kunang-kunang diujung senja

21 1 0
                                    

    Sedari awal tak pernah terlintas dalam pikirannya akan mengalami perasaan seperti ini, enggan untuk berdekatan dengan seorang teman baru, bukan perkara rhea tidak menyukai khalifah, rhea justru sangat paham jika lifah adalah pribadi hangat dan supel, cocok sekali dengan dirinya yang ceria dan humoris, tapi kenapa jarak itu selalu muncul saat dirinya melihat kearah manik mata khalifah.

    Keengganan untuk selalu berinteraksi dengan gadis manis berpipi cubby itu membuat rhea hanya sedikit melunak saat merespon segala tingkah polah lifah dengan sedikit menarik senyum di bibir atau hanya sekedar mendengarkan segala celoteh dan curhatannya. sedikit menimpali jika dirinya yang menjadi obyek perhatian, selebihnya tanpa respon. Cuek

    Hati tidak dapat dipaksakan harus memilih untuk nyaman dengan siapa, karena terkadang ada orang-orang yang berada diluar jangkauan kita saat berinteraksi. Bagi rhea lifah adalah salah satunya, terlalu panjang jarak yang musti ditempuh agar bisa mengimbangai segala bentuk kelebihan lifah,

   Sebenarnya perkara mudah jika ingin menentukan sikapnya kepada lifah jika saja ratna tidak memintanya bersikap wajar pada gadis yang dulu menjadi masa lalu mas pram, tidak, bukan dulu mungkin sekarang pun gadis itu masih tersembunyi dalam radius yang tidak terdeteksi oleh radar otak, namun mungkin masih dapat dirasa jika saja mas pram memutuskan untuk memupuk perasaannya kembali.

     Sungguh, rhea benar-benar jengkel dengan segala kegundahan ini, jika benar mas pram masih mencintai wanita itu, dia akan melangkah mundur pelan-pelan. Tapi mas pram tak mengatakan apapun mengenai hal ini,tentu saja.apa pula haknya mengetahui kepastian ini, mas pram menganggap rhea sebagai adik, sahabat dan kerabat, bukan kekasih yang harus mengkonfirmasi kepada rhea mengenai segala jenis hubungannya dengan wanita lain.

   Rhea meringis mengingat posisinya saat ini,memejamkan mata, menekan dalam-dalam ulu hatinya yang terasa nyeri,' Tuhan...... Kenapa sesakit ini,,,,,"
      " kamu tidur. ?"
" ha ?"
" kamu lagi tidur ?"
" engggg,,,,,,,,,"
" ayolah, beresin barang-barang kamu, aku anterin kamu pulang"
"....."
" aku tunggu di tempat parkir"

      Rhea belum sepenuhnya sadar keadaan barusan, masih toleh kanan kiri meminta penjelasan, tapi tak ada seorang pun di sekitarnya karena teman-temannya sudah menghilang semua, setelah meraba-raba memorinya sebelum mas pram membuyarkan lamunannya, barusan dan,

  Hei. ! ! Dia ketiduran ??? Dan mas pram membangunnkannya???

Auwwww!!!! Bagaimana tampangnya sekarang  ?

***

      Langit sudah beranjak gelap saat mas pram melajukan mobinya meninggalkan pelataran parkir gedung kantornya, rhea hanya gusar berulang kali menatap kearah kaca spion. Mengecek kondisi mukanya , masih layak atau sudah terlalu parah akibat sembab setelah menghabiskan waktu dengan melukis pulau di atas meja kerjanya, sungguh ironis, mata bengep dan rambut acak-acakan adalah gambar yamg di pantulkan oleh cermin sialan di depannya itu, tampang yang tidak layak untuk di lihat apalagi oleeee....hhhh.

   Rhea perlahan memutar wajahya, mencuri pandang kearah mas pram yang tengah asik memperhatikan arah lalu lintas,mengecek bagaimana wajah mas pram saat ini .ekspresinya datar, tidak memberengut maupun girang, hanya fokus memperhatikan jalan di depannya.

Syukurlaaahhhh.....

      Ada kelegaan ketika mendapati mas pram tidak menatapnya dengan horor, mengingat betapa menyedihkannya penampilannya saat ini. Penampilan yang tidak layak dipandang mata.

" sudah oke ?"
" ha ?"
" kamu sudah bangun ? "
"...."
"Sorry ya, tadi aku agak telat keluarnya, kamu sampek ketiduran gitu, pasti boring banget nungguin aku keluar.salah aku juga sih, tadi lupa gak sms kl masih ada file yang belum aku periksa, jadi kamu pasti  boring musti nunggu lama"

ANGIN SEPTEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang