Gedung Pagelaran

89 1 0
                                    

" Saat ku pegang tangan mu, kamu sudah jadi milikku,dan tangan hangat ini tidak memberi pilihan selain kebebasan mencintaiku,pegang erat ! dan tidak ada kesempatan bagimu melepasnya selain maut ''.

****

Rhea termangu menatap pintu putih itu,pintu berukuran super size dengan ukiran penuh mengisi daun pintunya, disanalah terakhir kali rhea melihat punggung pemilik suara yang Kata- kata nya tadi terus saja mengusik batin rhea melantunkan baris demi baris melonya pemilik suara tegas dan merdu yg kini berhasil membuat jantungnya berdentum-dentum tak beraturan meski hanya mengingatnya, namun dia heran sejak tadi, sejak setengah jam yang lalu pemilik suara merdu dan tegas itu tidak kunjung muncul, 'kemana kamu ? ' pikir rhea

Setengah jam setelah pagelaran drama ini dimulai sekitar jam delapan malam ini, tak ada kabar darinya, terakhir setelah dia menerima telfon dan melangkah menuju pintu putih itu . rhea tidak mendapatinya kembali. rhea memutuskan menelpon ke hapenya, tapi tak ada balasan, handphonenya tidak mati, tapi tidak juga diangkat, 'ada apa dengan bocah satu ini 'pikir rhea.

Sepanjang pagelaran rhea masih di sibukkan dengan segala tetek bengek kebutuhan pertunjukan, dari mulai mengkondisikan kostum,sampai mengkoordinir pemain, dan lainya, sampai jam satu malam pagelaran berakhir rhea baru sadar ada yang terlupakan. Rhea tadi sore berangkat tidak membawa mobil, danjelas Ada yang tidak beres, karena sampai sekarang dia belum menjemputnya kegedung iini ,pikir rhea.

Rhea bergegas pulang kerumah, mencari informasi mana tahu dia sudah pulang kerumah,tapi setelah mencari keseluruh sudut ruangan, rupa yang membuatnya gusar tak di temuinya berakhirlah dia terduduk dikamarnya dalam gelap.ada perasaan sesak,takut dan cemas menggelayuti dadanya,

'Apa yang terjadi padamu'

Lama rhea terduduk dikamar gelapnya yang hanya diterangi bias temaram cahaya lampu di luar cendela kaca yang belakangan dia sadari belum di tutup semenjak pulang, tidak, semenjak sore tadi,pikirannya buntu dengan diskusi batinnya antara mencari kemana bocah itu pergi atau 'kenapa dia pergi, dan apa alasannya tidak menghadiri pagelarannya'

Dering hapenya akhirnya menjawab semua kegusarannya. Di layar panggilan terpampang nama yang membuatnya gusar sejak tadi,

Rhea menghela nafas berat sekali sebelum menaruh handphone ke telinganya.

" hallo !! " ucap rhea ganas, ada rasa frustasi bercampur kelegaan dalam suaranya.

" haaaiii....... " ucap suara di sebrang telepon.

Apa itu tadi' hai? ' manis sekali

Rhea bangkit dari duduknya dan menegakkankan tubuhnya, siap melontarkan upatan pada suara di sebrang sana, tapi urung dan berubah menjadi geraman di gigi.dan kedongkolannya menguap melewati sela- sela gigi.

"Aku harus pergi, hari ini aku dan papa balik ke jepang,sorry aku gak kasih kamu tahu"

Serasa ada palu yang menghantam kepalanya, kabar ini tidak mengejutkan, tapi kenapa hari ini ? Batin rhea

"Sebelum pesawat berangkat ,ada sekitar setengah jam waktu, aku ingin bicara dulu padamu, tentang banyak hal "

Rhea membisu, giginya merapat menahan sesuatu yang sejak tadi berusaha melonjak- lonjak dalam mulutnya.

" jangan bicara, dan jangan tutup telfonnya, aku gak mau suaramu menahanku, .....ya ? " Pinta suara disebrang sana

" hem...... " nada 'hem' mengiyakan terdengar sumbang ' kamu gak mau aku menahanmu ? ' bisik hati rhea. Tiba- tiba rasa perih mengkaburkan pandangan rhea, bening selaput mengerubungi matanya menuturkan sesak yang semenjak tadi di tahannya.

Ada jeda lama suara di sebrang sana,terdengar suara tarikan nafas berat , mirip ketika orang itu meminta penguatan diri, sebelu menyampaikan berita berat, deru nafas yang sering rhea dengar ketika dia berada di samping org itu.

" ini hari terakhirku di indonesia, entah kapan aku bisa balik kesini,,,,,,"

Ada jeda lagi, panjang, terlampau panjang hanya untuk satu helaan nafas,lebih dari sepuluh menit tanpa suara,

Tidak ada yang terdengar selain tarikan nafas masing- masing ,rhea menunggu suara itu mengalun lagi, berharap suara itu mengalun lagi, dan lagi

" aku cinta kamu mbk,!!"

Pernyataan yang tidak membuat rhea kaget, sebab semenjak awal rhea tau ada yang berbeda dengan bocah ini, tapi mengira dan mendengarnya sendiri di lontarkan sensasi dan rasanya amat berbeda.

" aku tahu ! Tapi kenapa baru sekarang kamu bilang ndri .... " ucap rhea tidak tahan tetap menepati janjnya untuk diam mendengarkan,

" karena mas pram mbk, !! "

Heing lagi

"Mas pram ? " tanya rhea bingung, " kenapa sama pram .andri ? " satu kalimat yang berada di kepala rhea muncul bebas kepermukaan,menegaskan betapa bingungnya dia dengan ucapan Andri.

" karena,,,,,,,, aku yang tabrak mas pram, dan buat di a meninggal !!!"

***

Rhea pertama mengenal Andri saat mereka sama- sama diperkenalkan dalam acara makan malam keluarga, tepat seminggu sebelum acara pernikahan mamanya ,Gina dengan seorang duda chinese bernama Amin shin, mama rhea memang telah bercerai dengan ayahnya setahun sebelumnya , ayah anass rhea lebih suka memanggil sebutan ayah kepada mantan suami mamanya itu,saat itu Rhae masih SD kelas 5 dan andri kelas 4. Rhea yang usianya setahun lebih tua dibanding andri merasa bahagia karena akan memiliki adik lucu putih, gemuk bermata sipit seperti boboho, kalau kalian pernah tahu film kungfu boboho pasti tahu sosok andri kecil yang imut dan menggemaskan ini, tapi minus kepala botak, karena rambutnya terhitung panjang dan rapi,tapi gemuk dan imutnya sama.rhea bahkan sering mencubit pipi tembem andri saking gemesnya, untung andri tipe anak yang tidak gampang ngambek, murah senyum, dan juga cocok dengan kakak tirinya ini karena merasa saling membutuhkan dan saling mengayomi,mereka tumbuh dewasa sebagai saudara yang saling mengayomi,tidak ada kata saudara tiri, yang ada hanya adik dan kakak.

Delapan tahun tumbuh bersama di jember membuat keduanya mengenal luar dalam pribadi masing- masing , meraka teman dalam mengerjakan pekerjaan rumah, tapi juga musuh dalam beradu playstation, rhea mengontrol program diet yang di jalani andri karena semenjak memasuki sekolah menengah ke- ti- dak- pe- de-an Andri meningkat setelah melihat semua teman sebayanya tinggi dan ramping, andri bahkan ikut mencarikan pembalut saat rhea mengalami kram pada saat haid pertamanya datang di tahun kedua saat smp, berangkat sekolah bareng , pulangpun jika rhea tidak ada jadwal les theater maupun andri yang sibuk dengan klub bola volly nya mereka akan menyempatkan pulang bareng . tidak ada acara kencan andri tanpa di setujui rhea karena izin untuk keluar dari rumah diperoleh dari rhea yang mengemis izin pada om amin dengan sogokan coklat silverqueen sekotak,

Keduanya berjalan seimbang sampai tahun terakhir rhea di sma, tahun dimana mereka terakhir menghabiskan masa bersenang- senang bersama,rhea memikirkan ayah anas yang semenjak sepuluh tahun perceraian dengan mama gina tidak kunjung menemukan pendamping yang kompeten, rhea merasa sedih karena selama ini masih belum bisa berbakti pada ayah yang sangat penyabar itu, bagi rhea sebaik apapun om amin tetap tidak bisa menggantikan posisi ayahnya ,itu kenapa meski sdh lama tinngal dan hidup dengan om amin , rhea masih tidak bisa , bukan, lebih tepatnya tidak mau memanggil om amin dengan sebutan papa seperti andri, baginya om amin adalah om, bkn ayah maupun papa,meskipun berulang kali mama dan andri pernah membujuknya, tapi tak ada yang berubah, papa tetap ayah anas,

Karenanya rhea memutuskan meneruskan masa kuliahnya di surabaya, kota yang kini di tinggali oleh ayah anass

Menjalani masa kuliah dan merawat ayahnya adalah sesuatu yang sangat ingin dilakukannya,dia rindu dengan acara memancing ayahnya yang di lakukan hampir ditiap akhir pekan jika cuaca sedang cerah, bukan maksud membandingkan, tapi om amin lebih senang mengurung diri di dalam ruang kerjanya dari pada memancing atau paling murah menonton tv atau dvd player bersama diruang tengah.

Surabaya Iam coming,,,,,,,

ANGIN SEPTEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang