Pernahkah kau memikirkan saat aku kau tinggalkan
Terlukanya jiwa badan hampa tanpa pegangan.Ketidak pekaan adalah fakta yang muncul kala kita tidak mengetahuui duduk perkara sebuah masalah. Keputusan rhea sudah bulat ketika mendengar mas pram menolak mentah-mentah rencana pejodohan ini, dengan alasan tidak pernah mengenal calonnya dengan baik, dan calonnya tidak bisa mengerti keadaanya.sudah menjadi titik tumpu sebuah keputusan bahwa mas pram tidak menginginkan perjodohan ini. suatu pikiran pukulan berat menghantam rhea mengingat mas pram menolak perjodohan tanpa melihat atau tahu bagaimana dan seperti apa calonnya.sungguh suatu kemalangan , dirinya tidak di inginkan, ditolak sebelum dikenal,ataukah memang perjodohan ini suatu kesalahan. Salah karena memaksa orang menerima orang lain menjadi bagian penting yamg seharusnya di tempati oleh orang terkasih yang sayangnya orang itu bukan dirinya. Melainkan lifah.
Dan disinilah dirinya sekarang. Duduk di salah satu bangku di depan lobi kantornya sambil memandang ke arah jam dinding yang kini tengah menunjuk di angka setengah delapan malam. Sepulang dari kantor sekitar empat jam yang lalu rhea memutuskan menunggu mas pram. Selama itu berbagai pikiran berkecamuk di dalam otaknya selama menunggu mas pram keluar dari ruang kerjanya.
Rhea hanya butuh mendengar kepastian dan kepastian itu akan menjadi kunci dari jawaban ketika ayah nanti kembali menanyakan perihal kesediaannya. Ayah sebulan yang lalu tidak memberi tenggat waktu memang,kapan akan menagih jawaban darinya, tapi tadi pagi sebelum berangkat kerja ayah berpesan sebelum jam sepuluh malam beliau meminta rhea sudah sampai kerumah karena ada hal penting yang perlu mereka bicarakan.
Ayah anas bukan tipe orang tua yang suka mencampuri urusan pribadi putrinya. Jika hal penting yang ingin di bicarakan adalah sesuatu yang perlu waktu untuk duduk santai berdua dan tanpa kebisingan. Tidak ada hal serius lain yang pernah ayah sampaikan sebelumnya selain perjodohan ini. Rhea sadar waktu sebulan dirasa cukup untuk ukuran lamanya hari berpikir, namun baginya waktu itu dirasa masih kurang dan terlalu singkat karena dirinya belum menemukan jawabannnya. sebenarnya sangat mudah dia peroleh di depan matanya, hanya saja diriya belum siap mendengar dan menerima penolakan langsung dari mulut siempunya.
"Belum pulang ?"
Rhea mendongak , menemukan mas pram tengah berdiri sekitar satu jangka kaki di hadapannya. Pergolakan batinnya membuatnya tidak menyadari ada orang lain sedang mendekat ke arahnya .Mas pram melenggang duduk di samping kanannya.mata kuyunya menegaskan rasa lelah setelah seharian berkutat dengan komputer-komputer dihadapannya. namun wajah itu tidak nampak malas maupun jengkel kala memandangnya.mas pram masih menebar senyumnya,senyum yang selalu membekas di benaknya. Wajah persegi dengan rahang kokoh yang selalu dihiasi oleh pancaran sinar teduh kala menatapnya. Sungguh andaikan bisa ingin rasanya rhea selalu mengusap setiap jengkal bagian wajah itu. Menyimpannya dalam setiap memorinya, dan membawanya dalam setiap helaan nafasnya, menghembuskannya kala rasa rindu datang menghantamnya. Dan menelannya kala perih membasuh lukanya.namun dia tak berhak, sama sekali, belum...
" mau bareng ?" tawarnya diantara senyum bengkoknya.
Rhea mengangguk,"iya....."
"Kebetulan.....aku belum makan, kamu ?"
"Aku juga belum"
"Kalau gitu kita makam dulu gimana?"
"Iya"
" lifah?"
"Dia sudah pulang tadi siang, ada sodaranya baru datang dari kediri, jadi bantu-bantu mamanya masak-masak katanya."
"O......."
'Jadi cuma kita berdua ?'******-----------*********
"Kenapa gak di makan ?"
"Ha ?"
"Itu , kenapa nasi gorengnya gak di makan, gak enak pa ?"
Rhea memandang seonggok piring penuh nasi goreng di hadapannya.masih penuh, tentu saja penuh, dirinya sama sekali belum menyentuhnya sama sekali. asik melamun, kenyang dengan segala pikiran yang tengah berkecamuk di dalam otaknya.bagaimana memulai bicara, bagaimana mengawali maksudnya, lantas seperti apa jadinya nanti.
KAMU SEDANG MEMBACA
ANGIN SEPTEMBER
Romancesetelah perceraian kedua orang tuanya saat berumur 8 tahun, Kinarhea harus berpisah dengan ayah tersayang. Kembali kekota kelahiran ibunya. Jember mengikuti ibunya. setelah 2 tahun hidup berdua bersama ibunya saja akhirnya rhea mendapatkan keluarg...