bubu 10

7K 992 72
                                    

Lalisa menatap lapangan basket dengan tatapan kosong. Pikiranya masih menerawang kemarin sore di danau bermasa taeyong --- mantannya.

Wajah taeyong yang banjir air mata dan penyesalan yang selalu terucap di bibir pemuda itu membuat hati lisa menjadi terombang-ambing, ingin melepas tetapi berat.

Lalisa hanya takut jika taeyong membuatnya sakit lagi.

"Woiii poni! " lalisa mengerjap menjelaskan penglihatannya. Dilihatnya jaehyun --- si pipi bolong sedang berjalan menghampirinya sambil tersenyum. Lalisa memutarkan bola matanya, ia masih kesal dengan lelaki ember itu.

Jaehyun mendudukan dirinya di samping lisa yang sedang meliriknya sinis, "Ngapain anda kesini? "

Jaehyun menyenggol lalisa pelan tetapi membuat lalisa mendorong tubuh besar jaehyun agar agak menjauh.

"Dihhh, ditemenin akang ganteng gini jangan malu-malu. "

Lalisa menarik nafasnya sebelum menggeplak kepala jaehyun, "Jauh-jauh cepet lo! "

Dengan tidak tahu dirinya jaehyun malah mendekatkan dirinya dan tertawa terbahak-bahak membuat lalisa merasa takut, takut jaehyun gila.

"Lo kalo gila jangan deket-deket gue dong, kerumah sakit jiwa aja sana hush hush. " ujar lalisa

Jaehyun menghentikan ketawanya, "Heh poni lo gak khawatir sama bang taeyong? "

Lalisa menoleh menatap jaehyun bertanya, emang taeyong kenapa segala perlu dikhawatir-in.

"Gue bukan siapa-siapa jadi ngapain gue khawatir-in. " jawab lalisa walaupun dirinya merasa gimana gitu ngomong kalimat bukan siapa-siapa. nyesek.

Jaehyun menggeplak pelan lengan lalisa hingga gadis bermata bulat itu menoleh, "Bang taeyong demam, lo gamau jenguk gitu? " ujar jaehyun melihat lalisa yang terdiam mematung

"Gue anterin. " lanjutnya


.
.
.

"Nyaman ya meluk-meluk gue? " lalisa yang sadar sedang disindir langsung terbangun dari lamunannya. Sejak kapan kedua tangannya meluk pinggang jaehyun, duhh jadi malu.

"Enak aja lo kempot. " jawab lalisa turun dari motor beat jaehyun dengan wajah kesal.

Ini gak salah rumah taeyong. Gede banget pantes motor doi gonta-ganti mulu setiap minggunya rumahnya aja gede banget kayak istana. Ini kalo abang cilok tolet-tolet pasti gak kedengeran.

"Mau masuk gak? "

Lalisa mengangguk ragu, lalu mengikuti jaehyun dari belakang.

Pintu terbuka, dan satu persatu tangga telah lisa pijak hingga kini dirinya berdiri didepan kamar berpintu warna putih.

"Sana masuk, suruh bang taeyong makan. Gue mau kebawah dulu mau numpang ke toilet. "

Lalisa mengangguk, lalu membuka pintu kamar taeyong dengan perlahan. Dilihatnya tubuh taeyong yang lemas ditutupi oleh selimut tebal warna putih yang menutupi tubuhnya sampai dadanya.

Lalisa berjalan pelan menuju kasur taeyong, lalu mendudukan dirinya disamping kasur. Tangannya menyentuh dahi mantan kekasihnya.

Panas.

"Jae gak usah pegang-pegang lo. " lalisa kaget kirain taeyong tau kalo dirinya disini.

"Yong makan dulu yuk, gue bawain bubur nih. " taeyong membuka matanya perlahan saat mendengar suara yang sangat familiar di telinganya --- lalisa.

"Loh kamu kesini sama siapa? "

Lalisa membantu taeyong untuk duduk. "Sama jaehyun. "

Raut wajah taeyong langsung berubah. Dan lalisa yang tak menyadarinya.




.
.
.

Deg-degan sama lagu baru blackpink 😭

 bubu | yonglisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang