Berada di halte bus pada siang hari adalah kali pertama untuk seorang Jasmin Mevia Artha. Sebenarnya sudah sangat lama Jasmin ingin menaiki transportasi umum itu namun, keinginannya selalu digagalkan oleh sahabatnya serta suruhan ayahnya. Kali ini, keinginannya akan terpenuhi karena, tidak ada kedua sahabatnya dan ia berhasil kabur dari anak buah sang ayah.
Jasmin menunggu bus berikutnya dengan senyum di wajah tak pernah luntur. Hari ini ia berencana akan melakukan me time.
Ia akan ke toko buku, memakan ice cream dan cake, bermain di taman, serta mengunjungi pet shop. Semua rencana itu sudah ia susun sejak semalam, membuat Jasmin memekik senang membayangkannya.
Saat bus datang, langkah Jasmin begitu semangat menaiki kendaraan itu. Ia mengambil duduk dekat jendela, tidak lupa memotret keadaan bus serta pemandangan dari dalam bus dengan kamera yang ia gantungkan di leher.
"Jadi gini rasanya naik bus." Gumam Jasmin memandang sekitar bus dengan senyum lebarnya.
"Kenapa ngga dari dulu aja gue kabur dari anak buah Daddy." Jasmin merutuki kebodohannya.
Saat halte pemberhentiannya akan tiba, Jasmin berdiri dengan semangat, ia keluar dari bus dan melangkah ke toko buku dengan gembira.
Suasana toko buku yang sunyi dan tenang adalah yang paling Jasmin sukai. Ia akan memotret kegiatan orang-orang yang sedang membaca dan bercengkrama pelan.
Setelah membeli beberapa novel, tujuan kedua Jasmin adalah cafe macaron favoritnya, cafe itu tidak hanya menyediakan macaron saja, ada berbagai jenis cake dan minuman manis lainnya.
Saat pesanannya datang ia kembali memekik senang. Ia segera menata strawberry cake, macaron dan orange drink untuk difoto. Setelah puas memotret, ia letakkan kamera kesayangannya di atas meja, kembudian segera menikmati kue manis di hadapannya.
"Selamat makan!" Ucap Jasmin dengan senang.
"Selamat makan juga." Ucapan sesorang dari depan membuat Jasmin terperanjat.
Jasmin memegang dadanya yang berdegup kencang karena terkejut. Di hadapannya kini duduk seorang pria dengan nampan berisi cheese cake dan hot coffee di atas meja yang Jasmin tempati.
Pria di sebrang tertawa melihat tingkah lucu Jasmin.
"Ekhm... Lo siapa?" Jasmin menetralkan keterkejutannya.
"Lo cewe yang nangis waktu malam itu, kan?" Pria itu justru bertanya kembali.
Jasmin menukik alis bingung, mencebikan bibir karena menerutnya pria di hadapannya kini sangat tidak sopan. Duduk tanpa meminta izin lebih dulu, tidak menjawab pertanyaannya, berbicara dengan sangat santai seakan mereka sudah saling kenal sejak lama bahkan, pria itu menyilangkan kaki dan bersandar meletakkan kedua tangan di dada. Apa itu bisa dikatakan sopan untuk seseorang yang tidak kita kenal.
Karena tidak mendapat jawaban dari Jasmin, pria itu tersenyum membuat lengkungan di kedua matanya. "Gue yang waktu itu ngembaliin gantungan teman lo."
Mendengar pernyataan dari pria itu, Jasmin memundurkan bangkunya dengan cepat, menimbulkan suara yang sangat nyaring.
"Wait, why?" pria itu menahan Jasmin yang ingin beranjak dengan wajah ketakutan.
"No, no. Gue bukan orang jahat, oke? Tenang."
Jasmin akhirnya duduk kembali dengan ragu. Ia menggigit bibir gusar, pasalnya pria di hadapannya sangat menakutkan malam itu.
"Gue minta maaf kalau waktu itu bikin lo sama temen lo ketakutan. Tapi gue nggak berniat jahat, jadi lo gak perlu takut." Jeno menjelaskan dengan lembut tanpa sadar meremat tangan Jasmin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Struggle ✔
Fanfiction●Nomin ft. Markhyuck Tidak semua orang yang terlihat baik akan berbuat baik juga. Tidak semua orang yang terlihat manis akan berbuat manis juga. Kalian tidak bisa menilai seseorang hanya dari penampilan. Mereka yang terlihat baik bisa saja berbahay...