Day by Day

643 61 3
                                    


Tumpeng dengan jajanan makanan yang dihiasi foto Lesty dan Billar menyambut kedatangan keduanya di studio A Record, dukungan banyak orang yang menandakan betapa ALLAH MAHA BAIK, meski fans belum pernah bertemu, namun support serta doa tulus begitu menggebu. Lesty dan Billar sangat menghargai fans, bahkan menganggap mereka seperti keluarganya sendiri, tak heran jika banyak yang sayang dengan mereka karena kepribadian, karya dan prestasinya.

"Ayo ... dipotong dulu tumpengnya." Bi mempersilahkan Lesty lebih dulu dengan memberikan pisau dan piring kecil ke hadapannya, namun Lesty menggelengkan kepala, tersenyum lalu mempersilahkan Bi memotongnya.

"Kakak aja yang motong, kan Kakak imam."

"Ehm, imam nih, beneran calon imam masa depan?"

Dedek tesenyum menganggukkan kepalanya "Iyaaain aja deh ..."

"Siap laksanakan calon makmum." Perlahan Bi memotong tumpeng di hadapannya.

Semua yang ada di kantor A Record turut serta menikmati tumpeng sekaligus jajanan yang begitu banyak terjadi di sana, waktu yang

"Eh ... kok kamu bisa dateng sih? Katanya kemarin nggak bisa? Ngeles ya? Dasar ngelesty!"

"Hahaha ... awalnya sih mau kasih surprise tapi nggak jadi kalau begini, kan nggak boleh ingkar janji Kak, janji adalah hutang dan hutang harus dibayar."

"Makasih yaa udah mau nemenin, udah mau dateng."

"Iya, sama-sama Kak."

*****

Satu bulan ternyata begitu singkat, namun kenyataanya tak perlu waktu lama Allah menjadikan aku dan kamu begitu dekat, bahkan bukan hanya ikatan dua hati yang terasa erat, dua keluarga pun terasa begitu erat seperti tak ada sekat. Allah yang mempertemukan, Allah pula yang mendekatkan, Allah pula yang mengeratkan, semoga Allah segera mempersatukan dalam ikatan suci pernikahan.

Dari sejak pertama kali bertemu, kamu itu berbeda, special, apalagi setelah aku meminta nomor WhatsAppmu, lalu kamu berpamitan dan mencium punggung tanganku, hatiku langsung berdebar tak beraturan, kamu pergi dan aku masih mematung membisu, melihat tanganku tangan kananku, aku terpaku. Padahal sebelumnya aku menolak untuk hadir namun manusia tak bisa menolak takdir yang telah terukir. Seperti yang dikatakan Bang Ricard waktu itu, "Udah lah ... dateng aja, kali aja jodoh kan gue juga dapat pahala, hahahah".

Aku berterima kasih pada sepatu, harapan akan filosofi sepatu menjadi doa untuk menemanimu melangkah, ketika kamu mengabarkan kalau ukuran sepatu itu kebesaran, di situ seakan semesta telah turut andil agar aku dan kamu kembali bertemu bukan dalam hal kerjaan, janjian di PIM untuk menukarkan sepatu yang kebesaran.

Dan kini, tiga puluh hari banyak hal yang dilewati bersama, kerja bareng, banyak sekali moment berharga dalam satu bulan ini, dan semuanya tak pernah terbayangkan sebelumnya, benar-benar out of the box, tapi aku sadar kalau Allah sudah mengatur semuanya indah dan teratur. Bahkan malam ini untuk pertama kalinya aku menyanyi bersamamu di atas panggung dalam acara salah satu ultan station TV, salah satu mimpiku yang kini Allah wujudkan untuk bisa berdiri, menyanyi di atas panggung dan bonusnya Allah meberikan kesempatan itu bersamamu diva masa depan dengan suara emas yang meneduhkan. Meski awalnya ada rasa keraguan dan nervoud namun adanya kamu di sisiku menghilangkan semua itu dan menenangkan. Banyak memberikan banyak pelajaran agar tetap rileks dalam membawakan lagu "Ku Pinang Kau dengan Bismillah". Dan ini untuk kedua kalinya aku bernyanyi berdua bersamamu sepenuh hati aku meresapi setiap bait dalam lagu, kunyanyikan untukmu, bersamamu, dengan bismillah aku meminangmu. Cukuplah Allah sang pemilik hati yang tahu bagaimana perasaaan yang meletup-letup bersyukur bahagia.

Malam yang bertaburan bintang, saat nada indah mengalun syahdu melalui lagu yang dinyanyikan dengan suara merdu mendayu-dayu. Penuh ketulusan membuat siapapun terharu biru, semesta menjadi saksi atas ketulusan dua hati. Semesta menjadi saksi bagaimana indahnya skenario ilahi. Jutaan manusia berurai air mata bahagia, penuh syukur yang membuncah.

*****

Rasanya baru kemarin bercada tawa, menyanyi bersama, namun malam ini aku melihatmu terbaring sakit, sejujurnya aku sangat khawatir saat mendapatkan kabar dari Om Keev, kalau kamu tiba-tiba drop dan segera dilarikan ke rumah sakit. Tapi memang begini cari Allah menegur hamba-Nya agar sadar betapa pentingnya menjaga kesehatan, karena tanpa rasa sakit kita nggak merasakan nikmatnya sehat.

Dua bola gadis imut di hadapanku perlahan terbuka, dia tersenyum seakan dia baik-baik saja,

"Kok ... Kakak ada di sini? Malem-malem begini, bukannya masih ada syuting?"

"Udah selesai kok."

"Nak Billar apa nggak capek pulang syuting langsung ke sini?" Mama pun ikut nimbrung dalam obrolan.

"Nggak ada yang capek kalau untuk silaturrahim dan jengukin calon masa depan Ma ... ehm"

"Bisa ae Kang modus ..." meski terbaring di atas ranjang rumah sakit, keceriannya tak memudar, masih tetap seperti nama yang disematkan padanya Lesty Batsnah Tsurayya wanita cantik yang seperti bintang kejora, selalu bersinar, ceria, rendah hati. Karena nama adalah doa dan harapan yang mengangkasa.

"Eh Mama mau nanya, ngomong-ngomong Nak Billar tahu kabar dari mana kalau Dedek di rawat di sini?"

"Oh tadi dikabarin sama Om Keev Ma, kalau Dedek pingsan, dan langsung dibawa ke sini, khawatir juga tadi takut nggak boleh masuk Ma, tapi Alhamdulillah boleh meski hanya satu orang saja."

"Iya Nak ... di masa pandemic kayak gini, buat jengukin orang di rumah sakit nggak mudah, yang jagain aja juga dibatasin, apalagi masa pandemic kayak gini, makanya Ayah nggak bisa ikutan."

Perumpamaan kaum Mukminin dalam cinta-mencintai, sayang-menyayangi dan bahu-membahu, seperti satu tubuh. Jika salah satu anggota tubuhnya sakit, maka seluruh anggota tubuhnya yang lain ikut merasakan sakit juga, dengan tidak bisa tidur dan demam. (HR. Bukhari- Muslim) itulah salah satu hadits yang harus diingat dan diamalkan dalam keseharian kita sebagai seorang muslim, di saat satu dan yang lain merasakan kepedihan, atau sakit kita pun demikian, mendoakan serta mengunjungi selagi ada kesempatan.

"Dedek cepet sembuh yaa, rontok nih dosa-dosanya ..."

"Aaaamiin, ya Kak, alhamdulillah Allah sayang banget dikasih sakit buat istirahat, biar Dedek merasakan nikmatnya sehat di waktu sakit."

"Kakak pamit ya, cepet sembuh ya ..."

"Hati-hati ya Kak ..."

Billar pun juga berpamitan kepada Mama sembari mencium punggung tangannya,

"Pamit dulu ya Ma ..."

"Makasih ya Nak Billar ... hati-hati di jalan, salam buat keluarga di rumah."

"Sama-sama Ma, siap! Nanti Billar sampaikan."

****

"Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya, melainkan Allah akan mengugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti pohon yang mengugurkan daun-daunnya". (HR. Bukhari) terkadang sering kali kita mengeluh ketika sakit, padahal banyak di luaran sana yang sakitnya lebih parah dibandingkan dengan apa yang kita rasakan. Jika kita sabar, ikhlas saat sakit, Allah akan ampuni dosa-dosa kita, namun jika kita malah mengeluh dan protes tak akan ada gunanya.

"Nak ... istirahat ya ..." Mama mencium kening putri kesayangannya.

"Maafin Dedek ya Ma ... selalu ngerepotin Mama..."

"Sssst ... istirahat, ngga ada orang tua yang merasa direpotin sama anak, ketika anak sakit, orang tua pun merasakan sakit, makanya Dedek istirahat cepet sehat ya, anak Mama."

"Makasih ya Maa..."

"Sama-sama sayang ..."

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 29, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Fate #LESLAR Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang