Istiqomah Dalam Taat

1.1K 106 7
                                    

Sungguh beruntung orang-orang yang beriman (1) yaitu orang-orang yang khusyu’ dalam shalatnya (2) dan orang yang menjauhkan diri dan (perbuatan dan perkataan) yang tidak berguna.” (3) (QS. Al-Mu’minun: 1-3)

Hijrah menuju kebaikan jangan setengah-setengah, berusaha maksimal dalam taat, bertaubat dari segala macam maksiat, selagi ada kesempatan untuk bertaubat, selagi Allah masih memberikan kesempatan untuk berbuat baik di dunia, selagi nyawa dan raga belum terpisah. Dan yang pertama harus dilakukan adalah niat yang baik dan benar karena Allah semata bukan karena yang lain, tekad yang kuat untuk taat terhadap semua aturan Allah dan Rasulullah. Dan hal yang tak kalah penting adalah shalat, ya sebab shalat adalah tiangnya agama, shalat bisa mencegah seorang hamba dari maksiat, mencegah dari keburukan, jika shalatnya baik, maka baik pula kehidupannya. Amalan yang pertama kali dihisab saat kelak di hari kiamat adalah shalat seperti sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:
Sesungguhnya amal hamba yang pertama kali akan dihisab pada hari kiamat adalah shalatnya. Apabila shalatnya baik, dia akan mendapatkan keberuntungan dan keselamatan. Apabila shalatnya rusak, dia akan menyesal dan merugi. Jika ada yang kurang dari shalat wajibnya, Allah Tabaroka wa Ta’ala mengatakan, ’Lihatlah apakah pada hamba tersebut memiliki amalan shalat sunnah?’ Maka shalat sunnah tersebut akan menyempurnakan shalat wajibnya yang kurang. Begitu juga amalan lainnya seperti itu.” Dalam riwayat lainnya, ”Kemudian zakat akan (diperhitungkan) seperti itu. Kemudian amalan lainnya akan dihisab seperti itu pula.” (HR. Abu Daud, Ahmad, Hakim, Baihaqi)
Sejak kecil Bi, Dedek masing-masing keduanya tumbuh dan dididik oleh keluarga agar taat pada aturan Allah dan Rasul-Nya, agar tidak meninggalkan shalat. Sering kali manusia menunda-nunda shalat atau bahkan meninggalkan shalat padahal mati bisa setiap saat, tak peduli waktu dan tempat. Bi dan keluarganya berusaha untuk shalat tepat waktu, di manapun ia berada, sesibuk apapun dirinya, begitu juga dengan Dedek dan keluarganya. Sebab Allah akan lebih dekat dengan hamba-Nya jika hamba tersebut mendekati-Nya, saat seorang hamba memperbaiki shalatnya, meningkatkan kualitas shalat wajib dan sunnah, maka Allah pula yang akan mengangkat derajat hamba tersebut, dengan cara-Nya yang tak terduga.
Sering kali seorang hamba pengen keinginannya dikabulkan Allah cepat tapi nggak taat malah maksiat, shalatnya tidak tepat bahkan sering telat, lucu kalau maunya cepat tapi nggak taat. Denger notifikasi gadget gercep banget tapi giliran adzan berkumandang malah nggak gercep, padahal Allah udah ngasih banyak hal, ah memang manusia sering lalai, sering terbujuk oleh rayuan setan durjana.
“Abah…, kalau nih ada orang udah shalat tapi masih maksiat gimana tuh Bah?”
“Ya yang salah bukan shalatnya, tapi orangnya yang belum bisa baik dan benar shalatnya, shalat itu ada tata caranya, ada syarat dan rukunnya, dan di antaranya dari mulai bersuci, wudu yang baik dan benar, meminta perlindungan Allah dari godaan setan, niatnya semata-mata lillah, memahami bacaan shalat, agar bisa khusyu’ dan itu semua memang nggak mudah, yang penting shalat aja terus wajib dan sunnah jangan pernah putus, pelan-pelan belajar memahami bacaan-bacaan shalat, agar bisa fokus.”
“Nah kalau shalat malah inget mantan gimana tuh Abah?” Dedek juga menanyakan pada Abah.
“Nah ini nih…, setannya suka godain manusia kalau mau shalat, wudunya harus bener, niatnya juga harus bener, baca ta’awwudz dan surat an-nas agar Allah lindungi dari setan yang terkutuk, sucikan hati dan pikiran dari segala hal-hal yang berbau duniawi, shalat itu waktunya kita ngadep ke Allah, kita kalau ngadep sama tokoh besar aja fokus, lah ini kenapa ngadep Allah yang MAHA BESAR yang nyiptain kita malah nggak fokus?”
“Nah…, loh ada yang belum move on kayaknya Abah.” Bi menyindir dengan lirikan dan senyuman tertuju pada Dedek.
“Yeee…, siapa yang belum move on, kan udah ada gantinya, di sini nggak Abah?”
Abah pun tersnyum melihat tingkah dua orang yang sering kali menyindir julid dengan masa lalu tapi dengan candaan.
Shalat itu harus tepat, tepat waktunya, tepat syarat dan rukunnya, agar ketaatan dan ketaqwaan pun meningkat, dan bisa terhindar dari segala keburukan dan maksiat. Waktu shalat wajib hanya lima saja, dan dalam 24 jam sehari masih banyak juga manusia yang lalai dan enggan bahkan meninggalkan shalat. Sibuk dengan urusan dunia lupa urusan akhirat, padahal shalat menjadi bekal buat menuju kampong akhirat, amal yang pertama kali kelak di hitung di hari kiamat.
****
Di sela-sela break, keduanya sering berdiskusi dan bertanya pada Abah tentang banyak hal yang belum mereka ketahui, keduanya sangat bersyukur disatukan dalam acara ‘Tasbih’ bisa sekaligus menimba ilmu pada ahlinya, bisa mendapatkan keberkahan seorang ustadz, yang sudah menjadi guru sekaligus seperti orang tua sendiri yang harus diteladani, dihormati.
Tidak sedikit ramalan bertebaran, bahkan tidak sedikit pula orang-orang yang di era modern seperti ini pun mendatangi tukang sihir, dukun, tukang ramal dan sejenisnya, padahal Rasulullah sendiri sudah menjelaskdan dalam haditsnya bahwa itu termasuk perbuatan yang tidak diperbolehkan dalam Islam. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda: “Barang siapa yang mendatangi dukun atau tukang ramal, lalu ia membenarkannya, maka ia berarti telah kufur pada Alqura’an yang telah diturunkan pada Muhammad.” (HR. Ahmad)
“Abah…, sekarang kan banyak tuh yang ngeramal si A dengan si B nanti begini, si C sama di D nanti begini, boleh nggak sih Abah?”
“Nggak boleh, dalam Alquran pun sudah ada bahwa urusan yang ghaib, artinya masa depan kita sebagai manusia juga perkara yang belum tampak, tak ada satu orang pun yang tahu kecuali Allah ta’ala, di antaranya Allah berfirman dalam surat  al-An’am ayat 59 wa ‘indahu mafatihul ghaibi la ya’lanuha illa huwa, yang artinya dan hanya pada sisi Allah lah kunci-kunci semua hal yang ghaib tidak ada seorang pun yang mengetahuinya kecuali Allah sendiri. Bahkan dalam satu hadits dijelaskan Rasulullah bersabda: Barang siapa yang mendatangi tukang ramal, maka shalatnya tidak diterima selama 40 hari. (HR. Muslim). Bukan hanya mendatangi tapi ketika kita mempercayai, menanyakan lewat social media itu juga nggak boleh.”
“Nah nggak boleh percaya RAMALAN, dari pada dengerin ramalan orang mending aku lamaran ya Abah.”
“Sama siapa?” Abah bertanya, pandangan Bi tertuju ke Dedek dengan senyum manis yang menunjukkan lesung pipinya.
“Sama anak Abah, ya … kan mending lamaran dari pada percaya ramalan yang nggak diperbolehkan, kalau lamaran terus menikah dapat pahala, lah kalau percaya ramalan dapat dosa.” Dengan percaya diri dia menjawab
“Udah siap bekalnya?” kata Abah
“Insya Allah siap Abah, kan Billar punya hal yang jauh lebih baik dari pada dunia seisinya.”
“Apaan tuh?”
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda bahwa dua rakaat shalat fajar lebih baik dari pada dunia seisinya (HR. Tirmidzi) nah kata Abah kemarin gitu, Billar udah bangun dari sebelum subuh Abah, minimal dua rakaat tahajjud kata Abah, terus lanjut shalat sunnah sebelum subuh, lanjut subuh berjamaah, gimana Abah? Billar insya Allah udah siap bangun rumah tangga bersama anak Abah.”
“Wah, masya Allah…, ilmunya masuk ya…, padahal baru calon murid, calon santri Abah, belum jadi calon…,”
“Calon suami maksudnya ya Abah? Hhehehehe, Jadi gimana Abah? Udah dikasih restu buat jadi calon suami Dedek Lesti?"
****
Menjadi sosok yang selalu diinginkan banyak pasang mata agar tayang di layar kaca hingga bersatu di dunia nyata, bahkan banyak sekali mata-mata, dan tidak sedikit pula yang tidak suka, mereka tetap fokus dengan saling support dan mendoakan, berkarya, tak peduli dengan omongan orang. Untuk menjadi orang hebat ada perjuangan yang tak kalah hebat. Dan menjadi orang hebat harus menjadi pribadi yang kuat. Teruslah berkarya meski angin kencang menerpa begitu kuat. Tetaplah kokoh meminta pertolongan-Nya agar dijauhkan dari segala marabahaya, tetap melangitkan doa untuk kebaikan bagi umat islam seluruh dunia, doa kebaikan juga buat keduanya.
Doa baik ibarat cermin, jika doa itu baik akan kembali pula pada yang mendoakan begitu pula sebaliknya. Jadi tetaplah berdoa baik, dengan cara yang baik, di tempat yang baik, di waktu yang baik, bersama orang-orang yang baik. Sebab kita tak pernah tahu doa siapa yang lebih dulu menembus Arsy-Nya dan segera diijabah. Tak ada doa yang sia-sia, semua doa didengar oleh-Nya. Teruslah melangitkan doa, Allah senang dengan hamba-Nya yang menengadahkan tangan di hadapan-Nya. 
Impian, harapan keduanya tak pernah pupus, usaha dan doanya tak pernah putus, mereka yakin ada banyak orang yang mendukung dan mendoakannya dengan tulus. Urusan pelabuhan terakhir agar Allah menjadikan keduanya pasangan dunia akhirat menjadi amin paling serius.

.

Masya Allah hari ini bisa up 2 part

Makasih buat pembaca setia, dan jangan lupa Vote, Comment, share, follow juga akun Wattpadku, @ummusalamahali  dan IG pribadiku @ummu_salamahali

Youtube Ummu Salamah Ali

Semoga selalu semangat...

The Fate #LESLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang