HIJRAH ITU CINTA

1.1K 100 10
                                    


Jika yang kamu tuju akhirat, maka dunia pun akan kamu dapat. Namun jika yang kamu kejar hanya dunia semata maka akhirat bisa terlewat, padahal kampung akhirat adalah kampung keabadian sedangkan dunia hanyalah tempat persinggahan, penuh tipuan jangan lengah dengan kesementaraan. Siapkan perbekalan menuju hari kekekalan selagi Allah masih berikan kamu kesempatan menghirup nafas kehidupan.

****

Acara konser yang diadakan salah satu station tv nasional begitu terlihat spektakuler, bertaburan bintang dengan suara emas, drama musical bertemakan ‘hijrah cinta’ bertepatan dengan peringatan pergantian tahun hijriah satu Muharram, ditambah dengan tausiah islami yang mneyentuh hati tanpa ada kesan menggurui, membuat jutaan pasang yang melihat di layar kaca baper bukan hanya bawa perasaan tapi juga bawa perubahan. Acara yang dikemas bukan hanya sebagai tontonan tapi juga memberikan tuntunan akan esensi hijrah sesungguhnya. Dan dua bintang yang benar-benar bersinar turut serta memeriahkan acara ini, yang membuat jutaan pasang mata tak mau lepas dari layar kaca melihat aksi keduanya.
Momentum tahun baru hijriah adalah momentum bagi setiap ummat muslim bermuhasabah bermuhasabah, membenahi diri menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, meneladani kisah perjuangan Rasulullah yang hijrah dari Makkah ke Madinah ada proses yang tak mudah, namun Allah memudahkan segalanya hingga akhirnya Islam jaya dan tersebar ke seantero jagad raya. Rasulullah telah berjuang maksimal selama 13 tahun di Makkah, tidak sedikit yang memusuhinya, bahkan kaum kafir Quraish berkonspirasi ingin membunuhnya. Tapi Rasulullah tetap sabar menghadapi musuh, yang tetap tenang menghadapi semua masalah, tak gegabah dalam mengambil keputusan, hingga akhirnya Allah memerintahkan untuk hijrah dari Makkah menuju Madinah. Bagaikan purnama di tengah gelapnya malam, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam disambut dengan suka cita di Yatsrib yang berganti nama menjadi Al-Madinah Al-Munawwarah, kota yang bercahaya-cahaya setelah kedatangannya.
Hijrahnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam adalah bentuk cinta, kecintaan Rasulullah pada Sang Pencipta, meninggalkan Makkah kota kelahirannya, kota perjuangannya menuju tempat yang baru, yaitu Madinah, dan janji Allah pasti mempersiapkan hal yang jauh lebih baik bagi orang-orang yang hijrahnya di jalan Allah dan hanya karena Allah.
Hijrah itu cinta, ya … cinta Allah dan Rasul-Nya dengan berusaha bepindah dari masa lalu yang pernah salah, yang pernah berdosa dengan segera bertaubat, meminta ampunan pada-Nya, berpindah dari ke masa depan yang lebih baik dari sebelumnya, baik akhlaknya, prilakunya, tutur katanya, jiawanya lebih dekat dengan Allah dan Rasulullah, lebih dekat dengan kebaikan. Berusaha istiqomah dalam kebaikan, meski memang penuh halangan dan rintangan kaarena surga itu tak didapatkan hanya dengan membalikkan telapak tangan. Kalau cinta ya melakukan apa yang Allah dan Rasulullah cintai, cinta quran, cinta kebaikan, visi dan misinya bukan duniawi semata tapi berusaha menjadi pribadi yang baru lebih baik dari yang lalu dengan visi misi ukhrowi, apapun yang dilakukan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkahnya.
Bi dan Lesti sangat bersyukur di saat keduanya berusaha melepaskan semua belenggu masa lalu, dan berusaha menjadi pribadi yang lebih baik Allah berikan jalan menuju kebaikan di antaranya bisa berguru langsung hampir setiap hari dengan Abah Subki. Meski memang proses setiap hamba menuju kebaikan, dan terus istiqomah memang bukan hal yang mudah, yang mudah namanya leha-leha, dan surga nggak didapatkan hanya dengan bersantai ria. Mereka sadar, mereka juga manusia biasa yang tak luput dari salah dan dosa, namun Allah Maha Baik yang tak pernah menutup kesempatan setiap hamba-Nya untuk terus mengetuk pintu taubat selama nafas masih berhembus.
Satu hari banyak dihabiskan waktu bersama dari pagi hingga malam bersama banyak bintang papan atas dan juga Abah, bahkan di sela-sela break gladi pun Abah merangkul bahu Bi dengan tangan kanannya, dan Dedek duduk di seberangnya, seperti rangkulan erat seorang Ayah pada putranya, kedekatan mereka seperti kedekatan orang tua pada anak-anaknya.
“Nak … jadi bagaimana?”
“Oh Bi tahu nih … Abah udah mau nanyain kapan lamaran kan ya?”
“Nak … Abah pernah muda, kalian seperti anak-anak Abah sendiri, dan Abah berdoa yang terbaik buat kalian, nasihat Abah jika memang niat kalian baik, semoga Allah segerakan, niat baik jangan ditunda-tunda.”
Keduanya saling beradu pandang, dan kemudian menundukkan kepala mendengarkan nasihat dari Abah yang sudah seperti orang tuanya sendiri, sebab guru adalah orang tua ideologis yang harus dihormati.
Abah kembali melanjutkan nasihatnya, “Memang terburu-buru itu nggak baik, tapi ada terburu-buru yang harus disegerakan.”
“Apa itu Abah?” keduanya kompak menanyakan hal yang sama
“Kalian ya kompak banget, masya Allah dah kalian.” Abah pun tersenyum sembari bergeleng-geleng kepala.
“Jadi gini, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah bersabda atta’anni minallah wal ‘ajalatu minasy syaithan, yang artinya ketenangan atau pelan-pelan datangnya dari Allah sedangkan tergesa-gesa datangnya dari setan, sebagaimana yang diriwayatkan oleh Baihaqi rahimahullah. Ketika kita mengambil keputusan memang tidak boleh gegabah, harus tenang dan selalu melibatkan Allah dalam setiap langkah, tapi ada ada terburu-buru yang harus disegerakan.”
Bi dan Dedek mendengarkan dengan seksama, menatap Abah menunggu penjelasan selanjutnya. “Abah mah sukanya gitu bikin penisirin.”
“Eh penasaran! Kamu tuh sukanya ganti-ganti bahasa.”
“Kayak Kakak nggak aja hahaha, lanjut Abah, sok atuh.”
“Abah mau mengutip salah satu riwayat dari Hatim Al-Asham dalam kitab Hilyatul Auliya’ bahwa tergesa-gesa adalah bagian dari perbuatan setan kecuali dalam lima hal,”
Abah sembari menunjukkan perlahan dengan jari-jarinya. “Pertama membeli makan tamu karena menghormati tamu adalah sunnah, ketika ada tamu harus buru-buru menjamunya, kedua mengubur jenazah, ketiga menikahkan seorang putri jika sudah tiba masanya, apalagi kalau sudah ada di depan mata jodohnya.”
“Ehm … ehm, jadi batuk.”
“Kode tuh Bah…”
“Main kode-kodean, giliran bahas ‘nikah’ langsung ada yang batuk, belum selesai nih penjelasannya.”
“Lanjutin Abah, tuh Kakak emang sukanya lempar kode.”
“Ok Abah lanjut yang keempat membayar hutang, karena hutang kalau nggak dibayar di dunia bisa ditagih nanti di akhirat, kan serem. Kelima bertaubat dari segala dosa, selagi Allah kasih kesempatan hidup, nyawa masih ada maka harus segera kita bertaubat dari segala macam dosa dan maksiat, nggak lagi mengulang-ulang kesalahan yang sama, sebab kita manusia tak pernah tahu kapan malaikat maut datang menjemput, tak pandang usia, tak pandang siapa dan dimana kalau udah waktunya nggak bisa ditunda.”
“Dedek jadi merinding nih Abah, masya Allah.”
“Abah juga, semoga kita semuanya saat malaikat maut datang menjemput dalam keadaan taat, dalam keadaan yang baik sudah bertaubat, dan Allah wafatkan dalam keadaan yang husnul khatimah, aaaamiiin.”
“Aaaamiiin.” kedua sejoli itu pun mengaminkan doa Abah.
“Nah … doa Abah semoga Allah segerakan, niat baik jangan ditunda, wujudkan dengan cara yang baik pul. Biar terhindar dari fitnah, biar kelak nih ya tatapan kalian, bercanda kalian, semua yang kalian lakukan nantinya menjadi ladang pahala. Tetap apapun libatkan Allah dalam setiap langkah, ya kalian anak-anak Abah.” Sembari menepuk pundak kedua putra-putri di samping dan di depannya.
“Jadi … ini udah bukan lampu hijau lagi ya Abah? Bi Udah direstuin.”
“Jadi murid Abah, ya kan Abah?” Dedek berusaha mengalihkan topik
“Jadi imam masa depan putri Abah.”
“Doa baik harus diaminkan, dan kamu…” Bi sembari menunjuk ke gadis di hadapannya yang memiliki senyum manis dengan gigi gingsulnya “Kamu harus diamankan.”
“Yeeee apose … ya kali Dedek tahanan harus diamankan.”
“Tahanan di hati Kakak.”
“Abaaaaaaaaah…” Dedek dengan kebiasannya menjatuhkan diri di lantai, sedangkan Abah pun hanya bergeleng-geleng tersenyum melihat tingkah dua orang yang ada saja keunikannya.
***

The Fate #LESLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang