Empat Belas

7K 593 11
                                    

Awal-awal kehidupan Shareen di Bali memang sangat menyiksa batinnya. Buka karena lingkungan sosialnya, namun pikiran gadis itu masih terbayang-bayang suasana di Jakarta. Masa kecil bersama almarhumah Neneknya juga selalu terkenang dalam benaknya, walaupun kehidupannya waktu itu sangat susah. Yang mana Ia harus membantu Nenek bekerja paruh waktu demi mencukupi kebutuhan mereka sehari-hari saat Nenek Sari tidak bisa bekerja lagi karena usianya yang sudah tua dan tubuhnya yang sering sakit-sakitan, hingga akhirnya beliau menghembuskan nafas terakhir saat Shareen baru pulang dari sekolah.

Lain lagi dengan keluarga Bunda Hana dan Daddy Keenan. Ia sangat-sangat merindukan keluarga itu. Yah, kecuali si Randy. Sungguh Shareen ingin benar-benar melupakan makhluk Tuhan yang satu itu. Kadang saat malam datang, tiba-tiba Ia bisa menangis karena mengingat bagaimana Randy meminta Ia pergi.

"Dasar! Randy jahat! Hiks... hikss..."

Hingga akhirnya Ia mencoba menyibukkan diri agar bisa berhenti memikirkan cinta pertamanya dan menghilangkan pria itu dari ingatannya.

Hari minggu ini, Shareen sedang libur, Ia baru saja pulang dari pasar seni Sukawati. Berbelanja homedress alias daster yang akan Ia jual kembali melalui salah satu online marketplace.

Homedress yang Ia jualpun tidak seperti daster yang biasa digunakan ibu-ibu pada umumnya. Ia memilih jenis homedress yang menampilkan kesan anggun dan cantik pada orang yang memakainya, sehingga bisa juga dijadikan dress untuk pergi ke pantai. Tapi ada juga beberapa daster yang sederhana, yang hanya bisa dipakai untuk di rumah saja.

Ada yang model long dress spaghetti strap, ada yang model kemben, ada juga yang backless dress. Pokoknya homedress yang cantik-cantik Ia borong, untuk kemudian di jual lagi.

Segala persiapan untuk menunjang kesempurnaan produknya untuk menarik calon konsumen pun telah Ia siapkan. Selain memilih homedress tadi, Ia juga sudah menyiapkan manequin, dan beberapa gantungan baju yang eye catching agar nampak bagus di kamera.

Sebenarnya Shareen bisa saja memanfaatkan dirinya sebagai modelnya. Secara, Shareen memiliki kulit putih, wajah cantik, cocok sekali jadi foto model. Tapi kalau fotonya tersebar, bisa-bisa pelariannya ketahuan oleh keluarga Yaser. Ia tidak mau itu sampai terjadi.

Dan seharian itu Shareen disibukkan dengan persiapan online shopnya. Dari mulai pemotretan, editing, upload foto, dan sampai ke promosi, Ia lakukan semuanya sendiri di dalan kamar kostnya.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
SHAREEN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang