Part 6

8.8K 621 8
                                    

Memasuki villa bi Milah langsung menemui Aisyah yang sedang di dapur memilah belanjaannya.

"Neng.. neng Aisyah.."

"Iya bi. Ada apa? Kenapa bibi ngos-ngosan gitu?"

"Tau ga tukang becak tadi?"

"Iya kenapa bi? Ongkos yang Aisyah kasih kurang bi?"

"Bukan gitu atuh neng."

"Lha terus kenapa bi?"

"Tadi malah gratis ongkosnya."

"Lha kok bisa bi?. Kasihan atuh si akangnya, bi."

"Gapapa neng. Katanya pagi ini gratis ongkosnya. Gitu neng."

"Lha baik banget si akangnya."

"Iya neng. Baik banget-banget malah. Neng tau siapa tukang becaknya?"

"Mana Aisyah tau bi, kan Aisyah baru kenal yang disekitar sini aja. Itu juga kebanyakan yang orang tuanya aja."

"Rumahnya sekitar sini kok neng."

"Ah masa sih bi?. Aisyah ga kenal kayaknya. Tapi Aisyah ga merhatiin mukanya juga sih tadi." Ucap Aisyah sambil terkekeh.

"Lha si eneng.. itu tadi yang namanya Rayhan."

"Innalillahi." Ucap Aisyah karena kaget belanjaan yang sedang dipegangnya terjatuh."

"Lha si neng hati-hati atuh."

"Aisyah kaget bi, tadi kan kita ngomongin dia. Untung ga ngomongin yang jelek-jelek ya bi."

"Iya neng. Tapi tadi Rayhan malah bilang terimakasih ke Bibi neng. Katanya makasih sudah dipromoin."

"Lha lucu. Itu omongan jujur apa sarkas ya bi?"

"Sarkas teh naon neng?"

"Sarkas itu nyindir bi."

"Ah kayaknya itu jujur neng. Kayaknya Rayhan suka sama neng."

"Ah si Bibi mah aya-aya wae."

"Beneran neng. Masa mau-mauan arsitek terkenal jadi tukang becak."

"Olahraga aja kali bi."

"Tadi sih Rayhan emang ngomong gitu neng."

"Nah kan."

"Ah ga ah neng. Bukan cuma olahraga. Tapi ada maksud tersembunyi. Mau deket sama neng."

"Hahaha.. Bibi.. Bibi.. ada-ada aja. Wong katanya dia aja udah ditinggal 5 tahun sama istrinya, belum dapat gantinya. Brarti kan almarhumah istrinya tuh perfect banget bi. Masa mau sama Aisyah yang biasa gini."

"No body's perfect neng. Semua manusia punya kelebihan dan kekurangan. Begitu juga almarhumah istri Rayhan dan neng juga."

"Maa Syaa Allah si Bibi bisaan pake bahasa Inggris."

"Lha iya dong neng. Belajar dikit." Ucap bi Milah sambil terkekeh.

"Bagus bi. Kita disuruh belajar dari buaian hingga liang lahat. Iya, bibi benar, ga ada yang sempurna di dunia ini. Yang sempurna cuma Allah. Tapi Aisyah ga berani berharap sama yang namanya Rayhan itu. Aisyah belum kenal dia. Terus takut nanti dibandingin sama almarhumah istrinya. Lagi pula belum tentu juga Rayhan suka sama Aisyah bi."

"Tapi menurut pendapat Bibi ya. Sedikit banyak Bibi tau sifat Rayhan, Bibi tau dia dari kecil. Rayhan tuh laki-laki sholeh. Dia ga bakalan dzolim sama istrinya. Lagi pula ga biasanya dia sampe bawa becak gitu, kalau ga ada maksudnya. Tadi juga pas ngomong sama bibi, Rayhan tuh banyak senyum. Rayhan tuh kalem banget. Apalagi semenjak istrinya meninggal. Baru kali ini lagi, Bibi liat Rayhan banyak senyum. Entah kenapa bibi berharap neng jodoh sama Rayhan."

PENANTIAN (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang