■
Lalisa merebahkan dirinya dikamar menatap langit-langit kamarnya dengan sendu. Wajah sembabnya masih terlihat jelas dan kata-kata yang taeyong ucapkan masih terngiang-ngiang ditelinganya.
Lalisa mendudukan dirinya lalu mencari ponselnya di tas. Mata bulatnya menatap benda canggih itu dengan sedih, taeyong sama sekali tak menghubunginya atau memberi kabar kepada lalisa. Sebegitu salahkah lalisa tadi?
Sebegitu salahkan lalisa cemburu kepada teman taeyong?
Lalisa mematikan ponselnya lalu merebahkan dirinya lagi dikasur sambil mengingat-ingat kenangan indah bersama taeyong yang berputar dikepalanya hingga membuat bibirnya tersenyum.
Disaat dimana taeyong menyemangatinya agar tidak insecure, dimana saat taeyong hanya memberi perhatian kepadanya dan dimana saat taeyong menjadikan lalisa satu-satunya.
Hingga senyuman lalisa luntur saat mengingat kejadian tadi.
"Ini kamu nyuruh aku mundur apa gimana sih bu... " ujarnya lirih menatap foto dirinya dengan taeyong yang terpajang di dinding kamar lisa. Foto itu diambil saat kali pertama taeyong dan lalisa berpacaran.
Bulir-bulir air mata lalisa membasahi bantalnya saat menatap foto dimana taeyong menatap dirinya dengan tatapan cinta, bukan tatapan seperti tadi. Taeyong sudah bosan dengan dirinya?
Lalisa dengan cepat menggelengkan kepalanya, dia belum siap untuk berpisah dengan taeyong, karena sekarang dirinya sudah terlalu jatuh pada lelaki itu.
Semoga saja besok dirinya dan taeyong cepat berbaikan.
.
.
."Kok gue sih yang nganter buku ke perpus! " kesal eunha yang membuat lalisa terkekeh.
"Temenin gue lis. " lalisa mengangguk lalu mengambil separo buku yang mau dihantar eunha ke perpus.
Mereka berjalan menuju dengan canda dan tawaan yang sesekali terlontar dari mulut mereka. Hingga wajah lalisa mengeras melihat pemandangan yang membuatnya hanpir menangis detik itu juga.
Hatinya sakit, melihat taeyong mengusap kepala nayeon dengan tawaan. Padahal hari ini lisa harap hubungannya dengan taeyong akan membaik, tetapi lelaki itu malah membuat lalisa semakin yakin jika sekarang dirinya tak berarti lagi bagi taeyong.
Eunha menoleh menatap lalisa lalu menatap taeyong lagi. "Lis lo gapapakan? "
"Gue salah gak na kalo cemburu? Gue berlebihan atau gimana? "
Eunha menggeleng menghampiri meja taeyong yang diekori lalisa di belakang. Eunha jelas marah, lalisa sahabatnya seenak jidatnya disakitin sama taeyong. Eunha kira taeyong itu gak bakal buat lisa sakit hati, tapi ekspetasi memang tak seindah kenyataan.
"Romantis banget kaya drama korea kak. " sindir eunha yang melewati mereka berdua --- taeyong dan nayeon.
Ucapan eunha membuat taeyong dan nayeon menoleh. Taeyong langsung mencekal tangan lalisa yang kini mantapnya tepat dimata lelaki itu, tatapan kecewa yang mungkin sekarang taeyong tangkap.
"Kak, kakak marah aku deket-deket sama cowok lain. Tapi kakak sendirinya deket-deket sama cewek lain kak! " ujar lalisa yang sedikit berteriak melupakan bahwa sekarang dirinya sedang berada di perpustakaan.
Taeyong yang sadar menjadi pusat perhatian langsung menarik tangan lalisa, lalisa menaruh bukunya dimeja yang tadi di tempati taeyong lalu mengikuti arah tarikan lelaki itu. Mata bulat lalisa menatap sendu tangannya yang ditarik kuat taeyong, tangan yang dulunya selalu di elus-elus, dijaga dan selalu jadi tempat dimana tangannya sebagai bantal tidurnya saat lelaki itu kelelahan.
Dibelakang nayeon menatap kepergian taeyong dengan lalisa dengan kesal. Hingga eunha datang mengambil buku yang ditaroh dimeja perempuan yang berstatus kakelnya itu dengan wajah tak bersahabat. "Iya kayak drakor tapi lo yang jadi orang ketiganya. " ujar eunha menbuat nayeon mantapnya tajam, yang membuat eunha tak kalah menatap nayeon dengan tajam.
.
.
.Maaf ya kalo gajelas ceritanya, dan makasih yang sudah membaca, support cerita ini ❤
KAMU SEDANG MEMBACA
bubu | yonglis
Fanfictiontaeyong bakal nunjukin sisi lainnya jika hanya bersama kalisa, pacarnya.