Tujuh Belas

8.3K 651 30
                                    

Banyak typo...

Happy reading...
🌺🌺🌺

Sebenarnya Randy tidak ingin menyerah untuk mencari Shareen. Tapi ini sudah hampir 2 tahun Shareen pergi dari hidupnya. Sungguh, bukan hanya perasaan bersalah yang menghantuinya, tapi juga rasa rindu yang luar biasa membuncah di hatinya.

"Ini udah terlalu lama, Sha. Kamu dimana?" Lirih Randy sambil memandangi foto mereka berdua di ponselnya.

Yang tersisa dari kenangan mereka berdua hanyalah foto-foto yang diambil saat mereka pergi ke Dufan dulu. Andai Randy tahu perasaan Shareen padanya lebih awal, pasti semuanya tidak akan seperti ini.

"Bang..." Suara Bunda menginterupsi lamunan Randy.

"Iya, Bun." Randy berbalik menoleh pada Bunda.

Bunda tersenyum mendekat. "Bunda cuma mau ngasih tau, nanti malem kita diundang makan malam di rumah Erick Bernardo."

"Apa Abang mesti ikut, Bun?"

"Ya ikutlah, nak... dia ngundang kita sekeluarga. Daddy bilang semua anggota keluarga kita harus ikut. Katanya ini bukan undangan makan malem biasa."

Randy pasrah mengangguk setuju.

"Ini sudah terlalu lama. Kamu jangan larut dalam penyesalan, ya. Relakan saja dia. Mungkin sekarang Shareen sudah menemukan kebahagiannya." Ucap Bunda menggenggam tangan Randy.

"Abang hanya ingin Shareen kembali, Bun. Abang mau menebus semua kesalahan yang udah Abang perbuat sama dia."

Bunda tersenyum hangat, "Abang jangan putus berdoa. Rencana Allah nggak ada yang tau. Semoga niat baik Abang, diijabah oleh-Nya."

"Iya, Bun. Makasih ya, Bun. Bunda selalu support Abang, walaupun anak Bunda ini udah bikin orang-orang kecewa."

"Itulah gunanya Bunda ada di dekat kalian. Apapun yang terjadi Bunda akan selalu menguatkan anak-anak Bunda." Ujar Bunda dan langsung mendapat pelukan erat dari Randy.

"Tapi Bang.... Bunda lebih seneng sama Abang yang selalu bikin Bunda kesel. Bukan yang bikin Bunda mellow begini."

"Bundaaa...."

🌺🌺🌺

Shareen memutuskan tinggal di Milan setelah Ia pertama kali menginjakan kaki di kampung halaman ayahnya itu. Ia mencoba mencari pengalaman baru dengan bekerja di sebuah butik di sana dan bergabung bersama tim produksinya.

Sebelumnya Papa tidak setuju dengan keinginan anak gadisnya itu. Papa malah menawarkan Shareen mendirikan butiknya sendiri. Tapi Shareen berusaha meyakinkan Papa dengan kata-kata yang membuat Papa akhirnya luluh.

"Sebagai pemula, Shareen harus banyak belajar dan punya pengalaman. Shareen nggak mau menyia-nyiakan modal yang Papa berikan karna menuruti hawa nafsu semata. Ini cita-cita Shareen. Jadi, Papa harus mendukung apapun yang Shareen lakukan."


Okelah sang anak sudah bertekat, Papa hanya bisa mendukung saja dan siap kapan saja jika Shareen akan memulai bisnisnya.

Erick  lebih dulu kembali ke Indonesia setelah 2 minggu berada di Milan. Jadi, Shareen tinggal bersama Papa. Setiap harinya menjadi pengalaman baru bagi Shareen. Makanya Ia betah berada di sana. Hingga pada suatu hari terjadi sesuatu padanya dan membuatnya ingin kembali ke Indonesia bersama Papa.

Di sinilah akhirnya seorang gadis yang mempunyai nama asli Shareen Amelia Bernardo, sedang menyibukkan diri menyiram bunga-bunga yang ada di taman belakang kediaman Bernardo di Indonesia. Ini lah aktivitas yang biasa Ia lakukan saat sore hari. Setelah kembali ke Indonesia, Shareen jarang keluar rumah. Ia membatasi aktivitasnya di luar rumah.

SHAREEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang