2608 WORDS! Guys, maaf banget aku telat update. Jangan marah ya karna kemarin banyak banget kerjaanku.
Yauda langsung aja ya ke ceritanya. Jangan lupa VOTE & KOMEN kalian.
Happy Reading!!
"Bagaimana kabarnya?" Tanya lelaki yang sedang menyesap kopinya tersebut.
"Siapa?"
Meletakkan cangkir berisi kopi itu pada meja yang ada di depannya, lelaki itu membalas tatapan dari lawan bicaranya tersebut. "Tentu saja kekasihmu, Anastasia. Siapa lagi memangnya mate."
"Dia cukup baik hanya saja ada sedikit yang berbeda darinya. Terkadang aku juga bingung dengannya Liam."
Lelaki bernama Liam itu menaikkan sebelah alisnya pada lelaki bermanik hijau yang merupakan sahabatnya. Harry. "Sikapnya sedikit berubah, dia jauh lebih moody, dia juga lebih sensitive. Ia lebih mudah marah atau menangis belakangan ini namun ia juga sangat mudah bahagia." Jelas Harry.
"Memangnya sebelumnya ia tidak seperti itu?"
Harry menggelengkan kepalanya. "Tidak. Umm, memang dia dulu juga sering bertingkah menyebalkan dan galak namun berbeda. Ia tidak se sensitive sekarang dan juga tidak secengeng sekarang." Liam mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti maksud Harry. "Terkadang aku bertanya-tanya pada diriku sendiri mengapa ia bisa jadi seperti itu." Ucap Harry lalu kedua orang itu kembali diam namun tiba-tiba saja sebuah fikiran terlintas di kepala Harry.
"Liam." Lelaki yang namanya di panggil tersebut langsung menolehkan kepalanya. "Apa mungkin dia hamil?" Harry menatap sahabatnya dengan serius begitupun juga sebaliknya.
"Kalian..."
Harry menganggukkan kepalanya. "Kau tau jika aku menginginkannya bukan? Begitupun juga dengan Anna, ia juga menginginkan itu."
"Ya aku tau itu. Mungkin saja itu bisa terjadi." Ucap Liam sambil mengusap dagunya dengan sebelah tangannya. "Apa dia mengeluarkan tanda-tanda kehamilan?"
Tidak mengerti dengan apa yang di tanyakan sahabatnya, Harry hanya membalasnya dengan tatapan bertanya hingga Liam mengerti. "Maksudku seperti merasa mual setiap habis makan atau muntah di pagi hari, merasa tidak enak badan seperti mudah lelah dan sering pusing."
Dengan cepat Harry menggelengkan kepalanya karna memang Anastasia tidak pernah sekalipun muntah apa lagi di pagi hari, yang ada wanita itu selalu memasak sarapan sambil memutar lagu-lagu lawas dari ruang tengah mansionnya. "Dia tidak pernah seperti itu namun kau ingat bukan ketika aku menceritakanmu mengenai Anna yang ingin mendonorkan ginjalnya?"
Liam menganggukkan kepalanya karna Harry memang pernah menceritakan hal itu pada Liam sebelumnya. "Saat itu salah satu suster mengatakan jika hormonnya sedang tinggi. Tapi dia lupa hormon apa yang di maksud oleh suster itu. Apa mungkin yang suster itu maksud hormon kehamilan?"
"Bukankah kejadian itu terjadi belum terlalu lama setelah kami datang ke mansionmu dan pada saat itu Anna mengatakan jika ia baru saja selesai dengan tamu bulanannya?"
"Ya. Ada apa memangnya?"
"Jika dia hamil seharusnya sekarang ia sudah menunjukkan gejala itu. Mana mungkin ia belum menunjukkan gejalanya."
"Tapi bagaimana dengan hormon yang suster itu katakan?"
"Mungkin hormon yang di maksud oleh suster itu adalah hormonnya yang sedang tinggi karna dia sedang berada di dalam masa subur mengingat kejadian itu belum terlalu lama setelah ia mendapatkan tamu bulanannya." Jelas Liam.
Harry mengangguk-anggukkan kepalanya. "Ya, bisa jadi. Ngomong-ngomong kau paham betul dengan hal seperti ini. Memang tidak sia-sia kau menjadi bajingan, setidaknya ada pelajaran yang dapat di petik."
KAMU SEDANG MEMBACA
Between Us | H.S Series
RomanceFOLLOW BEFORE READ #4 IN HS #11 DRAMATIS #15 ACTIONROMANCE H.S Series : Between Us, Between Hurt, Between Love Anastasia Gray. Dia bukanlah wanita yang sempurna. Meskipun ia terlihat ceria, cantik dan juga pintar namun seperti yang sudah tertulis di...