***
Makanan mereka belum habis, tapi mereka juga belum berhenti makan. Keduanya berbincang dan menghabiskan makanan mereka perlahan-lahan seolah waktu sama sekali tidak berputar di sana. Kini sudah jam satu siang, tapi mereka masih menikmati camilan dan obrolan itu. Ternyata ada banyak sekali topik yang ternyata bisa mereka bicarakan.
Kemudian di tengah-tengah obrolan itu, seorang pria dengan sepeda motor berkabin datang mendekat. Hanbin yang datang. Pria itu turun dari motornya, kemudian membuka kabin kecil di belakang motornya. Ia mengeluarkan sekeranjang pakaian basah dari sana, meletakan keranjang itu di atas tanah kemudian menutup kembali kabinnya. Di bagian depan motornya juga ada sekantong belanjaan, jadi kini dengan tangan kanannya ia membawa keranjang pakaian basah itu dan tangan kirinya membawa kantong belanjaan.
"Maaf aku terlalu lama, ada seorang turis yang baru saja check out, jadi aku harus bersih-bersih lebih dulu sebelum ke sini," ucap Hanbin yang kemudian menaruh bawaannya di sebelah meja plastik Lisa.
"Tidak apa-apa, terimakasih sudah mengantarkannya. Padahal kau bisa menelepon kalau tidak bisa mengantarnya, aku akan mengambil sendiri semuanya," ucap Lisa yang kemudian merogoh saku gaunnya– tidak ada handphonenya di sana.
"Kau menjatuhkannya di restoran Jisoo," ucap Hanbin yang kini merogoh sakunya dan mengembalikan handphone Lisa kepada pemiliknya. "Kalian makan enak siang ini," gumam Hanbin, disusul ucapan terimakasih dari Lisa juga tawaran untuk duduk dan makan bersama mereka.
Hanbin bergabung dengan Jiyong juga Lisa fi sana. Karena hanya ada dua kursi di sana,
Lisa memilih untuk berdiri, mempersilahkan Hanbin duduk di kursinya sementara ia bangun dan bergerak untuk menjemur pakaiannya di pagar pembatas tebing. Jiyong ingin membantu, tapi ia masih punya setengah batang rokok yang harus ia habiskan. Ia juga kebetulan punya beberapa hal yang ingin dibicarakan dengan Hanbin."Jadi seorang turis baru saja check out?" tanya Jiyong dan Hanbin mengangguk sembari memuji rasa makarel yang menurutnya enak itu.
"Lisa memang pintar memasak, rasanya enak sekali 'kan?" puji Hanbin kepada makarel yang Jiyong bakar tadi.
"Ah... Iya, rasanya enak," balas Jiyong, tidak terlalu tertarik untuk meluruskan kesalahpahaman di sana. Salah paham kalau ia yang sebenarnya membakar ikan itu. "Kalau begitu ada satu kamar kosong di penginapanmu?" tanya Jiyong kemudian. Lagi, Hanbin menganggukan kepalanya dan saat inilah pria itu tertarik untuk menatap Jiyong yang bicara dengannya.
"Kau ingin menginap di tempatku?" tanya Hanbin dan Jiyong mengiyakannya.
Si putra pemilik toko serba ada itu terlihat sangat antusias menunggu jawaban Jiyong. Entah karena ia sangat mengidolakan G Dragon atau karena ia tidak suka G Dragon tidur dengan kekasihnya. Jiyong pikir mereka berdua berkencan, karena sikap keduanya yang sangat santai satu sama lain.
"Kalau kau mau menerima bayaran dengan kartu, aku ingin menginap di penginapanmu," ucap Jiyong kemudian dan Hanbin luar biasa senang karenanya. "Bisa aku mulai menginap di sana malam ini?" tanya Jiyong sekali lagi, dan sekali lagi juga Hanbin mengiyakannya dengan raut penuh semangat. Ternyata tidak sulit membuat G Dragon sudi menginap di tempatnya– pikir Hanbin.
Lisa selesai menjemur, gadis itu kembali menghampirinya meja plastiknya dan di saat yang sama Jiyong bergegas bangkit dari duduknya. Ia menyuruh Lisa untuk duduk di kursinya. "Aku akan menginap di penginapan- uhm siapa namamu? Ah Hanbin, aku akan menginap di penginapannya malam ini. Tapi karena pakaianku masih basah, aku bisa menitipkannya padamu bukan?" tanya Jiyong usai Lisa duduk di kursinya.
Lisa mengiyakannya, gadis itu sempat merasa tidak enak karena Jiyong harus tidur di kursi yang sangat tidak nyaman. Ia merasa bersyukur kalau sekarang ada kamar kosong di tempat Hanbin. Dan Lisa jadi lebih bersyukur lagi karena sekarang Hanbin dan Jiyong dengan senang hati membereskan meja plastik dan semua peralatan makan mereka tadi.
Di luar mobil kemah, Hanbin sedang merapikan meja dan membersihkan sisa-sisa abu di tanah. Sedang di dalam mobil kemah itu, Jiyong sedang mencuci piring. "Aku tidak pergi dari sini karena di sini tidak nyaman," ucap Jiyong di saat Lisa baru saja masuk untuk memasukan beberapa sisa makanan mereka ke dalam lemari es. Ia bisa menghangatkan sup dan makarel panggang tadi di microwave nanti malam.
"Aku menginap di tempat Hanbin karena sepertinya kau tidak bisa tidur kalau aku ada di sini," tambah Jiyong yang kemudian menoleh untuk melihat Lisa yang berdiri di sebelahnya, di depan lemari es. "Biarkan saja barang-barangku, aku akan mengambilnya besok," susulnya sembari tersenyum.
Malam itu, Jiyong menginap di penginapan milik Hanbin dan keluarganya. Tempatnya ada di lantai dua, di atas toko yang pagi ini ia kunjungi. Setibanya di sana, tentu saja beberapa orang meminta untuk berfoto bersamanya. Kasusnya sama seperti ketika Lisa tidak sengaja meninggalkan handphonenya di restoran milik Kim Jisoo dan keluarganya pagi tadi. Di sana, Jisoo meminta Lisa untuk mengambilkan fotonya bersama Jiyong. Jisoo dan G Dragon berfoto bersama dengan handphone Lisa kemudian Jisoo meminjam handphone itu untuk melihat foto-fotonya, juga mengirimkan foto-foto itu. Di saat itu lah Lisa melupakan handphonenya dan pergi meninggalkan Jisoo yang masih menikmati foto-foto hasil jepretan Lisa.
Di penginapan Hanbin pun sama, selama hampir satu jam Jiyong harus berfoto dengan beberapa orang– yang katanya adalah keluarga Hanbin. Baru setelah itu Hanbin mengantar Jiyong ke kamarnya dan membiarkan pria itu beristirahat di sana.
Kamarnya sangat sederhana, sebanding dengan harga yang Jiyong bayarkan– sangat murah. Tapi Lisa bilang penginapan itu yang paling layak di sana– kecuali Jiyong punya kendaraan untuk menginap di hotel yang lebih besar– jaraknya sekitar enam kilometer dari bibir pantai. Kamar yang kini Jiyong tempati hanya sebuah ruangan tiga kali tiga meter, dengan satu jendela besar di salah satu dindingnya. Jendela itu menghadap ke jalanan di depannya. Jiyong hanya bisa melihat restoran tempat ia membeli makarel tadi pagi dari jendela kamarnya. Selebihnya, kamar itu sama seperti kamar-kamar lainnya. Ada sebuah ranjang, lemari kecil juga sepasang meja dengan kursinya yang sederhana. Tapi setidaknya kamar itu punya penghangat dan pendingin ruangan, jadi kamarnya masih terasa nyaman walaupun musim panas sedang berlangsung.
Di sebelah kamar Jiyong, ada sepasang turis dari Australia yang sedang menginap. Wajah kedua turis itu terlihat seperti orang Asia, tapi mereka berkebangsaan Australia, Roseanne dan Bobby nama mereka. Jiyong sempat berpapasan dengan mereka saat ia masuk ke kamarnya tadi. Hanbin bilang, pasangan itu datang ke sana untuk melakukan wisata ekstrim– berselancar, paralayang, memancat tebing sampai terjun lenting. Keduanya terlihat sangat muda dan sangat bersemangat.
Jiyong tidak suka menginap di sebelah kamar pasangan yang sedang berkencan, apalagi kalau penginapan itu tidak punya ruangan kedap suara. Dan malam ini bencana itu terjadi. Jiyong seharusnya tidur malam ini, tapi sekeras apapun ia berusaha, ia terus saja terjaga. Pria itu benar-benar terganggu dengan suara yang Rose dan Bobby ciptakan– semalam suntuk.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Summer Memories
FanfictionKetika jalan ini berakhir, kita harus berpisah. Aku akan merindukanmu, kau pun mungkin akan begitu, tapi tidak apa-apa, selama tidak ada seorang pun yang terluka.