Senandung Cinta Kejora

1.3K 118 13
                                    


(Inget ya…, cerita ini hanya fiksi belaka, memang fanfiction, religi, romantic humoris, jadi nikmati saja untaian aksara yang tersaji guys, sambil doakan yang baik-baik, doa baik akan kembali ke yang mendoakan heheheh, jangan lupa Follow, VOTE, COMMENT, SHARE)

Jadilah seperti bintang yang menghiasi langit angkasa, ia tetap terlihat sinarnya walau berada di tempat yang tinggi, tetaplah rendah hati walau banyak prestasi yang telah diraih, dan jadilah seperti padi semakin berisi semakin merunduk semakin tinggi semakin tawadu’.
***

Waktu bergulir begitu cepat, sosok Dedek yang mempunyai paras ayu khas wanita sunda, dengan gingsul yang menambah manis senyuman siapapun yang memandangnya, gadis desa yang mimpinya terus mengangkasa, sosok rendah hati, sederhana, ramah sama siapa saja. Kini semakin bersinar bagaikan bintang kejora yang yang tak pernah redup malau diterpa ujian hidup, suara emasnya menjadi hadiah yang Allah berikan dalam menapaki setiap proses kehidupan yang ia jalani. Dan satu per satu mimpi yang menjadi doanya diijabah oleh Allah perlahan tapi pasti terealisasi. Ada banyak prestasi yang ia torehkan dalam bidang music dan juga penghargaan menjadi host muda berbakat dari KPI. Kuasa Allah memudahkan jalan setiap hamba-Nya yang gigih berusaha, gigih dalam berdoa dan gigih berpasrah pada-Nya.
Menjadi sorotan public, bahkan kemana-mana selalu menjadi buruan media sudah menjadi resiko pekerjaannya, dan dia tak protes, ia menghargai serta menikmati setiap proses, semua ia syukuri, sebab itu menjadi kunci dalam mewujudkan mimpinya, dan setiap kerjaan ada resiko serta perjuangan yang tidak mudah, lagi-lagi ia bersyukur sebab banyak orang yang lelah dalam mencari kerja. Ia menjadi inspirasi banyak orang dari muda sampai yang tua, suaranya yang merdu mendayu-dayu, totalitas tanpa batas dalam berkarya menjadi ‘diva’ di usianya yang terbilang masih muda.
****
Menjadi host di salah satu acara bersama teman-teman  seperjuangan dan seprovesi dengannya, sebelum memulai ia mengunggah outfit of the day yang ia pakai ke akun instagramnya, kerudung hitam, atasan kuning kunyit, bawahan putih, sabuk hitam sebagai pemanis outfitnya dan tak ketinggalan sepatu putih Gucci dari orang istimewa yang Allah kirim sebagai teman baru seiring dengan bertambahnya usia. Senyuman manis menghiasi wajahnya, dengan caption emoticon love dan bunga mawar merah, ditambah dengan kata-kata, membuat siapa saja yang membacanya bahagia, berbunga-bunga.
@lestykejora love ~ rose sepatu baru Alhamdulillah, dipakai melangkah ibadah, dari Kakak yang istimewa… ehm, auto sambil nyanyi aku. Memandangmu…
@rizkybillar anjaaaayyyyy…
@lestykejora hei bapak anjay @rizkybillar asal ku melihatmu bahagia anjaaayyyy, wkwkwk
@risa love banget
@richar always beautiful, leslar lovers tim gercep
@vanny masya allah dedek meuni geulis pisan atuh
@fida kece banget dedek idolaku…
@azizah masya Allah meni geulis pisan neng
@izzy keyeeen banget dedek
@ikhasan gemoy banget…
@lestybillarofc uwu banget dedek…
@nindia cantiknya kebangetan, munduran dikit dek nanti kemanisan
@risa si gumush si uwu gemoy
@nindia masya Allah cantik banget sih dari ubun-ubun sampai tulang rusuk
@ajeng salfok sama sepatunya
@yeni cute banget, so pretty love love…
@husna salfok sepatuuuuuuu
@dwi sehat selalu dedek…, geulis bager pisan
@edo baper banget lihat si uwu gemoy inspirasi banyak orang
@yuli gemoyku…, uwukuuu…, neng geulis bageur pisan
@leslrlovers masya Allah dedek…, fokus sama sepatunya eaaaa, sehat selalu dedek
Jutaan penggemar menyukai foto yang diunggahnya tak ketinggalan juga banjir kolom komentar di feed instagramnya. Lebih dari 28 ribu komentar membanjiri, semua mendoakan, terpesona dan salfok dengan sepatu yang dia pakai. Bukan hanya postingan instagram Dedek namun juga postingan instagram Bi banjir like dan komen. Keduanya seperti magnet yang saling bertautan erat, di mana ada Bi di situ ada Dedek yang terus menjadi bintang berprestasi, memberikan inspirasi bagi generasi, ambil kebaikan dan positifnya, memang tak ada orang yang sempurna, namun justru dengan ketidak sempurnaan, keduanya saling mengisi dan menyempurnakan satu sama lainnya. Meraka juga merasa bukan makhluk sempurna yang tak pernah salah, yang tak pernah berdosa, namun setiap hamba diberikan hak oleh Allah untuk menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Terlepas ada yang pro dan kontra itu hal yang lumrah, mereka tak peduli dengan komentar negative dan tetap berkarya, berkolaborasi dan berprestasi beriringan, bersama-sama. Seperti filosofi sepatu yang tak lengkap jika bukan sepasang, selaras dan digunakan untuk melangkah beriringan.
***
Usai taping acara Tasbih dengan Abah Subki, Kak Bi dan semua kru yang bertugas di mana banyak sekali ilmu yang mereka dapatkan, bisa menambah kualitas keimanan dan ketaqwaan, adapun di antara pembahasannya adalah ‘ghaddul bashar’ yaitu menjaga pandangan dari hal-hal yang tidak diperbolahkan, pandangan pertama memang rahmat namun pandangan selanjutnya bisa jadi dosa dan maksiat. Keduanya berharap suatu saat ‘saling beradu pandang’ menjadi lading pahala saat Allah telah menyatukan dua hati, dua keluarga menjadi satu kesatuan yang utuh atas ridho-Nya. Memang Allah Maha Indah mencintai keindahan, tapi jika ada yang indah-indah namun bukan mahromnya, ya pandangannya secukupnya, seperlunya saja, lalu kembali menundukkan pandangan.
Bukan hanya itu saja. saat keduanya telah berganti outfit yang senada, Bi memakai atasan berwarna navy, dan Dedek memakai gamis berwarna biru senada dengan scraf yang menutupi kepalanya, usai membahas tentang hal-hal yang diharamkan.
“Abah…, Dedek mau nanya nih, kenapa sih pacaran itu dilarang?”
“Karena itu mendekati zina, dan setan paling pintar mencari celah dalam diri manusia, menggoda untuk masuk dalam jurang nista, dalam surat al-Isra’ ayat 32 dijelaskan wala taqrabuzzina innahu kana fakhisyah, wa saa’a sabilaa, yang artinya dan janganlah kamu mendekati zina, zina itu sungguh sutau perbuatan keji, dan suatu jalan yang buruk, Allah melarang yang haram semua ada alasannya, semua untuk kebaikan hamba-Nya, menyelamatkan dari siksa api neraka kelak di akhirat, mendekati zina aja nggak boleh na’uzubillah apalagi kalau sampai melakukan, banyak sekali dampak buruknya, na’udzubillah.”
“Nah berarti nggak usah pacaran ya kan Abah? Pacaran itu buang-buang waktu percuma, terus nambahin dosa, jadi mending langsung nikah, betul begitu Abah?”
“Betul itu Nak Bi…”
“Kalau gitu Bi boleh dong nikahin putri Abah?”
Dedek dan Bi saling beradu pandang, menahan senyuman, Abah pun juga tak bisa untuk tidak menahan senyumannya.
“Sabar dulu…, nanti kalau waktunya udah tepat, ini jadi santri Abah aja barusan, belajar dulu, biar nanti bisa jadi imam yang baik bagi keluarga, yang bisa membimbing dan membawa keluarga lebih dekat dengan ridho Allah, sehingga kebersamaannya bukan hanya di dunia tapi juga hingga ke surga-Nya.”
“Aaaaaamiin.” Bi dan Dedek sama-sama mengaminkan doa Abah.
“Jadi Abah sudah ngasih restu nih, sama si Aa’?”
“Aa’ lagi awas kepleset…”
“Eh Kakak maksudnya Abah”
“Kalian ini, sabar dulu ya…”
“Hahahahaha…”
Berlanjut dengan Bi dan Dedek menyanyikan salah satu lagu yang diciptakan oleh Pak H. Rhoma Irama, duet berdua. Dedek yang selalu memberikan perhatian kecil, entah itu hanya sekedar membenarkan rambut Bi, keduanya yang saling bercanda tawa lepas, tak perlu menjadi orang lain. Bagaimana Allah membawa takdir keduanya, Bi dan Dedek memasrahkan semua kepada Allah Sang Pemilik Skenario kehidupan setiap insan. Allah yang membolak-balikkan hati manusia, Allah pula yang bisa merubah segalanya, yang sulit jadi tak rumit, yang sakit bisa bangkit, yang susah jadi mudah, yang tak pernah bertemu jadi bertemu, yang terpisah dan tak kenal sebelumnya bisa bersatu. Semua karena suratan takdir yang telah terukir, tinggal menunggu waktu saja, kapan ikatan suci itu akan tiba.
***
Di Sela-sela break, sebelum taping usai, Bi duduk di depan Abah sibuk dengan gadget di tangannya, tampak wajah serius mengusap layar ponselnya, begitu juga dengan Abah yang duduk santai di samping Bi. Lesty berjalan perlahan mendekat ke arah tim cameramen, awalnya tersenyum berterima kasih karena taping hari ini berjalan dengan lancar, tiba-tiba ajah Lesty berubah tampak pucat pasi, tangannya meraih salah satu kru, dan tiba-tiba
“A…, a…” suaranya melemah, tangannya mau meraih salah satu tangan kru di depannya, namun ia lemas seketika dan tubuhnya terjatuh, seluruh kru yang melihat panik.
“Dedek..”
“Ky…”
“Tolong…, tolong…, ambulance…”
Ketika mendengar Dedek pingsan, Bi langsung berehenti dari gadget di tangannua, melempar ke sofa segera mendekat ke kerumunan, kekhawatiran meliputi perasaannya, ia bertanya-tanya pada dirinya sendiri, kenapa dengan Dedek? Apa dia kecapekan? Semua kru bahkan membopong Dedek bareng-bareng, begitu pun Bi, andai dirinya berada di dekat Dedek ketika itu, mungkin ia langsung membopongnya sendiri. “Ah kenapa aku begitu khawatir, kenapa sama Dedek? Perasaan tadi baik-baik aja?” Bi bertanya-tanya dalam dirinya.
Namun saat semua kru yang membopong tubuh Dedek mendekati sofa yang ada di studio, barulah sorak-sorak kru mengucapkan ulang tahun ke salah satu tim.
“Selamat ulang tahun…, selamat ulang tahun.”
Bi pun terkejut, lidahnya kelu menyaksikan, saat Dedek diturunkan oleh kru dan berdiri dengan senyuman bahagia, tertawa lepas. Hatinya campur aduk, Dedek mampu memporak-porandakan hatinya, ada rasa syukur ketika Dedek tidak apa-apa, ada rasa geram dan kesal tapi sayang karena ternyata ini hanya prank belaka, Bi tak kuat juga menahan tawa serta kekesalan gemas akhirnya ia menepuk kening Dedek.
“Uh.., kenapa jadi akuk kenak prank juga?” Bi protes tapi dengan tetap tersenyum ke semua kru.
“Abah kan udah tahu nih kalau Dedek pingsannya boongan, bukan perkara acctingnya tapi Dedek pinter cari posisinya, hahahah.”
“Kenapa Abah nggak ngasih tahu Bi juga? Jadi kenak prank nih…, hahahah.”
“Cieee… cieee yang khawatir sama Dedek…” semua kru pun kompak menggoda Bi, wajahnya pun bersemu merah dan tertawa lepas. Hari penuh drama, hatinya bercampur aduk tapi bahagia. Berharap kebahagiaan ini bukan hanya sementara tapi selamanya, dengan bersyukur manusia akan bahagia apapun keadaannya, sebab kebahagiaan itu tak bisa dicari namun dinikmati dengan cara mensyukuri setiap karunia ilahi.
Lesty tertawa lepas melihat ekspresi Bi yang masih kesal kena prank, namun ia bisa merubah mood Kakak di depannya. Keduanya duduk di sofa berhadapan.
“Cie…, cieee…, haahhaa yang kesel kena prank, hahahahaa gimana acting Dedek keren kan? Nggak kalah lah sama actingnya yang di depan Dedek.” Dedek tersenyum usil dan jari telenjukknya mengarah ke Bi.
“Ai…” Bi seperti mau menggigit jari telunjuk Dedek di hadapannya, “Ya, pinter banget actingnya, tapi nggak uwu.”
“Uwuuuuu…, uwuuuu, gemoy, yang kesel, yang ngambek hahahaha, tayang tayang … hahahahahah, maaf ya Kak… sengaja emang hahaha.”
“Awas yaaa…, kena prank balik baru tahu rasa nanti.”
“Hahaha…, mau aku prank balik aja lah nanti hahaha, sebelum aku kenak prank.”
“Abah…, ini anaknya udah boleh ditimang? Eh dipinang Bah maksudnya.”
“Hahahah sabar dulu…, nanti dulu, belajar dulu jadi murid yang baik, lalu imam yang baik.”
“Aduh Abah…, ini teh putrinya meni geulis pisan, bageur takut keduluan orang, diboking dulu boleh ya Abah, hahahah.”
“Waduh udah pinter ya bahasa sundanya, padahal Abah nggak ngajarin.” Abah pun tersenyum melihat mereka berdua.
“Emang tiket bisa diboking dulu, huuuu…” Dedek menimpali dengan candaan juga, bibirnya manyun lidahnya ia julurkan “Weee…, Dedek bukan tiket yang bisa diboking.”
“Boking di sepertiga malam, aaaaaa…, anjay…”
Dedek lalu menimpuk Bi dengan bantal di hadapannya. Bi terus semangat dengan candaan gesrek yang membuat siapapun kebaperan “Buah semangka buah durian, wahai Abah izinkan aku membawa putrimu ke pelaminan, jiaaaaah hahahah.”
“Lama-lama lihat kalian nanti kenak penyakit gula aja, hahahah.”
Kebersamaan yang intens, ikatan persaudaraan yang terjalin atas dasar ketulusan membawa kebahagiaan bukan hanya pada keduanya namun juga sekitarnya. Dua orang yang sama-sama suka julid, suka bercanda, gesrek dan membuat seantero jagad maya dan jagad nyata turut serta bahagia, senyum kebahagiaan keduanya memancar, menular pada semesta. Mereka kian bersinar seperti bintang di langit angkasa, yang tetap tak pernah meninggi walau dipuji, tak pernah melambung walau disanjung, mereka terus berkarya dan beprestasi meski ada yang iri dan dengki.
Kebersamaan yang membuahkan keberkahan dan kebahagiaan, bahkan pernah di salah satu segmen saat membahas orang tua, dan Dedek menyanyikan lagu tentang Ibu, Bi tak kuasa menahan air matanya, butir-butir bening keluar begitu saja tanpa permisi, terharu sekaligus terenyuh dengan suara emas Dedek yang menyanyikan dengan penuh penghayatan. Setelahnya, Dedek meledek Kak Bi saat tahu meneteskan air mata. Mereka sama-sama belajar menjadi pribadi yang lebih baik, menyiapkan bekal untuk masa depan yang lebih baik, menyiapkan perbekalan menuju keabadian, sebab manusia hidup di dunia hanya numpang sebentar saja, transit sementara. Berproses menjadi pribadi yang lebih baik, istiqomah memang bukan hal mudah, akan ada halang rintangnya, akan ada bumbu-bumbu pahit, manis, asin gurih serta manis rasanya.
Satu hal yang harus diingat, jika seseorang menjatuhkanmu dengan perkataan, meremehkanmu dengan banyaknya cacian dan hinaan. Diamlah sejenak, berusahalah dan buktikan, bungkam lisannya dengan banyaknya karya dan prestasi yang membanggakan. Pada kenyataannya, bintang akan selalu bersinar dalam gelapnya malam, dan bintang akan tetap berada di tempat yang tinggi dan nggak pernah tinggi hati, selalu rendah hati, dan menginspirasi, membawa kemnafaatan bagi diri sendiri dan orang lain di sekitarnya.
Urusan cinta, biarlah hati masing-masing yang tahu dan Allah pastinya, sebab keduanya tak mau berpacaran, keduanya sama-sama memantaskan diri di hadapan Allah agar menjadi hamba yang baik, karena janji Allah pasti orang baik untuk orang yang baik. Cinta sebelum pernikahan adalah ujian, namun cinta setelah pernikahan adalah keharusan yang harus terus dipupuk dan ditumbuhkan.
***
Menuruni lift berbarengan, sebelum berpisah menuju mobil masing-masing Bi kembali melempar pantun buat Dedek.
“Dek…, Kakak punya pantun, dijamin cakep, kayak orangnya.”
“Gumoh lama-lama sama pantun Kakak.”
“Dengerin dulu, buah duku buah durian.”
“Cakeeep…, terus?”
“Hei kamu yang dulu lugu sekarang jadi idaman.”
“Uwuwuuuu…, gemoy… buah duku buah rambutan.” Dedek meletakkan kedua tangan ke dagunya
“Cakep…” Bi menunjukkan kedua jempolnya ke hadapan Lesti, “Kakak terusin ya…, hei kamu yang aku tunggu yuk ke pelaminan.” Bi terdiam menatap tajam ke arah Lesti, begitu pula Lesti yang terdiam membisu mendengar balasan pantun dari Bi.
“Hahahahahaha…. lucuuuuu.” Lesti tertawa lepas meski dalam hatinya ada getaran, dan sorot tatapan mata tajam orang di depannya seperti ada hal yang tak biasa. Bi sadar, butuh waktu untuk menunjukkan keseriusannya, namun dia adalah orang yang komitmen dengan ucapannya. Pada saatnya nanti jika memang takdir menggiring keduanya pada ikatan suci, ia akan berbagi kebahagiaan pada semesta agar bukan hanya Allah dan malaikat-Nya yang menjadi saksi, namun juga semesta turut menjadi saksinya.

~

  Jadi bagaimana baca part ini? 😊😁
Semoga bisa diambil hikmahnya, dapat manfaatnya bisa sama² belajar. Klo ada salah kata dll mohon maaf yaz editing urusan akhir aja. 😁
~

Saling mendoakan ya, semoga kita semuanya sehat selalu, semangat penuh berkah. Aaaamiin
Tetap istiqomah dalam taat jauh daru maksiat dekat dengan taubat.

Doain yaa, pengen ngasih cerita ini ke leslar 😊 buat kenang²an.

Salam dari Author

~ Ummu Salamah Ali ~

Ahad, 16 Agustus 2020

The Fate #LESLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang