Epilog

1.7K 226 13
                                    

***

Kali ini di sebuah apartemen sederhana dengan dua kamar tidur yang tidak seberapa luas. Yumi baru saja pulang ke rumahnya, tapi ia tidak melihat seorang pun di sana. Lisa belum pulang, gadis yang baru saja di terima bekerja itu tengah sangat sibuk dengan semua tugasnya. Sebelum ia bisa naik ke kursi Hakim seperti orang-orang lain seprofesinya, Lisa masih harus mempelajari banyak hal. Sebelum mulai ikut menilai setiap kasus dan membuat putusannya, ia harus mempelajari banyak sekali kasus lebih dulu. Di bulan-bulan awal masa kerjanya ini, Lisa harus mengawali karirnya dengan membantu Hakim-Hakim seniornya.

"Kapan kau pulang?" tanya Yumi, setelah Lisa menjawab panggilannya di dering ketiga.

"Aku sudah pulang," balas Lisa, disusul suara pintu depan yang baru saja terbuka. "Kenapa eomma menelepon? Khawatir aku akan melarikan diri lagi seperti waktu itu? Jangan khawatir, aku akan langsung di pecat kalau berani membolos," ucap gadis itu sembari mematikan teleponnya kemudian menghampiri ibunya di ruang tengah yang sempit dalam rumahnya. Mereka masih menabung untuk membeli rumah yang lebih bagus, tapi Lisa justru harus menabung untuk membayar hutangnya pada Seunghyun.

"Justru karena itu aku khawatir," balas Yumi. "Kalau kau melarikan diri lagi, kita akan benar-benar jatuh miskin. Kalau kau melarikan diri lagi, aku akan meminta uang pada appamu, aku akan meminta hakmu sebagai satu-satunya keluarga inti ayahmu."

"Eomma hentikan," pinta Lisa, yang enggan bertengkar di saat tubuhnya sudah sangat lelah untuk berdebat. "Aku sangat lelah dan ingin pergi tidur-"

"Sebelum tidur, balas dulu surat ini. Dari Jiyong," ucap Yumi, membuat Lisa membeku di tempatnya berdiri. "Aku hanya melihatnya sebagai seorang anak kecil, tapi kurasa dia cukup dewasa untukmu. Kurasa dia lebih bisa mengendalikanmu dibanding denganku. Dia bahkan tahu kebiasaan datang bulanmu, marah-marah," ucap Yumi yang tentu sudah membaca tulisan Jiyong itu. Tadi sebelum pulang, Yumi sudah cukup tersentuh karena alasan-alasan yang Jiyong tulis.

Kali ini di kamarnya, Lisa duduk di ranjangnya kemudian membuka dua lembar kertas yang Yumi berikan padanya. "Seratus alasan kenapa aku menyukai Lisa" tulis Jiyong untuk judul tugasnya itu. Judul paling paling menggelikan yang pernah Lisa baca seumur hidupnya. Tapi anehnya ia sama sekali tidak bisa menertawakan judul kampungan itu.

***

Seratus alasan kenapa aku menyukai Lisa

1. Dia mendengarkanku
2. Dia tidak memaksaku bicara
3. Senyumnya cantik
4. Matanya menarik
5. Caranya melihat juga menarik
6. Caranya bicara
7. Caranya mendengar
8. Caranya bermimpi
9. Caranya membalas dendam
10. Caranya menggambarkan sesuatu

11. Jari-jari tangannya saat memegang sendok
12. Bentuk bibirnya saat kesal terlihat seperti daisy, kecil dan manis
13. Tatapannya saat sedang memohon yang setenang danau
14. Wajah seriusnya yang sekaku kanvas
15. Perubahan suasana hatinya saat datang bulan seperti roller coaster
16. Caranya marah-marah yang sulit sekali ditebak
17. Caranya meminta maaf setelah marah-marah
18. Caranya menanggapi emosiku
19. Caranya menghiburku
20. Caranya menerima apa yang ku berikan

21. Caranya membalas apa yang ku berikan
22. Nyanyiannya saat menyetir. Suaranya sumbang tapi menghibur
23. Caranya membuat suara sumbang
24. Wajahnya yang kulihat saat bangun tidur. Omong-omong, aku tidak pernah melihatnya bangun tidur, sepertinya dia selalu bangun lebih dulu dariku. Dia selalu bangun sebelum aku sempat melihatnya bangun. Bagaimana menjelaskannya? Pokoknya begitu
25. Caranya mengayuh sepeda
26. Caranya mengeluh saat memboncengku dengan sepedanya
27. Ocehannya saat aku gantian memboncengnya
28. Dia tidak serba tahu, tapi ada banyak sekali hal yang bisa ku bicarakan dengannya
29. Dia sangat penasaran, banyak hal yang membuatnya penasaran
30. Bicara dengannya tidak sekedar membicarakan bagaimana hubungan kami

31. Dia yang tidak pernah mengatakan "aku menyukaimu"
32. Dia yang tidak pernah memintaku mengatakan "aku menyukaimu"
33. Caranya menunjukan rasa sukanya
34. Caranya menerima rasa sukaku
35. Caranya merespon perasaanku
36. Caranya mengomeliku
37. Selera musiknya
38. Caranya mencari pesan dalam sebuah lagu
39. Caranya menanggapi pesan dalam sebuah lagu
40. Caranya menilai manusia

41. Tubuhnya yang gemetar saat marah
42. Langkahnya saat sedang senang
43. Jarinya saat sedang menunjuk janggutku
44. Caranya menyusun pakaian
45. Caranya menjemur pakaian
46. Kebiasaannya memalingkan wajah saat malu
47. Caranya memilih baju
48. Rambut panjangnya yang digelung seperti donat
49. Dia selalu menghabiskan makanannya
50. Dia hanya membeli apa yang bisa langsung dia habiskan, itu artinya dia tidak berlebihan

51. Gerakan kakinya saat mendengarkan lagu
52. Dia berjanji tidak akan meninggalkanku
53. Dia berjanji akan menyalahkanku saat aku memang salah tapi tidak menelantarkanku
54. Seksi (dihapus)
55. Mempesona (dihapus)
56. Dia menggairahkan (dihapus)
54. Aku tidak bisa menulis lagi, aku lelah tqpi aku yakin dia tidak keberatan, karena itu aku menyukainya
55. Caranya memaafkanku kalau aku menyerah?
56. Caranya terkekeh dan mengejek saat aku menyerah
57. Dia mudah sekali tersentuh karena ucapan-ucapan konyolku
58. Mudah sekali membuatnya senang, tapi aku tahu kalau dia tidak bisa benar-benar senang, karena itu aku jadi merasa tertantang untuk terus membuatnya senang... sampai dia muak
59. Aku menyukainya karena menyukainya membuatku bahagia
60-100. Aku menyukainya karena dia adalah Lalisa Kim, karena dia terlihat paling bersinar saat ia menjadi dirinya sendiri.

***
FIN
Sekuelnya ada di Garis Darah

Summer MemoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang