Maaf, ternyata kemarin malem belom selesai, xixi
Part ini mungkin akan mengandung kecringean yang haqiqi.. jadi siapin aja kantong muntah..
(Penulis juga tidak akan bertanggungjawab untuk segala efek samping yang para pembaca rasakan, seperti lesu, mual, atau pusing berkunang-kunang)Wkwk, canda. Manis-manis dulu lah, sebelum paitnya
•°•°•°•°•
Laki-laki itu membuka matanya. Menyipit sebentar karena retinanya harus menyesuaikan dengan cahaya yang berebut masuk. Dia merenggangkan tubuhnya, dan tersentak saat menyadari tidak ada beban di depan tubuhnya.
Levant segera bangkit dan berniat untuk memanggil matenya, ketika dia melihat penampakan seorang perempuan tak jauh dari tempatnya, yang ternyata adalah Lumi. Gadis itu sedang berdiri di dekat mulut gua dan sesekali mendongak, atau mengintip keluar.
"Lumi?" Gadis itu terlonjak kaget saat suara Levant memanggilnya. Dia berlari-lari kecil menghampiri Levant.
"Kenapa kau tidak membangunkanku?" tanya Levant seraya mengusap puncak kepala matenya.
"Kau tidur nyenyak sekali. Padahal aku sudah―" Lumi menghentikan ucapannya, bola matanya bergerak ke atas.
"Sudah?" Levant mengulangnya.
"Sudah, membangunkanmu," lanjut Lumi dengan bola matanya yang kini bergerak ke kanan.
Levant terkekeh mendengarnya.
"Baiklah, terimakasih sudah berusaha membangunkanku kalau begitu."
"Kau mau ikut aku mencari makanan?" Lumi langsung mengangguk menjawabnya.
Ketika keluar dari mulut gua, Lumi merapatkan penutup jubahnya dan terus menunduk, tubuhnya merapat pada tubuh besar Levant. Levant yang menyadari gelagat matenya menghentikan langkahnya. Dia berdiri menghadap pada Lumi.
"Hei." Levant menyusupkan kedua tangannya pada penutup jubah Lumi untuk meraih wajahnya. Mengangkat wajah ayu itu untuk menatapnya.
"Ada apa?" Lumi hanya menggeleng pelan. Tangannya memegangi penutup jubahnya ketika hendak melorot. Kedua netranya menatap Levant dengan sayu.
Levant tersenyum kecil. Dia memajukan wajahnya dan mendaratkan satu kecupan lembut di dahi Lumi. "Tidak apa, kau tidak perlu takut," ucapnya.
Lumi mengangguk, lalu melingkarkan lengannya pada tubuh Levant. Telinganya menempel pada dada Levant dan dari sana dia bisa mendengar detak jantung Levant yang cukup cepat. Dia merasakan elusan lembut di belakang kepalanya dan beberapa kali kecupan di puncak kepalanya.
Mereka menikmati posisi itu beberapa saat, hingga suara perut Lumi memecah momen mereka. Levant terkekeh gemas dan segera mengajak Lumi untuk kembali berjalan menyusuri hutan.
KAMU SEDANG MEMBACA
As Right As Rain (ON HOLD)
Hombres LoboSequel "BLE MOU" Werewolf series #3 Levant Fritz Wilmot. Putra pertama Alpha Davion dan Luna Clarabelle. Lelaki bersurai biru yang menurun dari Sang ibu. Sesuatu yang untuk pertamakalinya terjadi di Klan Saturia, dan jatuh padanya. Bagaimana tentan...