tawaran makan siang terakhir

10 1 0
                                    

Semenjak mengetahui reaksi ratna melihat beberapa kali rhea sikap anehnya. Rhea berusaha memperbaharui sikap parno dan was-wasnya, seribu keinginan untuk kabur saat mas pram menghampirinya berusaha di tekannya.seperti siang ini saat dirinya tengah asik mengecek jadwal editan tiba- tiba ratna menagetkannya ksrena tiba-tiba muncul di atas kubikelnya. Membuat jantungnya seaakan melompat-lompat gak karuan.belum reda rasa terkejunya ratna malah menambah rasa syok dengan ucapannya kemudian

"di panggil mas pram tuch, suruh keruangannya " ujar ratna sambil menoleh kearah ruangan mas pram.menunjuk dengan dagunya.

Ada apa ? Kok tumben, belum saatnya menyerahkan hasil kerjanya.dead linenya juga minggu depan. Trus kenapa dia dipanggil, apa dia melakukan kesalahan sampai perlu ditegor, tapi maspram bukan tipe bos jahat yang menghakimi bawahannya tanpa saksi dan asal tuduh karena semua pekerjaan di kerjakan bersama dalam satu tim, jadi bila kerjaan ada yang keliru minimal tiga orang akan dimpanggil menghadap, tapi dia sendiri yang di panggil.

"Aku ? Cuma aku ? Ada apa ya ? Apa ada yang salah sama kerjaan kita ?" tanyanya berusaha memastikan betul-betul hanya dirinya yang dipanggil, bukan timnya.

" iya, kamu ja kok .ku gak salah denger, tadi pas aku hbs fotocopy aku papasan, ada yang mau diomogin pribadi kali, gak biasakan dia manggil satu orang kedalam"jawab ratna tenang.

Ialah ratna tenang, lha wong bukan dia yang di panggil, yang saat ini tegang justru adalah dirinya.karena dirinya yang di panggil dan bakal di adili .tapi salah apa ?

Rhea masih bergulat dengan batinnya saat ratna meninggalkannya kembali ke kubikelnya sendiri.matanya langsung nerusaha mencari- cari keseluruh pelosok meja mencoba menemukan sesuatu yang mungkin saja akan menjadi topik kesalahannya. Yang mungkin dia bisa pelajari sebelum memberikan pembelaannya nanti,

Sepuluh menit dihabiskannya mengobrak- abrik kertas-keryas tugas yang memenuhi meja kerjanya, membacamya satu persatu , lembar per lembar. Tidak ada yang salah.

tak menemukan ada yang salah dengan tugasnya di meja rhea beralih ke komputernya di sebelah meja. Menggulir kursor dari file ke file.meneliti tiap bab dan halaman. Tak ada! Rhea memiringkan kepalanya setengah mengawasi dan heran, apa yang keliru ????

" kok lama sich, belum kelar ? " sapa suara yang sangat familiar.

suara yang sangat mengganggu konsentrasinya .mendadak serasa mengambil seluruh oksigen dalam paru- parunya. Bahkan oksigen disekitarnya serasa juga pelit memberikan sokongan untuk mengisi paru-parunya saat ini.

Rhea memutar tubuhnya kearah samping kiri dan memaksa mengambil nafas dalam sekali tarik lantas sangat pelan menghembuskannya untuk meredam jantungnya yang barusan ikut bertalu- talu.

" iya belum" ucap rhea sambil mendongak mengangkat kepalanya menghadap lawan bicaranya ini. Ya Tuhan!!!

Senyum lensung pipit itu manis sekali,pekik batin rhea matanya menangkap wajah mas pram yang kini sudah menumpuk kedua tangannya di atas kibikel.

" masih lama ? " oh may good !!! Taring itu,

Rhea menganguk pelan.sekali tak mampu berkata-kata. Vowok dihadapannya ini benar-benar membuatnya sakit jamtung mendadak, karena senyum itu muncul dikombonsikan lesung pipit ditambah taring panjang itu membuat dunia rhea berubah menjadi warna-warna cerah, perasaan megah slalu ,mendominasi sekujur tubuhnya, terutama di bagian dada.

" bisa tinggalin sebentar ? temenin aku makan ya, aku belum makan siang" ucap mas pri belum beranjak dari posisinya tadi.

Hoh ! Intonasi nada suara mas pram tidak tinggi cenderung lemah malah,tapi efeknya membuat rhea malah menahan nafas beberapa detik.

" sorry ! Aku udah makan,"

Wajah sumrimgah mas pram berubah drastis mejadi datar, tapi dahinya berkerut. Dia jengkel,Rhea sadar ada tidak beres dari jawabanya tadi, jawabannya mustinya ' iya mas, ayo!' ini malah....

" ratna kayaknya juga belum makan, ajak dia ja" tawar rhea berusaha mebujuk mas pram supaya gak ngambek.

Bukan mendingan mas pram justu menegakkan badannya

" gak usah dech , makasih" mas pram langsung memutar tubuhhnya , beranjak pergi

" lhoh katanya tadi belum makan ? "

" gak usah , udah hilang selera " jawab mas pram ketus

Gak ingin mengecewakan permintaan mas pram rhea berlari menyusul mas pram yang bersungut- sungut kembali keruangannya

" ya udah dech aku temenin kamu makan mas"

" gak usah " jawab mas pram pendek

Rhea tertegun memandangi mas pram yang kini tengah kembali duduk menghadap komputernya

Rhea kenal betul watak mas pram, jika sudah tenggelam dalam komputernya dia gak akan bisa di ganggu meski ada bom meletus di samping kupingnya. Beberapa detik berdiri rhea sadar jika tak ingin terlihat dungu mengharap mas pram ,melanjutkan pembicarannya barusan. Rhea berniat meninggalkan ruangan bernuansa abu tua ini.

" aku belum ,makan sejak pagi, " mas pram sudah menatapnya saat rhea memutar lagi tubuhnya " aku nunggu kamu selesai kerja, supaya kita bisa makan siang bareng "

Ya tuhan ! Betapa tak tahu diuntung dirinya menolak ajakan mas pram dan membiarkan cowok di hadapannya ini kelaparan.

" ya makanya aku temenin mas makan,,,,"

" tapi kamu gak makan ? " balas mas pram sembari melemparkan senyum benkok tanda mengejek " sama ja bohong, "

Kedua tangan rhea lemas, bahunya turun segunung bersalah menindihnya , " trus gimana ? "

" nanti ja pulang kerja.sekalian aku anter kamu pulang "

***

ANGIN SEPTEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang