Part 13

7.7K 521 7
                                    

Pukul 11.30 Aisyah dan Farid sampai di parkiran apartment. Perjalanan dari villa ke Jakarta hari ini sedikit tersendat. Entah apa yang menyebabkan kemacetan di jalan tol tadi. Farid setia mengikuti mobil Aisyah di belakang. Padahal Aisyah sudah bilang kalau Farid mau duluan tidak apa-apa. Tunggu Aisyah didekat gerbang tol Cililitan, atau langsung ke cafenya saja karena Aisyah sudah memberikan alamatnya kepada Farid. Karena Aisyah tidak biasa memacu mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Sesampainya di parkiran Aisyah melihat mobil Rayhan sudah terparkir disana. Setelah memarkirkan mobilnya Aisyah pun keluar dari mobilnya. Rayhan pun terlihat berjalan menghampiri Aisyah.

"Assalamualaikum.." ucap Rayhan.

"Waalaikumussalam.. sudah lama Kang?." Ucap Aisyah.

"Ga.. paling lima menitan deh. Tadi pas Farid bilang udah sampai daerah TMII saya langsung siap-siap jalan. Kena macet ya tadi?"

"Iya.. ga tau ada apaan di tol tadi, jadi macet.. untung cuma dari cimanggis sampai cibubur. Kalau ga mateng deh di mobil." Ucap Aisyah sambil terkekeh.

"Widih udah ngobrol aja nih dua sejoli.. mau program menghitamkan kulit ya siang bolong ngobrol di parkiran." Interupsi Farid yang tiba-tiba sudah berada di dekat Aisyah dan Rayhan.

"Kita nungguin kamu Rid.." ucap Aisyah malas.

"Ngapain pakai ditungguin? Aku juga bisa masuk sendiri ke cafe teteh. Itu kan cafenya." Ucap Farid sambil menunjuk sebuah ruko yang bertuliskan tulisan Cafe 'Usil'.

Cafe Aisyah menyajikan masakan minang dari makanan berat, minuman sampai aneka snack. Ada Soto Padang, dendeng batokok, rendang, kopi cap teko, gulo-gulo tare, kerupuk ubi balado, sanjay balado dan banyak lagi. Semua makanan, minuman serta snack yang disajikan khas dari daerah Silungkang, salah satu daerah di Sumatera Barat. 'Usil' itu sendiri singkatan dari 'Ughang Silungkang'. Konsep cafe 'Usil' menampilkan khas rumah gadang di minang. Perabotan-perabotan yang ada di cafe disamakan dengan perabotan di rumah nenek Aisyah di kampung.

"Ya udah Rid ga usah diperpanjang.. Ayo Kang Rayhan, Farid kita masuk."

Memasuki cafe Aisyah mendengar namanya dipanggil. Aisyah pun menoleh dan melihat Akbar melambaikan tangannya. Aisyah pun memberi isyarat kalau dia mau mengantarkan tamunya duduk dulu.

Aisyah mengajak Rayhan dan Farid duduk di salah satu pojok cafe.

"Maaf nih Kang Rayhan dan Farid, saya ada tamu. Saya mau selesaikan urusan sama dia dulu ya. Kang Rayhan sama Farid pesan aja sepuasnya. Hari ini saya kasih free buat Kang Rayhan sama Farid." Ucap Aisyah sambil tersenyum.

"Alhamdulillah.. jadi enak nih teh.." ucap Farid sambil terkekeh. Sedangkan Rayhan hanya tersenyum menanggapinya.

Aisyah lalu memanggil pegawainya untuk melayani Rayhan dan Farid.

"Mitha.." panggil Aisyah.

"Iya bu..." Ucap gadis itu menghampiri Aisyah.

"Tolong layani tamu saya ya. Saya mau menemui Pak Akbar dulu. Ali sudah datang belum?"

"Pak Ali sepertinya sedang ada di gudang deh. Lagi nanya persediaan sama petugas gudang."

"Kalau Rani?"

"Bu Rani ada di ruangannya bu..."

"Oh ya udah kalau gitu.. tolong layani tamu saya ya. Terimakasih."

"Baik bu.. sama-sama.."

"Kang Rayhan sama Farid saya tinggal dulu ya.. paling sebentar lagi Ali kesini.. kalau mau sholat dzuhur ada musholla kecil diatas.. bisa jamaahan sama pegawai disini. Disini kalau jam sholat pegawainya sebagian sholat sebagian masih melayani. Gantian gitu. Tapi tetap harus jamaahan. Tapi kalau mau di  musholla apartment ada dibelakang ruko ini."

PENANTIAN (Sudah Terbit)✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang