Bagian 13 Tentang Kepastian

428 304 215
                                    

🔵Update

Who Are You?
- Tentang Kepastian -
- About Certainty -

***

Takdir bukan berdiam diri saja
Ia tengah menunggu kita memainkan ceritanya
- Sefryana Khairil -

"Semua hal itu butuh kepastian,
entah itu tentang
melepaskan atau menggenggam."
- Faza Alfarizi -

"- Faza Alfarizi -

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Bandung, pukul 16:32 sore.

Kara berdiri menatap makam yang di nisannya bertuliskan nama Aksa Thahari bin Ahmad Thahari. Lama ia berdiri mematung di situ. Angin sore berhembus lembut menerpa wajahnya. Desauan angin dan bunyi daun yang diterpa angin menemani kesunyian itu.

Kara tersenyum tipis. Ia rindu datang ke tempat ini.

Lagi dan lagi, aku merindukanmu, kak Aksa, maaf ya, batin gadis itu.

"Kak Aksa, apa kau masih teringat dengan rencana kita yang dipatahkan oleh takdir? Aku ... aku ... harus sembuh sendirian, Kak, tanpamu," monolog Kara menunduk dalam.

Tak lama setelah hatinya terasa sakit mengingat nasibnya yang malang, gadis itu mengangkat kepalanya lalu menggeleng pelan.

Astagfirullahaladzim. Allah tidak akan suka melihatku mengeluh seperti ini. Kak Aksa juga akan sedih kalau aku bersedih. Faza juga pernah mengatakan kalau aku tidak boleh bersedih, batinnya.

Kara lalu berdoa dengan tulus. "Ya Allah, ampunilah aku yang menentang takdir-Mu. Seharusnya aku sadar bahwa setiap yang bernyawa pasti akan kembali kepada-Mu. Faza, pria itu memang Faza, bukan kak Aksa."

Kara berusaha tersenyum dan menenangkan hatinya. "La tahzan, inallaha ma'ana."

Pikirannya melayang mengingat ketika ia pergi ke Surabaya untuk bertemu Faza yang diyakininya adalah Aksa. Namun kebenaran telah terungkap. Kebenaran yang menyakitkan. Ia merasa perjuangannya sia-sia. Sepertinya Kara lupa bahwa tidak ada yang sia-sia di dunia ini jika itu untuk kebaikan.

Faza bukanlah kak Aksaku, batinnya lagi.

Kara menghela napas lalu menghirup udara yang sejuk sore itu.

"Aku minta maaf tidak mengunjungimu Jumat lalu,"ujar Kara. Ia lalu duduk di samping makam itu, menaburkan bunga di atasnya. Wangi bunga itu semerbak harum. Setelah itu ia membaca doa dengan khusyuk. Lama ia berdoa.

Selesai membaca doa, Kara berdehem pelan," Ehm.... Kak Aksa, aku bertemu dengan orang yang mirip sekali denganmu. Aku pikir kalian adalah orang yang sama. Tetapi tak butuh waktu lama aku segera menyadari kalau kalian sangatlah berbeda. Namanya Faza. Kau tahu aku sempat menyukainya. Haha."

WHO ARE YOU? [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang