Sebuah Surat

12 0 0
                                    


Linda membuka isi surat berpita merah itu. Ia cium amplop putih kekuning-kuningan. Ia heran dengan surat yang bertuliskan sebuah nama yang masih teringat dalam tempurung kepalanya. 

Aku akan menunggu, begitu judul isi suratnya. 

Jika kebenaran harus dikeluhkan sepanjang masa, lalu lenyaplah segala kesenangan. 

Jika kebahagiaan harus ditutupi karena keyakinan, kau telah menipuku sejak awal. Maka tanyalah pada nurani. 

Semoga malam terasa indah. 

Selamat malam. 

Kendit Polang. 

Ia tersenyum setelah membaca surat dari lelaki yang telah berkesan di hatinya. Ia tutup surat itu. Ia kembali menciumnya sekali lagi. Untuk memastikan hari esok. Ia akan memberi sebuah kepastian yang ia sendiri tak tahu harus mengawalinya dengan kata apa. 

Ia menarik selimutnya sampai kepala. Ia tersenyum setiap berguling ke kanan dan kiri. Sampai ia tak sadar telah telah terlelap. 

Selamat malam. 


SEMUSIM TELAH BERLALUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang