2. Sandwich

184 116 12
                                    

                    Happy Reading 💜

Sudah seminggu Satria sekolah di SMA Nusantara. Popularitas nya semakin naik. Bahkan katanya tampan nya Satria mengalahkan Juna yang sebelumnya menyandang predikat pria tertampan di SMA Nusantara.

Dan sudah seminggu juga Satria selalu di dekati para cewek di SMA Nusantara. Mulai dari parkiran sudah ada yang memberinya makanan, sepanjang perjalanan dari parkiran ke kelas banyak cewek yang memberinya makanan hungga bunga. Banyak cewek yang menyatakan cintanya pada Satria hingga bela-belain putus dengan pacaranya demi Satria. Sayangnya semua itu tak ada respons sama sekali dari Satria. Makanan-makanan itu tak pernah Satria makan ia hanya memberikannya pada teman sekelasnya. Satria hanya menganggap cewek-cewek itu murahan karena secara terang-terangan mendekatinya tanpa rasa malu.

"Wihh, Sat, banyak bingkisan tuh, bagi dong," ucap Andrew teman sebangku Satria sekaligus sahabat Satria. Andrew dan Satria sebenarnya berteman dari SD, satu SMP dan saat SMA sempat pisah sekolah, dan kembali satu sekolah. Yaa kalau Andrew cewek ibarat kata jodoh  gak akan kemana.

"Buat Lo," ucap Satria.

"Thank you mamen." Andrew langsung menerima bingkisan-bingkisan dari Satria, saat di buka macam-macam isinya. Ada makanan berat, makanan ringan, roti, coklat dll. "Widihh enak-enak nih, nikmat mana lagi yang kau dustakan Ya Allah. Lo yakin gak mau Sat?" tanya Andrew.

Yap, tak ada balasan dari Satria, ia hanya menggelengkan kepala sebagai tanda jawaban.

"Ya udah, sekali lagi thanks yo."

"....."

Begitulah Satria, irit bicara. Untungnya Andrew sudah terlatih dengan sikapnya.

Pelajaran pertama pun di mulai dengan bidang studi Bahasa Inggris lalu dilanjut pelajaran kedua dengan bidang studi Kimia."Satria, tolong ambilkan sarung tangan karet di lab IPA," ujar Bu Tari guru kimia.

Satria segera melakukan perintah gurunya itu. Ia berjalan menuju lab IPA dan ia terkejut saat melihat seorang cewek sedang bersih-bersih di lab.

Itukan cewek yang waktu itu debat sama Pak Yayat di ruang guru gara-gara orang tuanya gak dateng terus. Lisa bukan sih namanya. Batin Satria.

"Maaf, Kak, saya mau ngambil sarung tangan karet," ucap Satria sopan tapi terkesan dingin.

"Ohh, tuh lo ambil di atas meja itu," tunjuk Lisa. Satria pun segera menuju ke arah meja yang Lisa tunjuk.

Satria sedikit melirik Lisa yang nampak kelelahan sambil sesekali menyeka keringatnya. Dia beresin lab sendiri? Kuat banget. Kasian keringetan gitu. Atau dia lagi di hukum? Ini kan jam pelajaran. Batin Satria.

"Udah ambil sarung tangannya?" tanya Lisa saat melihat Satria sudah membawa dua buah sarung tangan karet.

"Udah kak, makasih."

"Sama-sama."

Satria hendak kembali ke kelasnya. Namun saat di pintu lab ia balik lagi dan menghampiri Lisa. "Kak, mau di bantuin gak? Capek banget keliatannya," ucap Satria.

"Ehh, gak perlu, udah gak papa. Lo masuk kelas sana ntar lo di hukum lagi."

"Tapi, kak-" ucapan Satria terputus saat Pak Yayat datang.

"Lisa, hukuman kamu bapak sudahi segera masuk kelas. Lain kali jangan telat lagi," ucap Pak Yayat.

"Baik, Pak, terima kasih." Lisa mengambil tasnya yang ada di kursi lalu pergi menuju kelasnya.

"Lho, Satria ko ada disini?" tanya Pak Yayat.

"Habis ngambil sarung tangan karet, Pak," ucap Satria.

"Ohh ya sudah sana balik lagi ke kelas."

"Baik, Pak."

Kringggg.

Bunyi bel istirahat menggema di seluruh antero sekolah membuat siswa-siswi menjadi semangat kembali setelah suntuk meresapi pelajaran yang entah masuk ke otak, entah hanya masuk telinga kanan keluar telinga kiri.

"Akhirnya istirahat, Ya Allah. Gila, kimia pelajaran atau apaan sih susah bener," ucap Andrew sambil merebahkan kepalanya ke meja.

"Lo aja yang bego," sahut Satria.

"Iya dah yang pinter iya. Ke kantin kuy laper gue," ajak Andrew.

"Hm," sahut Satria sambil  berjalan mengikuti Andrew menuju kantin.

Satria dan Andrew milih duduk di pojok kantin dekat stand makanan agar lebih dekat jika ingin bolak-balik pesan makanan.

"Lo mau apa biar gue yang pesen," ucap Andrew.

"Sandwich sama air putih."

Sambil menunggu Satria disibukan dengan ponselnya.

"Hai, Satria ya? Boleh ikut duduk?" tanya Safira, cewek mostwanted SMA Nusantara.

"Hm," jawab Satria.

"Satria istirahat sama siapa?"

"Sama gue, mau apa lo?" ucap Andrew. "Tuh pesenan lo, Sat," Andrew menyodorkan makanan pada Satria.

"Thanks," ucapnya.

"Gue beli dulu jus," ucap Andrew.

"Hm," jawab Satria.

"Dasar kutub," umpat Andrew.

"Eh, Sat, lo beli apa, mau coba dong," ucap Safira membuka pembicaraan.

"Gak," jawab Satria. Safira berdecak kesal, lalu Satria pergi meninggalkan Safira menuju ke tempat yang sedikit ada keributan.

"Tapi gue duluan yang ada disini," ucap Lisa.

"Heh anak gak jelas, lo tuh anak gak jelas udah ya lo ngalah aja, lo beli makanan yang lain," ucap cewek angkuh bernama Hilda.

"Lo yaa," Lisa hendak memukul Hilda namun pergerakannya tertahan.

"Udah, Kak, orang kaya gitu gak usah di ladenin. Nih makan sandwich yang gue aja gak papa," ucap Satria.

"Cihh, murahan banget lo, Lis, ngedeketin banyak cowok," ucap Hilda.

"MAU LO APA!?" ucap Lisa dengan nada tinggi sambil mendorong Hilda.

"Udah, kak," Satria mencoba menenangkan Lisa. "Sorry, kak, yang murahan kak Lisa yang gue samperin atau kakak yang tiap hari nyamperin gue dan kasih makanan ke gue?" savage. Hilda di buat bungkam oleh Satria.

"Jawab!" ucap Satria.

"Pasti Lisa udah mempengaruhi, lo, iya kan?" tanya Hilda.

"Kalau ada bukti silahkan kasih ke gue," ucap Satria.

"Ayo, kita pergi," ajak Satria sambil menarik tangan Lisa.

Vote, Komen dan Share!
Makasih sayang-sayang queeeeeee.
Follow my ig: @itsnuripw26

Everything Is YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang