PARIS VAN JAVA 1

945 101 15
                                    



Pujian itu adalah bentuk ujian, jadilah pribadi yang tetap baik, tak melambung meski disanjung, tak tinggi hati walau dipuji, teruslah istiqamah dalam kebaikan, berprestasi dan menginspirasi, hingga kelak Allah satukan dalam ikatan suci.

***

Liburan yang sesungguhnya adalah berpindah dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, sangat manusiawi jika pekerjaan yang padat membuat banyak orang merasa penat tak peduli siapapun, termasuk juga dua sejoli yang selalu diburu media kemana-mana, dipaparazi setiap pasang mata kemanapun perginya. Kalau di dunia ada CCTV buatan manusia, CCTV buatan Allah jauh lebih canggih yang mana kelak bisa menunjukkan semua amal perbuatan manusia selama di dunia, baik dan buruk sudah ada rekam jejaknya. Catatan buruk akan terhapuskan dengan amal kebajikan, dosa-dosa pun akan Allah ampuni bagi siapapun yang memohon ampunan, selalu berusaha mendekat pada kebaikan menjauhi keburukan dan mengetuk pintu pertaubatan, tak mengulang kemaksiatan.

Dua insan yang telah Allah pertemukan dengan takdir terindah, seiring dengan berjalannya waktu terus berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari sebelumnya, tak ada yang berubah meski keduanya kini meroket, tetap ramah, gesrek, kocak dan rendah hati. Kaarena janji Allah itu pasti ditepati, apa yang belum menjadi takdir berarti itu bukan yang terbaik di hadapan Allah, dan melupakan masa lalu, mengikhlaskannya memang tak mudah tapi percayalah Allah akan menggantinya dengan ketentuan yang jauh lebih indah tak pernah terduga sebelumnya.

****

Hari minggu menjadi hari libur yang dimanfaatkan Lesti untuk bersilaturrahim dengan teman barunya, siapa lagi kalau bukan partner kerja yang nyaman dan menyenangkan, satu frekuensi dengannya. Pasmina hitam melekat menutupi kepalanya, blazer berwarna kuning menambah kesan keceriaan di hari libur, meski hari-hari biasa pekerjaannya sering kali lembur, bawahan celana jeans, sepatu putih Gucci yang menemani melangkah menambah suasana hatinya semangat dan ceria. Bersama para ajudan sekaligus pengawal yang sudah seperti saudaranya sendiri, Lesti mengucapkan salam.

"Assalamu'alaikum..." suara lembut gadis sunda terdengar merdu, nggak heran karena Allah memang memberikannya karunia luar biasa dengan suara emasnya, ngomong aja nggak ada falsnya.

Dari dalam rumah sudah antusias menyambut tamu special yang datang ke kediaman Billar, namanya tamu siapapun itu harus dihormati, harus dimuliakan seperti yang telah Rasulullah ajarkan dalam sabdanya "Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhirat, maka hendaklah ia memuliakan tamunya." (HR. Bukhari Muslim)

"Wa'alaikumussalam, eh ada calon mantu Ibu udah dateng."

Pintu yang memang tak tertutup, menampakkan tamu-tamu yang kini berdiri dengan senyum sumringah. Dengan perasaan bahagia membuncah, Ibu mendekat memeluk erat gadis cantik berkerudung hitam di hadapannya, sosok yang sudah dinanti-nanti sejak tadi, bahkan Ibu tak sabar ingin bertemu, pelukan hangat dan erat seperti putrinya sendiri.

"Ibu ... Ibu sehat kan?" Dedek membalas pelukan tak kalah erat, gadis seusianya yang terbilang muda namun memiliki segudang prestasi, tetap ramah, sederhana dan rendah hati membuat siapapun pasti jatuh hati, sebab kecantikan yang datang dari hati itu abadi meski waktu di dunia akan berhenti. Dedek dan Ibu masih saling berpelukan, bergandengan tangan menuju sofa di ruang tamu. Tak ketinggalan juga saudara Billar dan ponakannya yang menyambut hangat.

Si Bungsu dari enam saudara menuruni anak tangga, melihat gadis yang akhir-akhir ini membuat jantungnya tiba-tiba berdebar dan berdegup lebih kencang. Atasan putih celana berwarna hijau armi, ia meggulung lengan kemejanya sampai siku.

"Hei, udah dateng aja nih, berangkat sekarang?" Billar sangat antusias buat refreshing sejenak dari hiruk pikuk Jakarta, sebelum esok kembali ke rutinitas kerja.

The Fate #LESLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang