#Tigabelas

17 1 0
                                    

Happy Reading Everyone🌃



»»»

Vano mendatangi keberadaan Rangga yang sedang menggendong Nanda. Ia memarahi Rangga dan refleks Rangga menarik tangan Nanda ke belakang tubuhnya agar tidak terkena cipratan air.

Nanda bingung harus membela siapa, karena mereka berdua memiliki peran di hatinya.

"Pasti lo sengaja kan, bikin Nanda jatoh terus lo yang gendong" gertak Vano.

"Sejak kapan gue bikin Nanda jatoh" balas Rangga dengan santainya. Karena ia tidak bersalah.

"Cukup! Rangga nggak salah! dia nahan aku biar aku ga jatoh. Emang kamu yang ga pernah sadar akan kasih sayang aku ke kamu, perhatian aku, se.mu.a.nya yang aku lakuin gak pernah kamu tengok sedikitpun. Sedangkan dia.. dia ga lakuin apapun ke kamu, tapi kamu lirik. Dia siapa kamu sih Vano..." isak tangis Nanda memenuhi seisi kantin.

Ia beranjak untuk keluar kantin, namun di tahan oleh Vano.

"Nan aku bisa jelasin"

"Cukup, semua ini udah jelas. Gak perlu di jelasin lagi, aku udah muak sama kamu"

Nanda pergi meninggalkan Rangga, Vano, dan Lyena. Ia pergi menuju belakang sekolah untuk menenangkan diri.

Tidak lama kemudian Lyena menghampirinya dan berdiri di belakang kursi yang di duduki Nanda.

"Ekhem.." dehem Lyena. Nanda mengusap air matanya.

"Akhirnya.. gue berhasil juga, liat aja nanti.. bakal ada permainan yang lebih seru" ia menyilangkan tangannya.

"Lyena! mau lo apa sihh.. kenapa lo selalu ngancem gue terus" Nanda mengisak.

"Mau gue? Gue mau lo jauhin Vano, dan.. kenapa gue selalu ngancem lo.. karena lo ga pernah kabulin permintaan gue buat jauhin si Vano!" gertak Lyena.

Di balik itu, ada Nayya dan Alinka yang melihat Lyena dan Nanda bertengkar hebat.

"Oke..  gue bakal usahain buat jauhin Vano, jika rencana lo yang ini berhasil, lo bisa ambil Vano seutuhnya, kalo engga.. pergi jauh jauh dari kehidupan gue sama Vano" Nanda pergi meninggalkan Lyena disana.

"Hah.. liat aja, gue yang bakal menang. Dan lo yang akan pergi dari kehidupan gue dan Vano, tunggu tanggal main selanjutnya princess.." guman Lyena.

***

"Ini tuh gabisa di biarin Nay, kita harus bertindak sebelum terjadi apa apa sama Nanda". Alinka sedang pusing memikirkan keadaan sahabatnya, yaitu Nanda.

"Ya tapi gimana Alin, masa iya kita labrak si Lyena, ntar yang ada Vano yang turun tangan. Lo tau sendiri kan, Vano tuh over protective sama Lyena, kek seakan akan dia tuh punya penyakit keras atau trauma gitu"

"Hmm.. ya juga ya, oiya Nanda kan anak pemilik sekolah ini, masa iya dia terus terusan sembunyiin identitas aslinya"

"Haduuh.. mending kita ngomong sama Nanda aja deh, pusing gue kalo ngomong sama lo".

***

Nanda berjalan di koridor dengan isakan tangis. Ia menuju kelas dengan berat hati. Dan di depan kelas sudah ada Alinka dan Nayya yang berjaga di depan pintu layaknya bodyguard.

"Dari mana aja lo" ketus Nayya.

"D.. dari kantin" jawabnya sembari mengusap air mata.

"Gausa boong Nan, kita udah tau kok kalo lo dari belakang kan" Alinka menepuk pundak Nanda.

"Dan.. lo di ancem sama si Lyena lagi kan," Nanda mengangguk.

"Nan.. mau sampe kapan lo sembunyiin identitas lo. Apa lo ga cape di ancem terus sama Lyena?"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

SheAnanda Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang