[12] New Family

1K 122 7
                                    

Teman-teman maaf ya Miyu baru update 🙁 padahal aku dah bilang akan update sesering mungkin. Ternyata tidak sesuai dengan apa yang aku bayangkan, huee~
Tapi semoga part ini tidak mengecewakan yaa.
Yang sudah nunggu, terimakasih banyak. Yang masih mantengi dan sabar sampai sini juga terimakasih. Pokoknya 💓💓 banyak-banyak buat kalian

 Pokoknya 💓💓 banyak-banyak buat kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°•°•

"Luka dalamnya yang sudah mulai membaik. Hanya saja tulang rusuknya masih sangat rawan. Jika nantinya Nona sadar, dia mungkin akan sering merasakan sakit di bagian itu. Dan sebaiknya dia tak terlalu banyak melakukan gerakan. Segera panggil saya jika Nona mulai merasakannya." Dokter tersebut menjelaskan secara singkat perkembangan keadaan Lumi saat ini.

Luka yang didapati oleh matenya cukup parah. Termasuk organ bagian dalamnya. Beberapa tulang punggungnya retak dan kini ditambah dengan tulang rusuknya pula. Itu dikarenakan benturan tubuhnya dengan tubuh besar rogue dan pohon. Muntah darah yang dialami Lumi saat itu juga akibat dari luka dalamnya.

Levant mengusap wajahnya frustasi. Menatap wajah pucat Lumi yang begitu damai. Dia duduk di kursi sebelah kasur yang ditempati gadis itu dan meraih tangannya. Menciumnya lama dan merasakan tangan itu agak dingin.

"Levant." Seseorang masuk dan memanggilnya. Levant sama sekali tak menoleh. Hingga seseorang itu berdiri di sebelahnya.

Kedua orangtuanya datang. Pemimpin nomor satu di Selenehydor itu menatapnya dalam diam. Tetapi dia mengerti arti tatapan mereka. Keduanya meminta penjelasannya.

"Dia mateku," mulainya singkat. Ada hembusan lega dari ibunya, juga wajah senang ayahnya meski masih terlihat datar-datar saja.

"Kenapa dia bisa seperti ini?" Kini Davion yang membuka suara.

"Kami diserang saat melewati wilayah netral." Davion menghela napas beratnya. Niatnya untuk membalas gagal sudah. Rogue tersebut menyerang ketika mereka berada di wilayah netral. Jika sedikit saja mereka berada di wilayahnya, dia pastikan para rogue itu tak akan selamat.

"Kau tidak bisa melakukan apapun, Ayah," gumam Levant seraya menempelkan telapak tangan Lumi ke pipinya.

Davion mendengus. "Ayah tahu itu."

"Mama!" Suara cempreng milik seseorang yang baru saja masuk memenuhi seluruh ruangan.

Liam berlari dan Elle langsung berjongkok dan mendapat pelukan dari bocah lelaki itu. "Sstt.. jangan berteriak, Sayang." Setelah itu, Laia ikut masuk.

Liam beralih pada seseorang yang tertidur di atas ranjang. Dia menatap Lumi dengan mata berbinar. "Kakak cantik," gumamnya takjub.

Levant tersenyum kecil melihat kelakuan adiknya. Setidaknya, rasa khawatirnya sedikit berkurang saat ini. Dia melihat Liam semakin mendekati ranjang. Namun, bocah itu berbalik pada Davion sambil mengangkat kedua tangannya.

As Right As Rain (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang