perkenalan

35 1 0
                                    

Gerimis di bulan desember bukan hal aneh. Hampir di sepanjang hari hujan terus mengguyur kota surabaya. Ya,rhea sudah pindah ke kota surabaya empat bulan lalu.tepatnya 3 september lalu dam sambutan kota ini adalah hujan berhari- hari yang tak kunjung reda, seperti sore ini sepulang kuliah. rhea terpaksa berteduh di emperan toko sambil sekali-sekali mengusap- usap wajahnya yang basah terkena guyuran air hujan.

" kamu yang datang kemarin kan ? " sapa seorang cowok yang dilihatnya ikut berteduh beberapa menit yqng lalu

" ha ? " rhea melongok bingung. Maksudnya ?

Cowok itu tersenyum

Hai ,dia berlesung pipit !

Rhea mengkerjap- kerjapkan matanya, menyadari tidak seharusnya dia memperhatikan cowok yang baru dikenalnya dengan intens

"Maksudku , kamu yang kemaren datang ke kantor respon kan ? Yang menyerahkan hasil tulisan itu kan ? "

Ada pemahaman dalam benak rhea, " he, iya ....."

Kok bisa tahu sich, jangan - jangan nich orang mata- mata, atau .... Bukan- bukan, mungkin dia sales yang mau nawarin barang' dilihat dari pakaian formil kemeja telur asin dan celana hitam, tanpa dirasa argumen dalam hatinya menghasilkan gelengan kepala, membuat cowok di hadapanya heran

" kamu kenapa? "

He, rhea kembali mendongak dengan pandangan terkejut

" kenapa geleng- geleng ? "

Ada pengharapan jawaban diraut muka cowok itu,membuat rhea bingung harus memberi jawaban apa karena jujur tak ada satu pikiranpun melintas di kepalanya kecuali.....

" mas sales ya ? " Tuch kan keluar juga

Meledaklah tawa cowok itu sampai terpingkal- pingkal mengakibatkan kedua bahunya naik - turun berulang kali,

Dahi rhea melipat ada satu pemahaman bahwa jawaban , bukan , pertayaan yang dilontarkannya tidak pantas di sebut respon melainkan tuduhan, atau malah mengandung kelucuan sampai- sampai cowok di depannya ini menertawakan sampai terpingkal-pimgkal disertai matanya yang ikut basah. Rambut pendek disekitar dahinya juga ikut bergrak- gerak, dan wajahnya . ya ampun merah padam kayak tomat !

" kamu pikir saya sales ? No . bukan saya bukan sales, saya pegawai kantor biasa, saya juga gak bawa barang " rhae mengikuti arah pandangan cowok itu dengan ekor matanya. Benar tidak ada barang, lebih tepatnya cowok ini tidak membawa apapun selain jaket yang disampirkan di bahu sebelah kanan.

" nama saya pram, pramudi. Kebetulan saya salah satu karyawan di respon,bukan sales barang" tidak ada nada tinggi maupun tersinggung dalam kalimatnya . justru cowok ini mengulurkan tangan menawarkan perkenalan

Bibir rhea membulat,ooooo kerja di majalah itu juga. Menyadari kekeliruannya rhea merubah ekspresi wajah dari menajamkan mata dengan praduga tidak- tidak beralih membuka mata bulat -bulat karena paham, paham mengenai kekeliruaanya menuduh orang sebagai sales padahal dia seorang karyawan dimana dirinya menawarkan hasil tulisannya.

" rhea, kinarhea" 'tangannya hangat, batin rhea saat melingkupi jemari cowok bernama pram ini, tangannya putih dan besar,sedikit berbulu berbeda dengan miliknya yang kecil dan pendek, cocok dengan tubuhnya yang tinggi, tidak terlalu tinggi sih, mungkin hanya sekitar 170 cm, tapi bentuk bahu dan perut yang tidak buncit membuat mas satu ini sedap dipandang mata.

Hahaha jadi nglantur gini sich

Rhea ingat itulah pertama kalinya dirinya mengenal mas pram, perkenalan lucu dengan cowok baik yang membantunya masuk ke majalah respon, ternyata mas pram adalah pengelola majalah yang kini di naungi rhea menjadi tempatnya bekerja.mas pram orang yang mengerti dan menghargai seni menulis dengan sangat baik, baginya membesarkan majalah respon adalah impian dan ambisinya, bukan sekedar untuk mencari komisi atau keuntungan, melainkan karena dedikasi dan kecintaannya pada seni tulis menulis.satu seni yang di minati dan di cintai rhea sedari remaja hingga kini, kecintaan dan minat yang sama inilah yang menyatukan mereka selama bekerja di majalah ini,tak urung membuat kebersamaan selama empat tahun ini serasa begitu harmonis dan menyenangkan,bagi rhea setelah pindah ke surabaya mas pram adalah sosok cowok yang dapat mengisi hari- harinya seperti andri, menjadi teman sekaligus saudara,

***

ANGIN SEPTEMBERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang