Sequel "BLE MOU"
Werewolf series #3
Levant Fritz Wilmot. Putra pertama Alpha Davion dan Luna Clarabelle.
Lelaki bersurai biru yang menurun dari Sang ibu. Sesuatu yang untuk pertamakalinya terjadi di Klan Saturia, dan jatuh padanya.
Bagaimana tentan...
Maaf baru bisa update.. maaf juga kalau part ini kurang nge-feel dan tidak memuaskan 😌 tapi semoga kalian tetep suka yaa..
Langsung aja, cuss
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
•°•°•°•°•
Kedua iris biru itu menatapnya dengan memohon, hingga sebuah suara familier tertangkap telinganya. Gadis itu meminta tolong padanya.
Lalu, di detik berikutnya, Levant menggeram keras. Menarik perhatian ketiga werehyena yang masih berdiri mengelilinginya. Levant memberikan setengah kesadarannya pada Venom, sehingga salah satu irisnya berubah.
Melihat ada makhluk lain yang jauh lebih besar dari makhluk incaran mereka, para werehyena tersebut berbalik menghadap padanya. Mengeluarkan geraman feral, dengan air liur yang terus menetes dari moncong mereka.
Ketiganya maju dan mendekati serigala Levant dengan perlahan. Levant melihat pada gadis itu sekilas, dan kedua matanya masih mengarah padanya dengan sayu.
Suara geraman terdengar dari arah depannya. Tiga werehyena tersebut bersamaan berlari ke arahnya. Mereka menyerangnya secara berkelompok. Dengan sigap Levant dan Venom pun melesat menghindari serangan demi serangan yang makhluk itu lancarkan.
Mereka menyalak keras saat salah satu hyena tersebut berhasil menggigit kaki belakangnya. Ia melayangkan cakarnya pada hyena yang menggigitnya, menancapkannya di leher itu dan mengalirkan racunnya. Gigitannya terlepas. Levant dan Venom meninggalkan hyena yang sedang bergerak liar dan menggeliat kesakitan itu.
Memanfaatkan kelengahan dua yang lain, serigala besar itu melompat dan menerjang salah satunya. Menggoreskan cakar tajamnya di dada hyena tersebut. Namun tubuhnya didorong, dan ketika tubuhnya terlempar salah satu hyena lainnya menggigit tubuhnya dan melemparnya semakin jauh. Hingga menabrak batu besar.
Ia mengaing lirih, napasnya memburu. Melirik salah satu dari mereka yang sudah terbujur kaku, lalu dua lainnya yang masih bisa berdiri tegak meski tubuh mereka telah banyak terluka. Satu fakta yang menjadi keberuntungannya. Meski mereka merupakan makhluk yang hampir sama, namun werehyena tersebut tak memiliki kemampuan penyembuhan diri yang cepat seperti dirinya. Luka yang mereka dapatkan tak langsung menyembuh dan masih menganga lebar.
Ketiganya masih terus bergelut. Satu lawan dua. Namun sepertinya kedua werehyena tersebut telah mengetahui bagaimana bahaya cakar dan gigitannya. Di banyak kesempatan mereka berhasil menghindar, ataupun melepaskan diri sebelum Levant mengalirkan racunnya.
Ia berhasil membuat lebih banyak luka di tubuh mereka, sedangkan luka di tubuhnya tentu saja akan langsung menyembuh. Serangan keduanya semakin liar. Bergerak serampangan hanya untuk lebih melukai tubuhnya. Gerakan liar tetapi lebih berbahaya dari sebelumnya.
Levant ambruk ke tanah ketika kedua werehyena tersebut lagi-lagi menerjangnya. Menindih tubuhnya. Ia menggeram keras saat salah satu dari mereka menggigit samping tubuhnya, dan satu yang lain membenamkan cakar tajamnya di punggungnya. Darahnya memuncrat dan mengalir deras.