Part 11

8.5K 558 2
                                    

Pagi ini Aisyah dan bi Milah pergi ke bazar Minggu yang diadakan di halaman kantor desa. Aisyah pergi berjalan kaki bersama bi Milah. Hitung-hitung olahraga jalan kaki pikir Aisyah. Udara pagi di desa ini masih baik. Kita masih bisa melihat embun pagi di daun-daun.

Hanya butuh waktu sekitar 15 menit berjalan santai Aisyah dan bi Milah pun sampai di bazar Minggu. Sesampainya di bazar sangat banyak makanan, minuman, pakaian sampai peralatan dapur yang dijual disana. Meriah sekali bazar Minggu di desa ini.

Aisyah dan bi Milah berjalan sambil melihat-lihat. Jika Aisyah atau bi Milah tertarik membeli makanan atau minuman yang ada disana mereka berhenti di tenda bazar yang menjajakan makanan atau minuman itu.

Aisyah sudah menenteng beberapa kantong plastik yang berisi makanan. Susah bagi Aisyah menahan diri untuk tidak membeli aneka gorengan. Sesekalilah pikir Aisyah, tidak tiap hari ini.

Ketika Aisyah melintasi gerobak bubur ayam, Aisyah mendengar seperti namanya dipanggil anak kecil. Sepertinya suara Zahra, gumam Aisyah. Dan benar saja ketika Aisyah menengok ke meja disamping gerobak bubur ayam terlihat Rayhan dan Zahra disana. Dan Aisyah melihat seorang anak remaja laki-laki yang berwajah mirip Rayhan. Mungkin itu Zaydan, pikir Aisyah. Lalu Aisyah dan bi Milah berjalan menghampiri Zahra.

"Assalamualaikum.." ucap Aisyah dan bi Milah.

"Waalaikumussalam.." jawab Rayhan dan anak-anaknya

"Makan bubur Syah.. bi.." ucap Rayhan.

"Makasih Kang.. ini kami sudah beli makanan banyak, rencananya mau dimakan di villa aja." Ucap Aisyah sambil menunjukkan kantong di tangannya.

"Yah ibu, makan bareng kita dong.. itu bangku disebelah ayah masih kosong. Nini Milah sekalian makan bareng kita juga aja. Nanti sore aku udah pulang ke Jakarta. Ga tau lagi kita ketemunya kapan bu.." ucap Zahra.

"Oh.. nanti sore kamu udah pulang ke Jakarta. In Syaa Allah nanti kita ketemu di Jakarta ya sayang."

"Emang ibu tau dimana rumah aku?"

"Ga... Tapi kan ibu bisa telephone kamu minta alamatnya. Atau minta share location."

"Eh iya ya.. emang ibu pulang ke Jakarta kapan?"

"In Syaa Allah hari Rabu sayang."

"Kenapa ga bareng kita aja? Nanti kita antar abang ke pesantren dulu. Mobil ayah masih muat kok bu."

Aisyah tersenyum, lalu berkata "Ibu masih mau liburan di villa sayang, ibu kan jarang datang ke villa."

"Oh ya udah, nanti kalau udah di Jakarta kasih tau aku ya bu... Oh iya lupa.. ini abang aku.. namanya Zaydan.. ganteng kan bu kayak ayah?"

Aisyah tersenyum, dan dari sudut matanya Aisyah melihat Rayhan juga tersenyum. Tapi anak laki-laki Rayhan terlihat tak acuh dengan Aisyah. Anak laki-laki itu tetap asyik dengan makanannya sendiri.

"Eh iya ganteng.. Salam kenal Zaydan.." ucap Aisyah.

Zaydan hanya mengangguk tanpa menoleh. Aisyah hanya menanggapinya dengan tersenyum kepada Zahra.

"Ya udah bu makan bubur bareng kita ya.. mumpung ada abang juga nih."

"Iya deh." Lalu Aisyah duduk di bangku sebelah Rayhan.

"Nini juga ikutan ya.. aku minta bangku lagi sama mamangnya." Ucap Zahra.

"Eh ga usah, nini mau langsung pulang, kasihan aki sendirian di villa." Jawab bi Milah.

"Lha bi.. Aisyah pulang sendiri dong nanti.."

"Bareng kami aja Syah.. kami jalan kaki kok kesini.. jadi balik ke rumah ummi juga mau jalan kaki. Bibi mau bungkus buburnya?" Ucap Rayhan.

PENANTIAN (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang