-Happy Reading-
***
Intan Pov_
Sebuah sudut yang didominasi putih dan abu-abu berada di sebuah sudut. Tampak asri dengan tanaman rambat pada pagar serta sebidang halaman dengan rumput gajah yang subur.
Ada yang membuat unik rumah ini, pintunya yang berwarna merah. Segala harmonisasi warna yang menyapa ternyata merupakan wujud imajinasi sebuah rumah idaman bagi penghuninya.
Seluruh bentuk jendela, teralis, dan pintu pun dibuat minimalis dan serba putih. jendela yang dibuat panjang sehingga sinar matahari bisa masuk ke dalam rumah, terasa aman dengan teralis besi yang sederhana.
Seorang wanita paruh baya berkisar 40 tahun, tersenyum ke arahku dan aku pun membalas senyumnya lalu kucium tangannya, seorang Ibu yang telah melahirkan 2 anak perempuan.
Dalam rumah berbentuk memanjang ini terlihat Sabrina, adek kesayangan Anev. Dengan leluasa duduk bersandar di sofa sedang menonton televisi Drama Korea favoritnya, penuh antusias dengan bangga memamerkan para tokoh cogan favoritnya. Aku pun terkekeh mendengar Sabrina yang dengan humblenya menerimaku yang baru di kenalnya, seolah kami telah mengenal lama dan aku menganggapnya sebagai adikku sendiri.
Anev langsung menuju kamarnya untuk berganti pakaian dan mencuci mukanya, Anev menyuruhku untuk menunggu di ruang tamu sembari mengobrol dengan Sabrina.
"Intan...".
Panggilnya dan aku pun menoleh kearahnya.
"Aku bantu ibu ku masak dulu untuk makan bersama nanti malam, kamu ingin di masakin apa..?".
Tanyanya padaku, aku berpikir sejenak.
"Tumis kangkung". ucapku padanya.
"Hanya itu masakan yang ingin kamu makan..?".
Menghampiriku dan duduk di atas sofa berada di sebelahku. Aku menggeleng kepala dan menatapnya, Anev tersenyum dan mengusap kepalaku.
"Ya udah, Sabrina akan menemanimu nonton tv".
Pintanya dengan membisikkan ucapan lirih ke telingaku.
"Sayang, aku akan bikin kamu ketagihan dengan masakanku".
Dengan mengedipkan matanya yang genit ke arahku dan bangkit berjalan menuju arah dapur. Aku tekekeh geli oleh sikap manis, genit dan nakalnya.
"Ada aja si Anev membuatku bodoh di depannya". Ucapku lirih.
Dan aku tidak menyadari kalau Sabrina dari tadi ternyata memperhatikan sikap nakal kakaknya padaku. Aku berpura-pura mengalihkan dengan melanjutkan nonton Drakor dan mengambil majalah di bawah meja agar Sabrina tidak mencurigai dengan pertanyaan-pertanyaan konyolnya.
Ah..terlalu ribet jika harus menjawab pertanyaannya, karena aku sendiri saat ini hanya menjalani saja hubunganku bersama Anev, meski Anev selalu memaksa dan meminta kejelasanku atas hubungan ini.
"Kak Anevia pacaran sama mbak Intan..?".
Aku tersentak mendengar pertanyaan Sabrina.
Aku bingung harus menjawab apa, aku menggaruk-garuk tengkukku yang memang tidak gatal.
"Baru kali ini Kakak membawa temannya ke rumah, dan dikenalkan ke keluarga".
Aku tersenyum bangga mendengar penjelasan Sabrina.
"Emang Anev beneran tidak pernah membawa temannya maen ke rumah..?. Dengan penasaranku.
"Hanya mbak Iyanah yang sering kesini itu pun membahas tentang pekerjaan di Kedainya". Papar Sabrina padaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
In Deep My Heart (GXG)
Teen FictionJantung ini masih saja berdetak jika ku ingat kembali namamu. Nama yang sudah terpatri di hati ini, di setiap hembusan nafasku, di setiap aliran darahku, semua hanya tentang dirimu. -Intania Meylan Fridhany Bukan masalah waktu yang lama kenapa tak b...