingin kita bersatu - Jung Jeno Antariksa Warn ⚠️🚫 Cerita ini mengandung unsur Gs, bagi yg tidak suka bisa langsung tekan tombol back.