Kini Samuel, Nuca, Tiara, Ainun, dan anggota OSIS lainnya tengah rapat OSIS sesuai jadwal yang ditentukan. Materi rapat kali ini adalah Pentas Seni. Yang mempimpin rapat ali ini adalah Tiara.
"Tir, gue mau bilang sesuatu," ucap Ainun
"Apa?" Tanya Tiara
"Gimana kalau kita undang Raisa sama Isyana?" Tanya Ainun, anggota lain pun beralih pandangan ke arah Ainun.
"Tapi Nun, kita gak punya bayaran buat undang mereka!" Sahut Tiara
"Tir, kita kan punya uang kas OSIS!" Tambah Nuca
"Tapi uang kas kita belum mencukupi, Nuc!" Timpal Tiara
"Tir, uang kas bisa kita minta dari kelas ke kelas," ujar Samuel
"Lagipula Tir, murid kita juga banyak kok!" Sambung Elvan
"Pak Roni selaku pembina OSIS, apakah setuju dengan pernyataan Ainun?" Tanya Tiara, demi apapun ia bingung! Disatu sisi Tiara setuju disisi lain ia tidak setuju, karena ia tidak bisa mengiyakan pernyataan Ainun tadi.
"Bapak sendiri setuju dengan pernyataan mereka Tiara, tahun lalu saja pentas seni kita mengundang Ardhito Pranomo, masa sekarang undang Raisa dan Isyana tidak bisa? Untuk biaya undangan mereka kita akan menambah uang kas sebesar Rp 5.000,00 per harinya," papar Pak Roni
"Tapi apakah Kepala Sekolah setuju?" Tambah Ainun
"Bapak akan bicarakan ulang nanti, uang kas mulai hari diberlakukan!" Ujar Pak Roni
"Baik Pak,"
/|\
Sudah 90 menit mereka berdiskusi tentang Pentas Seni, Raisa, Isyana, uang kas, dan masih banyak lainnya. Sekarang sudah pukul 17.00. Pukul yang menunjukkan bahwa sekarang adalh jam ekstakulikuler untuk siswa dan siswi. Beda halnya dengan Nuca, ia tengah duduk dicafè sekolah bersama Tiara dan Samuel. Mereka duduk dipojok kiri dekat jendela.
"Nuc, gue merasakan sesuatu," ucap Samuel serius
"Maksudnya?" Tanya Tiara dan Nuca bersamaan
"Kalian lihat dipojok kanan sana, ada Arkan dan Bagas!" Perintah Samuel, lantas Nuca dan Tiara pun menoleh ke arah Arkan dan Bagas. Samuel sudah lama curiga dengan Bagas yang bersengkokol dengan Arkan.
"Sam, lo curiga sama mereka?" Tanya Tiara to the point
"Iya, Tir!"
"Gini aja deh, gue bakal pura-pura ke toilet, tapi gue bakal ambil jalur didekat mereka biar bisa dengar percakapan mereka sedikit-sedikit," ujar Tiara
"Bentar, gue bakal pura-pura keluar, terus gue masuk lagi dan duduk dibelakang mereka," tambah Nuca
"Tapi Nuc, kalau kamu masuk lagi dan mereka lihat, bakal ketahuan lho!" Timpal Tiara
"Gini aja deh, lo gimana nyamar aja?" Usul Samuel
"Nah, betul kata Sam, Nuc! Sebelum aku ke toilet, kamu aku make up dulu dan pakai kostum yang aku siapkan," tambah Tiara
"Tapi Tir, itu akan buang-buang waktu kita! Atau kamu pura-pura ke toilet dulu terus duduk membelakangi mereka biar gak ketahuan," final Nuca.
"Oke deh, Nuc!"
💥💥💥
Tiara pun melakukan misinya, ia pun segera berjalan menuju toilet, namun lewat jalur yang berbeda. Ia memelankan jalannya dan menundukkan kepalanya agar dapat mendengar dan tidak ketahuan kalau Tiara mendegarkan obrolan Arkan dan Bagas. Tak lupa, ia merekam percakapan mereka secara diam-diam.
"Pokoknya nanti jam tujuh malam, lo harus temui gue ditempat markas kita, kelas XII IIS 8," ucap Bagas
"Siap, Bos! Asal jangan lo penjarain Ayah gue, Gas!" Sahut Arkan
Kata-kata itulah yang Tiara dengar dari Bagas dan Arkan, lalu ia duduk membelakangi Arkan dan Bagas.
"Oh iya, Kan! Lo itu hebat banget jalani misi yang gue suruh lo buat celakain Ziva!" Puji Bagas
DEG!
Celakain Ziva?
"Itu juga lo ancam gue," ucap Arkan, ia segera menyeruput Es Cendol yang ia pesan.
"Kalau gak gue lakuin bisa-bisa Ayah gue udah lo penjarain!" Tambah Arkan
"Harusnya sih begitu! Karena Ayah lo udah bunuh Bunda gue!" Timpal Bagas
"Jangan, Gas! Yaudah nanti ketemuan di XII IIS 8!" Final Arkan
For Your Information, XII IIS 8 adalah kelas tidak berpenghuni. Konon, katanya kelas tersebut bekas orang Belanda yang bunuh diri dikelas tersebut. Dirasa sudah cukup, Tiara pun segera kembali ke tempatnya. Jika kalian bertanya, mengapa Tiara dekat dengan Samuel?Jawabannya adalah mereka dekat karena OSIS, jika dengan Nuca, bukan hanya karena OSIS, namun juga karena Nuca yang butuh dukungan seseorang untuk mencari jati dirinya juga karena surat dari Keisya untuk Tiara yang berisi, "Bantu Nuca, Tir! Buat Nuca jatuh cinta bahkan jatuh hati denganmu, Tir! Beritahu Definisi Mencintai itu seperti apa, Tir! Aku yakin Nica bakal jatuh hati sama kamu, Tir!". Ya kurang lebih begitu isi surat dari Keisya untuk Tiara.
Heyyo gaezzz
Thor up nihh, sesuai janji Thor boompart
Kita usah diujung gaezz
Konflik otw kebongkar
Btw, jangan lupa untuk tetep VOTE dan COMMENT
Lopyuu gaessss❤🤙🤗
KAMU SEDANG MEMBACA
Androphobia [Compleceted]✔
General Fiction[Selesai] "Cuman elu yang bisa balikin adek gue dari phobianya," Pinta sang kakak Ziva Valencia Abraham, seorang gadis yang cantik, baik, pintar, namun sayang sekali, ada hal yang buruk, ia menjadi pendiam atau menjadi marah saat ada laki-laki di de...