[16] Delta Ace

810 106 8
                                    

Hei yo! Setelah sekian purnama aku menggantung cerita ini, kemarin sempet ngga sengaja kepublish padahal belum selesai. Maap yak 😫
Masih ada yang nyimpen ini cerita ngga ya. Atau jangan2 urah pada kabur karena Miyu suka PHP? :')

 Atau jangan2 urah pada kabur karena Miyu suka PHP? :')

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°•

Delta Ace berjalan menuju tempat dimana alphanya memanggil tadi.

Sampai di depan pintu ruangan, dia mengetuk pintu itu dan masuk setelah mendapatkan sahutan dari dalam.

Dia menunduk sebelumnya, lalu kembali menegakkan tubuh. Didapatinya di ruangan itu ada dua pria. Sang alpha dan calon penerusnya.

"Duduklah Delta Ace," ucap Davion.

"Apakah ada masalah, Alpha Davion?" tanya Delta Ace setelah dia duduk sesuai permintaan sang junjungan.

Mereka masih diam beberapa saat. Sampai Levant membuka suara lebih dulu.

"Aku masih tidak mengerti kenapa mateku selalu takut saat melihatmu, Delta Ace."

"Bukan maksudku menuduhmu, tapi ini adalah sesuatu yang membingungkan untukku," lanjutnya.

"Maaf, Tuan Levant, saya tidak mengetahuinya. Saya bahkan baru melihat pasangan Anda pertama kalinya saat itu," jujurnya.

"Benar juga. Delta Ace bahkan tidak punya saudara selain adik perempuannya," ujar Davion. Dia menyandarkan tubuh di mejanya.

Levant mengangguk menyetujuinya. Tentu saja ayahnya tahu. Tidak mungkin seorang Alpha tidak mengetahui setiap anggota kawanannya.

Delta Ace memang hanya memiliki seorang adik perempuan yang kini telah tinggal bersama pasangannya sendiri. Sedangkan ayahnya telah meninggal yang kemudian ibunya menyusul satu tahun kemudian.

"Apa kau tidak memiliki keluarga lain yang mungkin mengetahui ini?"

Delta Ace terdiam, berpikir sejenak.

Lalu seketika dia dia terhenyak saat menyadari sesuatu.

"Ah, saya sepertinya masih memiliki satu orang buyut."

"Sepertinya?" Levant mendengus geli. Delta Ace meringis. Menggaruk rambutnya yang tiba-tiba gatal.

"Yah, karena saya juga belum pernah bertemu dengannya. Saya dengar karena dia adalah seorang vampir murni. Dia kembali ke tanah klannya setelah pasangannya meninggal."

"Hanya itu yang saya tahu."

Davion mengangguk paham.

"Apa menurutmu dia mungkin tahu silsilah keluargamu?" Pertanyaan Levant dijawab dengan gelengan pelan dari Delta Ace.

"Tidak ada salahnya mencoba," gumam Davion, yang menarik perhatian kedua pria itu.

"Ini sesuatu yang penting yang harus dipecahkan segera. Mungkin pembunuhnya masih berkeliaran di luar sana dan dia bisa saja mengincar matemu," ujar Davion menatap putranya.

As Right As Rain (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang