[3] Recourse

993 140 17
                                    

Holla, ketemu lagi di part tiga.
Mulai dari sini jangan kaget ya kalau imajinasiku mulai kemana-mana 😄 Creatures-nya semakin banyak dan nggak pernah dibahas di cerita bonyoknya babang Epan, wkwk

Seqyan, semoga tidak mengecewakan. Cmiw

•°•°•°•

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•

"Tolong aku."

Levant tersentak dari tidurnya ketika mendengar bisikan itu. Suara yang amat halus dan lirih, namun bisa membangunkannya dengan sebegitu cepatnya. Suara yang segera hilang tersapu angin setelah tertangkap telinganya.

Sudah dua hari ini dia terus terbangun karena suara itu. Sebenarnya hatinya sedikit kesal, karena harus terus bangun dengan cara terkejut seperti tadi. Namun tak ayal dirinya juga penasaran dan ada rasa takut juga memikirkan apa dan siapa pemilik suara itu. Bukan takut yang sebenarnya, namun rasa takut dari kekhawatiran akan sesuatu yang menjadi asal suara tersebut. Kepalanya terasa pening sesaat dan jantungnya berdentum dengan kuat. Levant mengerang keras seraya meremas rambut birunya.

Lalu, setelah dirasa dia mulai tenang, Levant melihat sekeliling. Ternyata hari sudah mulai terang, embun pun berebut turun dari atas dan menyelimuti seluruh bagian hutan.

Ia bangkit dari posisinya, melakukan sedikit peregangan, kemudian berjalan keluar dari gua yang ditempatinya. Dia menyampirkan tas yang dibawanya di pundaknya.

Udara dingin khas pagi hari menyambut kulitnya. Meski begitu dirinya tak merasakan kedinginan sedikitpun. Cadmusion pack adalah pack terdingin dibandingkan teritori lainnya. Namanya sesuai dengan letaknya yang memang berada paling timur, Cadmusion pack juga sering disebut sebagai pintu timur wilayah werewolf. Jika dia terus melanjutkan perjalanannya, maka di sanalah kakinya mulai menginjak tanah klan lain.

Levant memutuskan untuk berburu makanan dahulu sebelum melanjutkan perjalanannya. Dan setelah perutnya terisi penuh, dia pergi ke salah satu air terjun di pack tersebut untuk membersihkan diri.

Beberapa lamanya Levant masih berendam di dalam air dingin itu. Tatapannya kosong ke depan. Dia sedang memikirkan apa yang akan dilakukannya setelah ini. Apa yang akan dilakukannya setelah pencariannya berakhir. Namun semuanya tetap saja masih kabur dan tak memiliki titik temu. Seakan otaknya yang biasanya sangat mudah menerima dan menyusun rencana-rencana sulit sekalipun kini menjadi tak berarti lagi.

Levant memutuskan untuk menyudahi acara mandinya. Langsung memakai pakaiannya tanpa mengeringkan tubuhnya terlebih dahulu. Dia pun tak peduli dengan pakaiannya yang itu-itu saja sejak kemarin. Biarlah pakaian yang ada di tasnya sebagai persediaan waktu dia tak sempat melepas pakaiannya ketika dia bertransformasi.

Kedua kakinya mulai melangkah lagi menyusuri hutan. Sesekali dia terus memasang sikap awasnya ketika merasa daerah tersebut rawan oleh makhluk asing ataupun berbahaya. Hingga akhirnya dia memutuskan untuk berlari cepat.

As Right As Rain (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang