pantai selatan

13 1 0
                                    

"Aku mau ke pantai, subuh-subuh, kena angin laut,trus teriak-teriak sama cakar-cakar pasir. Kayaknya enak. Kan kalau pagi buta gitu gak ada yang denger" kicau rhea sambil memandang langit-langit kamar rumah sakit.

Bukan tanpa alasan rhea mengungkapkan keinginannya ini. Bisa anda bayangkan , betapa suntuknya berada di tempat ini. Ruang kamar pukesmas ini walaupun berkelas VIP , namun sempitnya gak ketulungan. Kamar tiga kali empat meter ini di isi dengan beberapa barang dan petalatan.satu kasur springbad ukuran sedang menghadap selatan dengan posisi kepala dibagian utara berseprei krem lembut. Di sebelah kirinya berdiri Satu meja kecil berbahan alumunium stenlis setinggi pinggul orang dewasa, untuk meletakkan makanan dan obat. Di bawahnya menyatu dua lemari kecil untuk wadah baju atau snack. Tiang infus menjulang di sebalah kanan. Dua sofa kulit warna terakota mengapit satu meja kaca kecil tepat lurus di ujung kaki rhea. Disamping kiri dekat pintu ada dua jendela kaca besar dengan tirai berumbai putih sedang di sibakkan.
Hanya itu !
Oh iya dua lagi ,tv plasma besar menggantung ke dinding diatas sofa berhadapan dengan Ac besar di atas kepala rhea. Hanya itu.
Dan Dari sekian banyak pemandangan yang disajikan ruangan ini padanya, tak ada satupun yang menarik perhatiannya selain wajah andri yang terasa enak untuk dilihat .
Rambutnya sudah lumayan panjang ,bukan lumayan lagi tapi seperti sengaja di panjangkan hingga menutupi kerah bajunya. Rambut hitam lurus tanpa rebonding yang selalu dia banggakan kini berubah dicat agak coklat pirang. Serta poni lempar dan kumis tipisnya membuat senyum tengilnya selalu bisa membuat lawan jenis jatuh terkapar tak punya daya atas pesonanya.
Kemarin saat menangis meraung-raung rhea tak berpikir akan bisa merusak tatanan seindah itu. Benar saja . rambut andri acak-acakan serta seluruh kemejanya lecek tidak beraturan. Ada rasa bersalah walau hanya sedikit karena ulahnya tatanan indah itu hilang dan yang tertinggal rambut panjang terkuncir kuda serta kemeja hitam lusuh di sana sini.

Kembali kekamar ini. Orang sehatpun akan berpikir dua kali jika ingin menetap barang sehari dua hari. Gerah pasti. Berisik sudah barang tentu. Apalagi bau obat dan alkohol menyengat hidung.membuat orang normal manapun pasti akan terganggu. Belum lagi suara jerit dan tangis diruang UGD saat salah satu pasien meninggal dan keluarganya meratapi kepergiannya dengan histeris. Duh! Sangat memekakkkan telinga.

Jangan salahkan rhea jika setelah semua rentetan situasi bising menggulung, menghantamnya bertubi-tubi bak badai tsunami setinggi sepuluh meter lebih. pikirannya lantas berkelana jauh menginginkan kesunyian sambil berangan-angan memperoleh pemandangan alam yang sejuk . sejak dulu alam selalu memberinya Ketenangan batin . Dia hanya manusia normal biasa. Terkadang ada saat-saat tertentu manusia ingin larut dalam kesunyian. Tenggelam dalam perasaan serta meresapi kegetiran hidup bersama keheningan alam. Menyesapnya dalam naluri batin terdalam. Mengulumnya walau sebentar lantas memuntahkannya bersama derai air mata dan teriakan menggema. Dan Saat ini rhea butuh itu.

" Yang penting sehat dulu. Kan gak lucu pengen teriak jatuhnya malah pingsan gara-gara nyeri perut"
Sahut andri membuyarkan segala terawangan rhea.

Rhea menarik sesimpul senyum. Anak ini selalu punya caranya sendiri untuk menghiburnya. Tidak ada dan memang belum pernah ada orang lain yang mengerti bagaimana cara mendamaikan suasana hatinya seperti yang andri lakukan. Tingkahnya, kata-katanya selalu bisa mengalihkan pikiran rhea agar terhindar dari kesedihan. Sejak dulu. Rhea yakin tidak akan ada duka jika dirinya ada di sisi andri nanti. Selamanya.

" memang mau kemana ? Kayaknya sekitar sini pantainya selalu ditutup kalau malem.siang juga reme ?" tanya andri setelah jeda beberapa saat. Andri berupaya mengingat beberapa tempat yang mungkin dapat mereka kunjungi dalam waktu dekat.

Rhea tercenung sebentar. Memikirkan suasana itu lebih cocok di lakukan dimana. Angin lembab, pasir lembut. Serta debur ombak kencang menghantam. Dan pantai yang selalu ada di angan-angannya beberapa hari ini.
"Paseban. Pantai selatan atau pancer kayaknya di buka kalau malem"

ANGIN SEPTEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang