Ruangan luas bercat abu-abu yang hanya diisi beberapa barang, menghasilkan suara menggema saat seorang pria berteriak marah. Tiga orang yang berada di ruangan terdiam sejenak guna menetralkan rasa kesal dalam diri mereka.
Tiga puluh menit yang lalu, ayah mereka menelfon dengan amarah memuncak, mengancam ketiga anak remaja disana jika rencana kali ini gagal.
"Pria-pria tua itu gak ada takutnya. Bisa-bisanya mereka buat anak perusahaan daddy jadi bermasalah." Ucap Mark dengan frustasi.
"Kayaknya kita harus ngelakuin sesuatu ke dua cewe jalang itu ka." Yesha angkat bicara.
Perkataan itu mengundang tanya dari dua lelaki di sana. "Maksud aku, hancurin dua pelacur itu sehingga orangtua mereka tunduk."
"I know what I have to do." Mark memainkan putung rokok dengan seringai licik.
"Mark, jangan lakuin hal bodoh lagi!" Ucap Jeno dengan frustrasi saat mendengar ucapan Mark dan gelagat sang kakak.
Mark mengangkat alis dengan senyum mengejek. "Gue harus lakuin sesuatu sama dua gadis itu, oh– atau sedikit lagi bukan gadis?"
"Mark!" Jeno berteriak marah.
"Mereka harus ngerasain apa yang dulu terjadi sama mommy." Mark menatap dingin Jeno. "Ngga usah sok suci, Jeno."
"Lo ngga bisa ngelakuin itu sama mereka! Mereka gak tau apapun, mereka gak salah! Yang salah orangtua mereka, jadi ngga seharusnya mereka nerima–"
"Kenapa ka Jeno jadi belain mereka?!" Ucapan Jeno dipotong oleh teriakan tak suka Yesha. "Apa ka Jeno udah mulai berontak? Kayak Rena, iya? Ka Jeno udah dihasut sama mereka, kan?!"
"Diam!!" Mark berteriak marah dengan rahang mengeras, botol minuman sudah tergeletak dengan beberapa pecahan di lantai.
"Gue gak mau dengar apapun yang lo ucapin Jen. Lakuin semua rencananya atau lo dapet hukuman lagi dari daddy." Ucap Mark dengan napas tersenggal, tatapannya tajam ke arah Jeno namun ada sedikit kekosongan dari tatapan itu.
"Buat mereka hancur atau kita yang hancur di tangan daddy." Mark beranjak dari duduknya, kini menatap Yesha dengan datar. "Jangan ganggu selama rencana ini berjalan, jangan ngancurin rencana apapun atau kamu tau akibatnya."
Langkah kaki Mark bawa ke pintu. "Lo yang lakuin ke Jasmin secepatnya atau gue yang hancuri dia lebih dari mereka hancurin mommy, Jen."
Setelahnya Jeno berteriak marah dengan barang didekatnya yang ia lempar brutal. Jambakan frustrasi di rambut lebat hitam Jeno dan suara lihir Jeno memanggil nama Jasmin seakan menjadi iringan di malam gelap dan sunyi itu.
🥀🥀🥀
Pintu terbuka dengan kasar, mengejutkan kedua wanita cantik disana. Semula kamar itu dipenuhi dengan tawa dan pekikan riang kedua sahabat, kini terdengar teriakan amarah."Listen, bitch. Lo berdua udah buat kesayangan gue bertengkar karena kalian." Yesha berbicara dengan penekanan serta kedua tangan menarik rambut Chanisa dan Jasmin.
"Sialan! Berhenti bersikap kasar!" Chanisa berteriak marah dengan kedua tangan yang segera memelintir tangan Yesha.
"Aakhh apa yang lo lakuin! Jalang sialan!"
Yesha memberontak dengan kekuatan penuh, namun Chanisa juga menahan dengan sisa kekuatannya.
"Lo bisa lakuin ini ke gue, tapi liat sedikit lagi kalian bakalan nangis dan tunduk." Ucap Yesha dengan tatapan tajam pada Chanisa.
"You dreamed bitch!" Chanisa menekan kuat tangan Yesha yang membuat wanita itu berteriak nyaring.
"Chan, stop." Ucap Jasmin dengan suara bergetar.

KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle ✔
Fanfiction●Nomin ft. Markhyuck Tidak semua orang yang terlihat baik akan berbuat baik juga. Tidak semua orang yang terlihat manis akan berbuat manis juga. Kalian tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan. Mereka yang terlihat baik bisa saja berbahay...