[8] Don't be Afraid

944 141 9
                                    

Holla, Miyu kambeekk!

Semoga part ini tidak mengecewakan yaa 😣

Semoga part ini tidak mengecewakan yaa 😣

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

•°•°•°•°•

Levant berhenti di sebuah gua di tengah hutan untuk beristirahat. Hari sudah beranjak malam dan keduanya harus beristirahat. Apalagi Levant tak ingin melihat matenya yang terlalu kelelahan meski sepanjang perjalanan dia lebih banyak menggendong gadis itu.

Lelaki itu mengambil posisi duduk dan menyamankannya. Menepuk sisi depannya mengisyaratkan Lumi untuk berada di sana. Dan dengan agak ragu Lumi menurutinya.

"Kau tidak merasa kedinginan?" tanya Levant. Karena sejak tadi, sepanjang perjalanan, Levant belum pernah melihat gelagat matenya yang seperti terasa kedinginan atau semacamnya.

"Tidak," jawabnya singkat.

Meski keadaan di sekitarnya begitu gelap, hanya cahaya dari bulan yang menerangi sekitar mereka, Levant masih bisa menggunakan penglihatannya dengan sangat baik. Berbeda dengan Lumi. Penglihatannya cukup buruk di malam hari.

Keduanya menikmati posisi mereka saat ini. Levant beberapa kali menyempatkan mencium rambut halus matenya, atau menggesekkan hidungnya di sisi wajah Lumi ataupun lehernya. Keduanya sangat menikmati posisi mereka dan momen itu. Meski udara saat itu begitu dingin, hanya berada di dalam gua itu mereka bisa merasakan kehangatan dalam pelukan mereka.

Suasana tenang itu berubah menjadi tegang ketika sebuah lolongan panjang terdengar. Gadis itu terlonjak kaget saat suara itu sampai ke telinganya. Tanpa sadar tubuhnya berbalik dan merapat pada tubuh Levant. Dia mendongak, menatap Levant dengan raut ketakutannya. Apalagi ketika lolongan itu terdengar lagi.

"Ssstt.. Jangan takut. Aku di sini." Lelaki itu merengkuh tubuh Lumi dengan erat. Berusaha menenangkan pasangannya yang masih ketakutan. Dia juga menggenggam tangan Lumi agar gadis itu merasa tenang.

Keduanya terkejut saat mereka merasakan rasa dingin di tangan mereka yang bertaut. Termasuk Levant, yang melihat bagaimana tangannya hampir membeku.

Terdengar suara kesiap dari gadis di pangkuannya. Lumi melepas tautan tangan mereka, merenggangkan jaraknya dari Levant dan menjauh.

"Hei, tidak apa. Aku baik-baik saja." Lumi menggeleng dan mundur perlahan saat Levant berusaha meraihnya.

Lumi melihat pada kedua telapak tangannya yang menjadi putih, percikan-percikan kecil muncul dari sana. Lalu pandangannya beralih pada Levant yang masih berusaha menenangkannya. Berpindah pada tangan Levant yang kini sudah kembali seperti semula.

"Kau tidak perlu takut," ucap Levant dengan lembut. Dia terus meyakinkan pasangannya yang masih menatapnya dengan pandangan khawatir sekaligus takut.

Dia mengulurkan tangannya pada Lumi dan gadis itu hanya memandangnya, tanpa berniat menyambut. Kedua tangannya yang telah memutih sepanjang pergelangan tangan saling bertaut dan terlihat gemetar.

As Right As Rain (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang