"Lho, kalian ngapain disini?" Tanya seorang cewek yang datang dari arah depan berdua dengan seorang cowok. Tunggu, sepertinya Nuca, Samuel, dan Tiara mengenlinya! Iya, Chelsea dan John! Baru saja mereka membincangkannya.
"Chelsea? John? Kalian ngapain di sini?" Tanya Nuca
"Eee, kita lagi-" belum selesai Chelsea bicara, John telah memotongnya.
"Kita disuruh bersihin kelas ini sama Bu Rika!" Potong John, Nuca mulai curiga dengan mereka.
"Bohong kalian!" Sergah Nuca
"Chelsea! John! Sini kita bahas strategi--" Arkan menginjak kaki Bagas
"Aw!" Rintih Bagas
"Kenapa sih, Kan?!" Arkan mengode Bagas bahwa ada Nuca, Tiara, dan Samuel.
"Bahas strategi apa, hm?" Tanya Samuel
"Eee, bahas strategi biar Bu Ika gak datang!" Jawab Bagas, Nuca tertawa renyah.
"Yakin? Kita udah tahu kalau kalian bersengkokol dengan Arkan!" Sergah Samuel
Bagas dan Arkan meneguk salivanya. Bagaimana bisa mereka tahu? Padahal mereka telah menutup rapat-rapat strategi mereka.
"Udah gak usah ngeles kalian," kali ini Tiara mengangkat suaranya.
"Hm, gimana kalau kita bicarakan ini dengan baik di dalam aja?" Tanya Tiara, semuanya pun mengangguk setuju.
/|\
"Lebih baik kalian jujur di sini dari pada kalian mendekam di penjara, pilih mana?" Tanya Samuel dengan gaya tengilnya
"Oke, kita akan jujur di sini!" Putus Chelsea
"Jadi kenapa lo bisa bersengkokol dengan Bagas?" Tanya Nuca
"Jadi gini,"
#
Bagas tengah menyusuri kelas demi kelas untuk mencari orang yang dapat membantunya untuk melenyapkan Ziva. Ia menggunakan satu minggu yang diberikan Nuca untuk melenyapkan Ziva. Ia dendam dengan Ziva karena saat itu Ziva memutuskan hubungannya dengan menempelkan poster dirinya, tentu saja ia sangat marah. Ia berjanji untuk membalas dendam pada Ziva suatu saat nanti.
Chelsea tengah terburu-buru, ia sudah terlambat di jam pelajaran pertama ini. Karena ia terburu-buru, ia tak sengaja menabrak Bagas.
"Maaf," ucap Chelsea, ia mendongakkan kepalanya menatap Bagas.
"Iya, gak apa. Chelsea?"
"Hm, gue udah telat nih, gue duluan ya!" Pamit Chelsea, ia segera memasuki ruangan kelasnya yang berada di sampingnya.
"Chel!" Langkah Chelsea pun terhenti
"Kita ketemuan nanti di taman pas istirahat," yakinlah kalian jantung Bagas berdegup lebih kencang dari biasanya. Iya, ia sangat mencintai Chelsea tulus tanpa paksaan. Sama halnya dengan Bagas, Chelsea juga menaruh hati pada Bagas.
Jam Istirahat telah tiba. Bagas segera menemui Chelsea di taman.
"Kenapa?" Tanya Chelsea setibanya Bagas di sana.
"Lo sepupuan sama Ziva kan?"
"Iya,"
"Gue mau lo bantuin gue buat lenyapin Ziva,"
"Gila lo ya!" Protes Chelsea
"Iya, gue gila! Gue gila karena gue dendam!"
"Kenapa lo gak lenyapin dia sendiri aja? Hm?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia [Compleceted]✔
General Fiction[Selesai] "Cuman elu yang bisa balikin adek gue dari phobianya," Pinta sang kakak Ziva Valencia Abraham, seorang gadis yang cantik, baik, pintar, namun sayang sekali, ada hal yang buruk, ia menjadi pendiam atau menjadi marah saat ada laki-laki di de...