[7] Let's Go Home

974 140 6
                                    

Adakah yang masih stay sampai sini? Aku mau mengucapkan banyak sekali terimakasih atas dukungan kalian, tanpa kalian aku hanyalah seupil penulis yang tidak ada apa-apanya.
Maka dari itu, dukungan dari kalian sangat-sangat membantuku dan meningkatkan mood-ku buat nulis 😊
Udah gitu aja, nanti malah kepanjangan, xixi

Maka dari itu, dukungan dari kalian sangat-sangat membantuku dan meningkatkan mood-ku buat nulis 😊 Udah gitu aja, nanti malah kepanjangan, xixi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°•

Pagi hari menyapa. Rumah kecil nan sederhana itu masih tampak sepi dan tenang. Keduanya masih berada di atas peraduan keras yang sempit itu. Si lelaki yang tidur telentang dengan gadis yang tidur beralaskan tubuhnya.

Levant membuka matanya. Terkekeh ketika mendapati di atasnya, tubuh gadis itu meringkuk dengan nyaman. Napasnya masih teratur, menandakan dia masih tertidur pulas. Tangannya terangkat mengelus surai halus itu dengan lembut. Gerakannya membuat gadis itu menggeliat dan menguselkan wajahnya di ceruk lehernya. Membuat Levant kembali terkekeh karena geli.

Merasakan tubuh di bawahnya bergetar karena lelaki itu tertawa, Lumi terbangun. Gadis itu mengerang lirih sambil berusaha membuka matanya yang masih terasa berat.

Dia mengucek matanya dan menguap sebentar. Tertegun ketika elusan lembut terasa di pipinya, diikuti oleh kecupan di sana.

"Selamat pagi."

Lumi tersentak saat mendengar suara itu. Lalu menyadari posisinya saat ini. Gadis itu segera bangun dan duduk di sebelah Levant.

"S-selamat pagi," balasnya kikuk.

Levant tertawa pelan. "Sepertinya tidurmu sangat nyenyak." Dan dengan polosnya Lumi mengangguk-angguk. Membuat tawa Levant semakin keras.

"Oh, moon," gumamnya.

Lumi yang semakin salah tingkah karena melihat Levant terus tersenyum dan tertawa memilih untuk turun dari peraduannya dan keluar kamar. Dia memilih untuk membersihkan diri lalu memasakkan makanan untuk mereka sarapan.

Ketika sedang menata makanan di meja. Tubuhnya tersentak saat tiba-tiba Levant mencium pipinya. Kenapa laki-laki itu suka sekali membuat jantungnya bekerja dengan cepat.

"Kau memasak?" tanya Levant. Dia baru saja selesai membersihkan tubuhnya di kolam kecil di belakang rumah Lumi dan selesai dengan cepat.

Lumi mengangguk. "Ya." Tapi kemudian dia tertegun.

"T-tapi aku tidak punya daging," katanya panik.

Levant tertawa mendengarnya. Dia mengambil kursi dan duduk di sana. "Aku akan makan apapun yang kau masak."

Mendengar itu wajah Lumi menjadi cerah. Dia segera mengambilkan sup buatannya dan memberikan semangkuk penuh untuk Levant. Lelaki itu langsung melahapnya dengan semangat.

"Apa kau siap untuk berangkat hari ini?"

Pertanyaan Levant membuat Lumi menghentikan kunyahannya, dia menelan supnya bulat-bulat dan terdiam sesaat. Tatapannya tampak ragu.

As Right As Rain (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang